Model Komunikasi Pemberdayaan Wanita Tani pada Program Urban Farming di Kota dan Kabupaten Bogor
Date
2022Author
Oktarina, Selly
Sumardjo, Sumardjo
Purnaningsih, Ninuk
Hapsari, Dwi Retno
Metadata
Show full item recordAbstract
Adanya peningkatan penduduk dan konversi lahan menyebabkan terbatasnya
lahan yang berdampak produktivitas lahan menjadi lemah terhadap penyediaan pangan.
Selama ini, urban farming telah dikomunikasikan namun masih terbatas yang diduga
berkaitan dengan diseminasi sehingga memerlukan program pengembangan alternatif
di masyarakat. Pada pelaksanaan program urban farming, wanita tani memanfaatkan
lahan yang kurang produktif dan pekarangan dengan menanam sayuran. Keterlibatan
wanita tani pada program urban farming merupakan bagian proses pemberdayaan.
Pemberdayaan terus digalakkan sejak dilakukan sosialisasi pada kelompok wanita
tani, pemberian motivasi, inventarisasi kelompok tani dan pendampingan kelompok.
Dilihat dari perspektif komunikasi, wanita tani dilibatkan langsung untuk
berpartisipasi melaksanakan pesan pembangunan berupa program urban farming.
Penyampaian pesan berupa aktivitas urban farming, dapat dilakukan secara
langsung oleh penyuluh maupun melalui pemanfaatan media komunikasi.
Keberhasilan komunikasi tergantung pada proses komunikasi yang terkait dengan
komunikasi yang efektif dimana adanya pemahaman yang sama antara komunikator
(pemberdaya) dengan komunikan (wanita tani). Urban farming memiliki
karakteristik yang khas sehingga program urban farming dapat dilakukan pada
berbagai tipologi wilayah, hal ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antar
wilayah. Pembagian tipologi wilayah urban farming berdasarkan kenampakan
wilayah dan aksesibilitas (kategori Badan Pusat Statistik/BPS), maka lokasi
program urban farming dibagi menjadi tiga yaitu urban, semi urban dan rural. Hal
ini menunjukkan bahwa program urban farming tidak hanya dilakukan di kota
tetapi pinggiran kota dan desa yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan wanita tani. Oleh karena itu, penelitian ini penting dilakukan
dengan mengkaji komunikasi partisipatif dalam memberdayakan wanita tani
sehingga menjadi berdaya dan berdampak terhadap pendapatan pada program
urban farming serta faktor-faktor yang memengaruhinya, merancang model dan
strategi yang tepat dalam meningkatkan keberdayaan wanita tani.
Paradigma yang digunakan pada penelitian ini adalah post positivistik dengan
jenis penelitian yaitu survey explanatory. Penelitian dilaksanakan di Kota dan
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dengan pertimbangan bahwa keduanya
adalah kota penyangga ibukota dan bagian dari kesatuan wilayah mega-city
Jabodetabek. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster sampling berdasarkan
klaster kelurahan dan zona wilayah. Zona wilayah pada penelitian ini dibagi
menjadi tiga tipologi yaitu (1) urban (2) semi urban dan (3) rural. Sampel penelitian
berjumlah 226 orang dari 516 orang populasi. Jenis data yang dikumpulkan berupa
data primer dan data sekunder melalui teknik wawancara dengan panduan kuisioner.
Pengolahan dan analisa data menggunakan menggunakan skor, uji beda Mann
Whitney, Regresi Linier dan model Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi pelaksanaan
program urban farming banyak melibatkan banyak tokoh di masyarakat yang
digambarkan dalam dua model komunikasi yaitu top down dan participatory.
Proses komunikasi yang terjadi pada program urban farming di Kota dan
Kabupaten Bogor merupakan model komunikasi participatory disebut juga
komunikasi konvergen yang menekankan pemahaman bersama melalui dialog.
Komunikasi partisipatif dalam pemberdayaan wanita tani pada program urban
farming sudah efektif yang ditunjukkan efektifnya suasana dialog dan tingkat
konvergensi wanita tani di Kota dan Kabupaten Bogor. Hasil uji beda menyatakan
terdapat perbedaan komunikasi partisipatif antara Kota dan Kabupaten Bogor.
Faktor-faktor yang memengaruhi tingginya komunikasi partisipatif adalah luas
lahan, pemanfaatan media komunikasi dan dukungan lembaga.
Wanita tani pada pelaksanaan program urban farming sudah cukup berdaya.
Wanita tani memiliki kemampuan dalam mencari dan memilih informasi yang
bermanfaat bagi kepentingan individu dan kelompok serta mampu menghasilkan
produk yang baik dan berkualitas. Selain itu, wanita tani sudah memanfaatkan
teknologi secara kreatif dan inovatif meskipun masih belum memiliki kemampuan
dalam membangun jejaring kolaborasi serta menjalin kerja sama dan kemitraan.
Hasil uji beda menyatakan terdapat perbedaan keberdayaan antara Kota dan
Kabupaten Bogor. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberdayaan wanita
tani pada program urban farming adalah komunikasi partisipatif dan dukungan
lembaga.
Program urban farming belum berdampak banyak terhadap pendapatan
wanita tani. Akan tetapi, program urban farming sudah berdampak terhadap
produktivitas usahatani yang ditunjukkan bahwa wanita tani cukup terbantu dan
menikmati hasil usahatani berupa sayuran sehat dan tanaman obat dari pekarangan.
Wanita tani sudah melakukan pengolahan produksi, meskipun masih sedikit dan
terbatas sesuai pesanan dan saat pameran saja. Hasil uji beda menyatakan tidak
terdapat perbedaan dampak urban farming antara Kota dan Kabupaten Bogor.
Penyusunan model untuk menentukan strategi yang tepat dalam
meningkatkan keberdayaan wanita tani, dilihat melalui tiga jalur yaitu pemanfaatan
media komunikasi dan dukungan lembaga berpengaruh langsung dan tidak
langsung terhadap pemberdayaan serta komunikasi partisipatif berpengaruh
langsung terhadap pemberdayaan. Strategi komunikasi untuk meningkatkan upaya
pemberdayaan wanita tani pada program urban farming di Kota Bogor adalah: a)
melakukan intensifikasi lahan pekarangan secara optimal, b) peningkatan
keterampilan dalam bentuk Teknologi Tepat Guna, c) peningkatan pencarian
informasi melalui pemanfaatan media digital, forum, konvensional dan cetak, d)
meningkatkan akses dan dukungan pasar, e) meningkatkan akses dan dukungan
tokoh masyarakat formal dan informal, f) meningkatkan akses kerjasama dari
berbagai pihak, g) meningkatkan pengetahuan dalam pengolahan produksi. Strategi
komunikasi wanita tani peningkatan keberdayan wanita tani di Kabupaten Bogor
adalah: a) peningkatan pendidikan formal wanita tani melalui kejar paket C, b)
melakukan intensifikasi lahan pekarangan dan kelompok secara optimal, c)
meningkatkan pengetahuan dalam pengolahan produksi, d) peningkatan kerjasama
lembaga pemasaran agar hasil produksi dapat terdistribusi secara baik sehingga
menambah pendapatan wanita tani, e) peningkatan akses dan dukungan tokoh
masyarakat formal dan informal. f) peningkatan akses dan dukungan dinas terkait.
Collections
- DT - Human Ecology [542]