Pengaruh Peningkatan Langkah Harian terhadap Status Gizi, Kesehatan dan Kebugaran Fisik Wanita dengan Kelebihan Berat Badan
Date
2022Author
Harun, Iriyani
Riyadi, Hadi
Briawan, Dodik
Khomsan, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas terus meningkat dalam
beberapa dekade terakhir yang menimbulkan masalah yang cukup serius dan telah
menjadi epidemi di tingkat global yang memiliki kontribusi terhadap beberapa
penyakit tidak menular (PTM). Trend peningkatan nya juga terlihat di Indonesia
yang lebih banyak dialami oleh wanita dibandingkan dengan pria. Ketidakaktifan
fisik menjadi salah satu penyebabi tingginya angka prevalensi kelebihan berat
badan dan obesitas karena mayoritas populasi di dunia mempunyai aktivitas fisik
yang tidak memadai sebagaimana pedoman yang telah direkomendasikan oleh
WHO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh peningkatan
langkah harian berdasarkan durasi terhadap perubahan status gizi, status kesehatan
(profil lipid dan tekanan darah) dan kebugaran fisik (VO2max) wanita dengan
kelebihan berat badan dan obesitas
Penelitian ini terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah studi survei
untuk melihat profil aktivitas fisik subjek dan tahap kedua adalah menganalisis
intervensi pengaruh penambahan program latihan berjalan kaki kedalam langkah
harian dengan menggunakan desain quasi experiment comparison two group pre posttest design yang terbagi ke dalam 2 kelompok perlakuan yaitu: kelompok
latihan berjalan kaki 60 menit (perlakuan 1) dan kelompok yang latihan berjalan
kaki 40 menit (Perlakuan 2). Semua kelompok melakukan latihan berjalan kaki
dengan intensitas heart rate 50%-75% dari heart rate maksimal (HRM) dengan
frekuensi 5 kali per minggu selama 12 minggu. Kedua kelompok perlakuan juga
mendapatkan edukasi gizi yang dilaksanakan 2 kali dalam sebulan dengan durasi
60-90 menit per sesi melalui zoom meeting.
Jumlah langkah dari program latihan berjalan kaki akan diakumulasikan
dengan total langkah harian yang dilakukan selama 24 jam. Subjek dalam penelitian
ini adalah mahasiswi dari IPB yang berstatus aktif terpilih sebanyak 61 orang untuk
penelitian tahap pertama, selanjutnya untuk tahap intervensi terpilih sebanyak 40
orang. Terdapat 2 orang yang drop out sehingga tersisa 38 orang yang dianalisis
sampai akhir penelitian.
Hasil analisis menunjukkan bahwa setengah dari subjek berusia 23-25 tahun
(54,1%). Lebih dari setengah subjek (65,6%) mempunyai jenjang pendidikan
formal strata dua (S2). Sebanyak 45,5% subjek tidak memiliki riwayat obesitas
akan tetapi terdapat 23,0% yang mempunyai riwayat obesitas dari kedua orang
tuanya. Rata-rata uang saku subjek terbanyak (59,0%) berada pada kisaran >Rp.
1.000.000 – Rp. 1.500.000. Berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
mayoritas subjek (77,0%) berada dalam kategori obesitas dan kelebihan berat badan
sebanyak 23,0%. Sebanyak 55,7% subjek mempunyai kebiasaan olahraga dan
44,3% subjek tidak memiliki kebiasaan olahraga dengan jenis olahraga yang paling
sering dilakukan adalah berjalan kaki (19,7%) dan joging (14,8%). Sebagian besar
subjek (32,8%) hanya melakukan olahraga hanya 1 kali per minggu dengan durasi
setiap kali sesi olahraga yakni kurang dari 1 jam. Sebanyak 73,8% subjek memiliki
physical activity level (PAL) tergolong rendah dan 83,6% memiliki rata-rata
langkah harian tergolong kurang (<7000 langkah).
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata
peningkatan langkah harian antara kedua kelompok (P<0,05) yang berarti
kelompok perlakuan 1 mempunyai peningkatan langkah harian lebih besar yakni
sebesar 10621±1841 langkah per hari dibanding kelompok perlakuan 2 yaitu
7200±1616 langkah per hari. Terdapat perbedaan signifikan pada perubahan
antropometri meliputi Indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, RLPP antar kedua
kelompok (P<0,05), akan tetapi untuk variabel berat badan tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan (P>0,05). Jika dianalisis berdasarkan kelompok sebelum
dan sesudah intervensi maka terjadi penurunan yang jauh lebih besar pada
kelompok perlakuan 1 untuk semua komponen antropometri dibandingkan dengan
kelompok perlakuan 2.
Untuk perubahan pada komposisi tubuh hasilnya menunjukkan terdapat
perbedaan perubahan pada lemak viseral dan massa lemak antar kedua kelompok
(P<0,05) akan tetapi untuk persen lemak tubuh, massa otot serta total body water
tidak menunjukan perbedaan yang signifikan (P>0,05). Jika dianalisis berdasarkan
kelompok sebelum dan sesudah intervensi maka terlihat perubahan signifikan untuk
persen lemak tubuh (PLT), lemak viseral dan massa lemak pada kelompok
perlakuan 1 (P<0,05), sedangkan kelompok perlakuan 2 tidak terjadi perubahan
signifikan. Hasil uji statistik pada variabel status kesehatan yakni komponen profil
lipid menunjukkan tidak terjadi perbedaan bermakna antar kedua kelompok
(P>0,05), akan tetapi ada kecenderungan penurunan pada LDL dan peningkatan
HDL pada kelompok perlakuan 1 walaupun tidak bermakna secara statistik
dibanding perlakuan 2. Tidak terdapat perbedaan pada perubahan sistolik dan
diastolik (P>0,05), akan tetapi ada kecenderungan penurunan pada sistolik diakhir
intervensi di kedua kelompok walaupun tidak signifikan perubahannya.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikedua kelompok pada komponen
kebugaran fisik (VO2max) (P>0,05), namun jika dianalisis sebelum dan sesudah
intervensi terjadi peningkatan yang lebih besar pada perlakuan 1 dibandingkan
dengan perlakuan 2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan
program latihan berjalan kaki berdurasi lebih lama yakni 60 menit per sesi
(perlakuan 1) dengan frekuensi 5 kali per minggu dan intensitas sedang (50%-75%
dari HR maksimal mampu menigkatkan total langkah harian lebih banyak yaitu
10.621 langkah per hari dan efektif menurunkan komponen antropometri (BB, IMT,
LP dan RLPP) dan juga bodi komposisi (persen lemak tubuh, lemak viseral dan
massa lemak) serta meningkatkan komponen kebugaran fisik (VO2max)
dibandingkan dengan latihan yang berdurasi pendek yakni 40 menit per sesi
(perlakuan 2) yang hanya mampu meningkatkan total langkah sebesar 7200 langkah
per hari dan hanya berpengaruh terhadap komponen antropometri (BB, IMT, LP
dan LP). Tidak terjadi perubahan pada komponen profil lipid dan tekanan darah
subjek pada kedua kelompok. The prevalence of overweight and obesity has continued to increase in recent
decades, which has caused quite a serious problem and has become a global
epidemic that contributes to several non-communicable diseases (NCDs). An
increasing trend also occurs in Indonesia, which is experienced by more women
than men. Lack of physical activity is one of the causes of the high prevalence of
overweight and obesity because the majority of the world's population does not
have inadequate physical activity as recommended by WHO. This study aimed to
analyze the effect of increasing daily steps based on duration on changes in status,
health status (lipid profile and blood pressure), and physical fitness (VO2max) in
overweight and obese women.
This research is divided into two stages. The first stage is a survey study to
identify the subject's physical activity profile, and the second stage is to analyze the
intervention of an additional a walking exercise program in daily steps using a
quasi-experimental design comparison of two groups of pre-post test designs, which
were divided into two treatment groups: the walking exercise for 60 minutes
(Treatment 1) and walking exercise for 40 minutes (Treatment 2). All groups did a
walking exercise with a heart rate of 50%-75% of maximum heart rate (HRM) with
a frequency of five times per week for 12 weeks. The two treatment groups also
received nutrition education held twice a month with a duration of 60-90 minutes
per session through zoom meetings.
The number of steps from the walking exercise program accumulated by the
total daily steps taken for 24 hours. The subjects in this study were students from
IPB with active status selected as many as 61 people for the first phase of research,
then for the intervention phase, 40 people were selected. Two people dropped out,
so the remaining 38 people were analyzed until the end of the study.
The results of the analysis showed that half of the subjects were aged 23-25
years (54.1%). More than half of the subjects (65.6%) were graduate students. As
many as 45.5% of the subjects did not have a history of obesity but there were
23.0% who had a history of obesity from both parents. Most of the subjects (59.0%)
had an average allowance of >Rp. 1.000.000 – Rp. 1,500,000. Based on the
calculation of Body Mass Index (BMI) most of the subjects (77.0%) were in the
obese category and 23.0% were overweight. A total of 55.7% of the subjects had
the habit of exercising and 44.3% of the subjects did not have the habit of exercising
with the most frequent types of exercise being walking (19.7%) and jogging
(14.8%). Most of the subjects (32.8%) only exercised once per week with the
duration of each training session less than one hour. A total of 73.8% of subjects
had a low level of physical activity (PAL) and 83.6% had an average daily step of
less (<7000 steps).
The results of the statistical test showed that there was a significant difference
in the average daily step increase between the two groups (P<0,05), which means
that treatment group 1 had a more daily step increase of 10,621±1841 steps per day
compared to treatment group 2, which was 7200±1616 steps per day. There were
significant differences in anthropometric changes, including body mass index
(BMI), abdominal circumference, and WtHR between the two groups (P<0,05), but
the body weight variable did not show a significant difference (P>0,05). If analyzed
by group before and after the intervention, there was a much more significant
decrease in treatment group 1 for all anthropometric components compared to
treatment group 2.
For changes in body composition, the results showed that there were
differences in changes in visceral fat and fat mass between the two groups (P<0,05)
but in percent body fat, muscle mass, and total body water there was no significant
differences (P>0.05). ). If analyzed by the group before and after the intervention,
there were significant changes in percent body fat, visceral fat, and fat mass in
treatment group 1 (P<0,05), meanwhile in treatment group 2 there was no
significant change. The results of statistical tests on the health status variable,
namely the lipid profile component, showed that there was no significant difference
between the two groups (P>0,05), but there was a tendency to decrease LDL and
increase HDL in treatment group 1, although not statistically significant compared
to treatment 2. There was no significant difference in systolic and diastolic changes
(P>0,05), but there was a tendency for a decrease in systolic at the end of the
intervention in both groups, although the changes were not significant.
There was no significant difference between the two groups in the component
of physical fitness (VO2max) (P>0,05), but if analyzed before and after the
intervention, there was a more significant increase in treatment 1 compared to
treatment 2. From the results of this study, it can be concluded that the addition of
a walking exercise program with a longer duration of 60 minutes per session
(treatment 1) with a frequency of five times per week and moderate intensity (50%-
75% of maximum HR can increase the total daily steps more, namely 10,621 steps
per day and effectively reduce the component anthropometry (BB, BMI, LP, and
RLPP) as well as body composition (percent body fat, visceral fat and fat mass) as
well as increasing the physical fitness component (VO2max) compared to shortduration exercises of 40 minutes per session (treatment 2) which only able to
increase the total steps by 7200 steps per day and only affects the anthropometric
components (BB, BMI, LP, and LP). There was no significant difference in the lipid
profile and blood pressure in both groups.
Collections
- DT - Human Ecology [537]