Strategi Pengembangan Usaha Tani Padi Organik di Kabupaten Serdang Bedagai
Abstract
Provinsi Sumatera Utara memiliki lahan yang sangat subur untuk
pertanaman padi serta cukup potensial untuk pengembangan pertanian organik.
Produk beras organik sudah dikembangkan di Provinsi ini bahkan sudah
mendapatkan sertifikasi dari Penjaminan Mutu Organik (PAMOR). Salah satu
sentra padi organik yang dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara adalah sentra
padi organik di Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu Kecamatan Perbaungan (di Desa
Lubuk Bayas dan Desa Tanah Merah) dan di Kecamatan Teluk Mengkudu (di Desa
Pematang Setrak). Pelaksanaan pengembangan padi organik di Kabupaten Serdang
Bedagai ini cukup prospektif, namun belum didukung oleh penelitian mengenai
agribisnis padi organik, terutama yang dikaitkan dengan aspek kewilayahan
(spasial). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan padi
organik di Kabupaten Serdang Bedagai yang juga melihat pola spasialnya.
Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut mencakup
identifikasi existing lokasi lahan sawah padi organik melalui citra satelit dan
analisis ANN untuk melihat pola spasial antar subsistem agribisnis, kemudian
analisis R/C rasio usahatani, dan analisis AWOT untuk mendapatkan prioritas
strategi dalam upaya pengembangan usaha tani padi organik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan pertanian yang
dikembangkan di Kabupaten Serdang Bedagai saat ini baru mencapai 13,31 ha.
Adapun hasil analisis ANN menunjukkan bahwa pola sebaran lahan sawah dan
subsistem agribisnis padi organik ada dua, yaitu dispersed (menyebar) dan
clustered (mengelompok), dan lokasi antar subsistem jaraknya saling berdekatan.
Kondisi ini sangat menguntungkan karena dapat memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan cost baik dari produksi maupun transportasi karena antara lokasi
bahan baku dan lokasi pasar saling berdekatan. Hal ini diperkuat dengan hasil
analisis R/C rasio dari masing-masing desa pengembang padi organik, dimana R/C
rasio untuk Desa Tanah Merah bernilai 1,36, Desa Lubuk Bayas bernilai 1,39, dan
Desa Pematang Setrak bernilai 1,48 atau paling tinggi yang artinya lebih efisien dan
menguntungkan dibandingkan dengan dua desa sebelumnya. Sementara itu, dari
hasil analisis AWOT diperoleh tiga prioritas utama untuk strategi pengembangan
padi organik, yaitu (1) mempertahankan kualitas melalui perbaikan kemasan dan
sertifikasi beras untuk meningkatkan daya tarik konsumen untuk membeli, (2)
melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat atau petani mengenai
konversi lahan dan manfaat beras organik, serta (3) memperluas jaringan dan
jangkauan pasar. North Sumatra Province has fertile soil for rice cultivation and potential area
for developing organic agriculture. Organic rice products have been developed in
the province and have received certification from the Organic Quality Assurance
(PAMOR). One spot of the organic rice centers in the province is Serdang Bedagai
Regency, located in Perbaungan District (in Lubuk Bayas Village and Tanah Merah
Village) and in Teluk Mengkudu District (in Pematang Setrak Village). Although
implementing organic rice development in the Serdang Bedagai Regency is entirely
prospective, however, it has not yet been supported by a research on organic rice
agribusiness, especially those associated with regional (spatial) aspects. This study
aims to develop a strategy for developing organic rice in the Serdang Bedagai
Regency which also looks at the spatial pattern.
The method to answer these objectives includes identifying existing organic
rice paddy fields through satellite imagery and ANN analysis to see spatial patterns
between agribusiness subsystems, then R/C ratio analysis of farming and AWOT
analysis to obtain strategic priorities to develop rice farming. Organic.
The results show that the area of agricultural land developed in the Serdang
Bedagai Regency currently only reaches 13.31 ha. The ANN analysis results show
two distribution patterns of paddy fields and organic rice agribusiness subsystems,
namely dispersed and clustered patterns, and the locations between the subsystems
are close to each other. This condition is very beneficial because it can maximize
profits and minimize costs from production and transportation, since raw materials
and market locations are close to each other. This benefit is reinforced by the results
of the R/C ratio analysis of each organic rice developing village, where the R/C
ratio for Tanah Merah Village is 1.36, Lubuk Bayas Village is 1.39, and Pematang
Setrak Village is 1.48 or the more efficient and profitable compared to the previous
two villages. Meanwhile, from the AWOT analysis, it found that there are three
main prioritized strategies for the organic rice development in Serdang Bedagai
Regency, namely (1) maintaining quality system through improved packaging and
rice certification and to increase consumer attractiveness to buy, (2) providing
guidance and counseling to the community or farmers regarding land conversion
land hazard and benefits of organic rice, and (3) expanding the network and market
reach.
Collections
- MT - Agriculture [3781]