Analisis ketimpangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi provinsi Banten
Abstract
Pertumbuhan ekonomi merupakan realisasi hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada suatu daerah dalam suatu periode. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tidak terlepas dari perkembangan masing masing kabupaten/kota, dimana masih terjadi perbedaan kegiatan ekonomi yang berakibat kecilnya nilai tambah yang dihasilkan masing masing daerah, sehingga terjadi ketimpangan. Fenomena ketimpangan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten itu sendiri, salah satunya disebabkan oleh perbedaan tenaga kerja, modal dan teknologi, yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Keberadaan tenaga kerja, modal dan teknologi akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi, dan sebaliknya apabila mengabaikannya akan menurunkan produktivitas. Beberapa studi menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja, modal dan teknologi dengan PDRB ternyata mempunyai hubungan yang erat. Adapun tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran pembangunan ekonomi di Provinsi Banten, mengidentifikasi tingkat ketimpangan antar kabupaten/kota serta menganalisa besarnya pengaruh belanja modal, angkatan kerja dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data panel, dengan jumlah individu yang digunakan yaitu 6 kabupaten/kota dalam kurun waktu 8 tahun (2001 - 2008), sehingga jumlah observasi 48, bersumber dari BPS Provinsi Banten. Gambaran pembangunan, ketimpangan, dan faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten dianalisis dengan beberapa metodologi yaitu analisis deskriptif, indeks williamson untuk menggambarkan ketimpangan kabupaten/kota di Provinsi Banten, klassen typologi untuk melihat kesenjangan klasifikasi tiap kabupaten/kota. Dengan analisis regresi metode fixed effect akan diketahui faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hasil perhitungan dengan analisis indeks williamson menunjukkan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 di provinsi terjadi ketimpangan antar kabupaten/kota yang meningkat yaitu dari 0,63 sampai dengan 0,67, begitu juga berdasarkan klassen typologi hanya Kota Tangerang dan Kota Cilegon yang termasuk dalam daerah maju dan cepat tumbuh. Hasil analisis menunjukkan bahwa belanja modal, angkatan kerja berpengaruh nyata positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun angka melek huruf tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten. Hasil estimasi dari variabel-variabel bebas, angkatan kerja mempunyai nilai elastisitas yang terbesar yaitu sebesar 0,73 dan belanja modal pemerintah sebesar 0,11. Angkatan kerja relatif lebih elastis terhadap pertumbuhan ekonomi diharapkan pemerintah Provinsi Banten perlu memberikan perhatian lebih supaya produktivitas dan kualitasnya semakin meningkat.