Potensi Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya Sebagai Bahan Antibakteri Pada Edible Film Berbasis Pektin
Date
2022-08-26Author
Sobarsa, Herza Govina
Suyatma, Nugraha Edi
Kusumaningrum, Harsi Dewantari
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemasan memegang peranan penting dalam menjaga keamanan dan umur simpan produk pangan. Pengembangan teknologi memungkinkan kemasan berkembang dari kemasan pasif yang hanya melindungi produk pangan dari luar tetapi juga menjadi kemasan aktif. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pengembangan edible film dalam beberapa tahun terakhir. Edible film merupakan lapisan tipis yang dicetak dalam bentuk lembaran dan dibuat dari bahan yang berasal dari sumber pangan. Bahan edible film biasanya dapat berupa biopolimer yang dirancang dengan menggunakan bahan biologis seperti hidrokoloid (polisakarida, protein, dan alginat), lipid (asam lemak dan asil gliserol), dan turunannya. Edible film mampu bertindak sebagai penghalang terhadap uap air, oksigen, cahaya, lipida dan kontaminan mikroorganisme yang memicu kerusakan produk pangan. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan edible film adalah pektin. Namun demikian harus dikombinasi dengan bahan pangan lainnya yang memiliki sifat antibakteri, salah satunya adalah kulit daun lidah buaya.
Kulit daun lidah buaya memiliki kandungan senyawa bioaktif yang sudah teridentifikasi adalah polifenol, saponin, antrakuinon, sterol, acemann. Penelitian sebelumnya ekstrak kuit daun lidah buaya mampu menghambat pertumbuhan Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Klebsiella sp., Aspergillus niger, candida, dan Escherichia coli Produksi lidah buaya di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 19.828 ton. Sekitar 33% (6721 ton) berupa kulit daun lidah buaya yang menjadi limbah serta belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian tentang pembuatan edible film dari pektin kulit jeruk sebagai polisakarida utama dengan penambahan ekstrak kulit daun lidah buaya sebagai senyawa antibakteri belum dilakukan. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan kombinasi antara konsentrasi ekstrak kulit daun lidah buaya dan pektin kulit jeruk untuk menghasilkan edible film antibakteri yang memiliki sifat mekanis terbaik.
Penelitian ini terdiri dari dua tahapan, tahap pertama yaitu pembuatan ekstrak kulit lidah buaya menggunakan pelarut ethanol 96% lalu digunakan untuk menentukan MIC terbaik. Tahap kedua adalah pembuatan edible film dari pektin kulit jeruk dan ditambahkan ekstrak kulit daun lidah buaya sebagai sumber senyawa bioaktif antibakteri. Edible film dari tahap kedua kemudian dilakukan pengujian terhadap ketebalan film, kekuatan dan Tarik film, Water Vapor Transmission Rate (WVTR), dan aktivitas antibakteri. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan software SPSS dengan Analisa sidik ragam ANOVA dan uji lanjut Duncan Mutiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95% (α 0,05).
Ekstrak kulit daun lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus sp. Penambahan ekstrak kulit daun lidah buaya berpengaruh terhadap warna, ketebalan, elongasi dan aktivitas antibakteri, namun tidak berpengaruh terhadap WVTR, kuat tarik dan elastisitas edible film. Penambahan ekstrak kulit daun lidah buaya sebesar 4 x MIC menunjukkan hasil terbaik dengan nilai kuat tarik sebesar 0,878 MPa., elongasi sebesar 75,56%, elastisitas sebesar 1,16 MPa., ketebalan 0,153 mm, WVTR sebesar 22,53 g/m2, daya hambat 31,85 mm, nilai L* 18,61; a* 0,98; b*29,57; E* 38,63; C* 33,59; dan H* -87,23.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2272]