Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bekasi
Abstract
Pembangunan Kota Bekasi merupakan proses perbaikan yang terus menerus
dilakukan dengan mengelola sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang semakin meningkat akan
memerlukan dana yang semakin tinggi. Oleh karena itu, pemerintah daerah
berupaya menggali sumber dana potensial yang dapat dijadikan sebagai Pendapatan
Asli Daerah (PAD). PAD merupakan sumber pendanaan bagi kabupaten atau kota
yang terbagi atas pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah.
Pajak daerah merupakan kontribusi wajib oleh orang pribadi atau badan usaha
yang digunakan untuk keperluan daerah demi kepentingan kemakmuran rakyat.
Pajak daerah adalah sumber PAD Kota Bekasi. Salah satu penghasilan pajak daerah
tertinggi di Kota Bekasi adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB terdiri atas
perdesaan dan perkotaan yang merupakan pajak atas bumi dan bangunan yang
dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan oleh wajib pajak di Kota Bekasi. Untuk
meningkatkan penerimaan PBB, pemerintah daerah Kota Bekasi melakukan kerja
sama dengan sektor pemerintahan maupun swasta yang dapat memengaruhi tingkat
kepatuhan pembayaran PBB dari wajib pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak masih
belum maksimal dan memengaruhi peningkatan penerimaan PBB di Kota Bekasi,
rata – rata tingkat kepatuhan pembayaran PBB Kota Bekasi yaitu 88,75 persen di
tahun 2020 dan masih bervariasi antar Kecamatan. Tingkat kepatuhan tertinggi 96
persen pada Kecamatan Bekasi Barat dan tingkat kepatuhan terendah 50 persen
pada Kecamatan Bekasi Selatan.
Penelitian ini bertujuan mengukur potensi peningkatan penerimaan PBB,
menganalisis faktor internal dan eksternal kepatuhan wajib pajak membayar PBB,
dan merumuskan strategi peningkatan penerimaan PBB di Kota Bekasi. Jenis data
yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui
wawancara dengan alat bantu kuesioner. Data primer diolah dengan analisis
evaluasi faktor internal (IFE), evaluasi faktor eksternal (EFE), matriks internal
eksternal (matriks IE), dan menentukan alternatif strategi menggunakan kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman (analisis SWOT). Data sekunder diperoleh dari
beberapa literatur, seperti publikasi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Badan
Pusat Statistik (BPS), Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
(Disperkimtan) Kota Bekasi, regulasi kebijakan pemerintah daerah, jurnal dan
literatur lain yang relevan dengan penelitian. Hasil dari penelitian ini menjelaskan
bahwa masih ada potensi peningkatan penerimaan PBB Kota Bekasi sekitar
Rp444.849.110.857,00 dan faktor penting untuk peningkatan penerimaan PBB
Kota Bekasi yaitu mengembangkan jaringan internet dan meningkatkan pelayanan
pembayaran PBB.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]