Performa dan Status Fisiologis lkan Komet (Carassius auratus auratus) dalam Sistem Akuaskap dengan Jenis Tanaman Air yang Berbeda
Date
2022Author
Indriani, Rafiatun
Hadiroseyani, Yani
Diatin, Iis
Nugraha Isma Fitri, Media
Metadata
Show full item recordAbstract
Secara alami, ikan hidup sebagai bagian dari ekosistem perairan dan
berinteraksi harmonis dengan lingkungannya yang terdiri dari komunitas biotik dan
faktor lingkungan abiotik. Kegiatan produksi ikan untuk tujuan komersial
umumnya menghadirkan komunitas biotik dengan jenis tertentu saja, terutama pada
budidaya monospesies yang menciptakan komunitas biotik tidak lengkap sehingga
untuk mencapai target kinerja produksi diperlukan pengelolaan yang intensif.
Perkembangan terakhir, tanaman air telah mulai dilibatkan dalam kegiatan
pemeliharaan ikan sesuai tujuannya yaitu sebagai agen bioremediasi, estetika
dalam akuarium ikan hias dan akuaskap serta multikrop dalam sistem akuaponik.
Akuaskap merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah ketidakharmonisnya dan ketidak-seimbangnya kehidupan organisme ikan dalam akuarium,
dengan adanya sistem ini ikan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya
dengan baik dan tanaman memanfaatkan air yang kaya akan nutrien sebagai
biofiltrasi. Ikan komet (Carassius auratus auratus) merupakan ikan hias yang
memiliki kendala dalam sistem pemeliharaan dikarenakan mudah terancam
penyakit seperti virus, jamur dan parasit (Argulus). Pemeliharaan ikan komet yang
terkena penyakit bersamaan dengan tanaman air membuat ikan sembuh dari
penyakitnya menandakan terdapat peran tanaman air yang positif bagi kehidupan
ikan.
Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
menggunakan 11 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali, sebagai perlakuan
adalah pemeliharaan ikan dalam sistem akuaskap. Kontrol adalah ikan yang
dipelihara tanpa tanaman air (P0), sedangkan perlakuan lainya dengan jenis
tanaman air berbeda yaitu P1 (Altenanthera bettzickiana), P2 (Alternanthera
reineckii), P3 (Cryptocoryne cordata), P4 (Cabomba furcata), P5 (Echinodorus
amazon), P6 (Ludwigia sp.), P7 (Mayaca fluviatilis), P8 (Pogostemon stellatus), P9
(Rotala indica), P10 (Sagitaria subulata). Ikan komet dengan panjang total 6,5 ±
0,073 cm dan bobot 9,1 ± 0,1 g, dipelihara pada kepadatan awal 1 ekor per 1,5 L
air dalam sistem akuaskap. Sistem akuaskap yang digunakan adalah akuarium
berukuran 50x20x40 cm yang diisi pasir Malang setebal 7,5 cm di bagian dasar
sebagai media tanam untuk tanaman air dan diisi air sebanyak 15 L serta diberi satu
titik aerasi. Pemeliharaan berlangsung selama 45 hari dengan pemberian pakan
buatan komersial berbentuk pellet jenis terapung PF 800. Pakan diberikan sebanyak
3 kali sehari dengan metode at satiation. Selama pemeliharaan dilakukan
penyiponan kotoran di dasar wadah dan pergantian air 10% setiap hari.
Parameter uji yang diamati meliputi kinerja pertumbuhan (tingkat
kelangsungan hidup (TKH), jumlah konsumsi pakan (JKP) dan laju pertumbuhan
spesifik (LPS)), jumlah sel kromatofor, kimia darah (glukosa darah, konsentrasi
hemoglobin, konsentrasi hemotokrit, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah
putih), kondisi jaringan hati dan parameter kualitas air.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai TKH, pemeliharaan ikan dengan
tanaman air mampu mempertahankan kelangsungan hidup ikan yang tinggi.
Terdapat tujuh jenis tanaman yang mendukung kelangsungan hidup tertinggi yaitu
100%. Nilai LPS ikan juga lebih tinggi pada pemeliharaan dengan tanaman air
terutama pada lima jenis tanaman yang digunakan sementara nilai JKP tidak
berbeda untuk semua perlakuan. Jumlah sel kromatofor tertinggi terdapat pada ikan
dengan tanaman air Pogostemun stellatus sebesar 765,9±49,8 sel kromatofor,
sedangkan jumlah sel kromatofor terendah terdapat pada perlakuan P0 (Kontrol).
Pemeliharaan ikan dengan tanaman air meningkatkan jumlah sel darah merah,
sel darah putih, hemoglobin dan hematokrit. Dibandingkan dengan kontrol hanya
pada ikan dengan tanaman air Rotala indica yang memiliki nilai SDM yang berbeda
nyata. Jumlah sel darah putih juga meningkat pada ikan yang dipelihara dengan
tanaman air dan berbeda nyata kecuali pada tanaman Altenanthera bettzickiana
serta menunjukan kadar gula darah ikan yang lebih rendah dibandingan tanpa
tanaman air.
Kehadiran tanaman air Cabomba furcata, Rotala indica dan Sagitaria
subulata mampu meningkatkan nilai SOD ikan komet secara signifikan
dibandingkan dengan kontrol. Sementara nilai MDA tidak berbeda untuk semua
perlakuan.
Parameter kualitas air pada saat penelitian yaitu suhu berkisar antara 27-28°C,
pH berkisar antara 5,7-6,8, DO berkisar antara 6-7 mg/L dan TDS (Total Dissolve
Solid) berkisar 90-220 mg/L, berdasarkan baku mutu nilai kualitas air menunjukan
kelayakan untuk budidaya ikan komet.
Pemeliharaan ikan komet (Carassius auratus auratus) dengan tanaman air
memperbaiki tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik dan respons
fisiologis ikan, tanaman air terbaik yang dapat direkomendasikan adalah tanaman
Rotala indica dan Sagitaria subulata. Naturally, fish is a part of aquatic ecosystem that interacts harmonically with
the environment, containing biotic and abiotic environmental factors. Fish
production activity for commercial purpose commonly provides only a certain
biotic community, specifically in a mono-species culture that creates incomplete
biotic community, therefore an intensive management is necessary to gain the
production performance target. Based on the current development, aquatic plants
have been involved in fish maintenance following their purpose as a bioremediation
agent, aquarium aesthetics, and multi-crops in the aquascape system. Aquascape
system is an alternative way to overcome unharmonized and unbalanced Aquascape
system is an alternative way to overcome the fish life disharmony and imbalance in
the aquarium, where as fish can maintain their life well and plants can take
advantage of nutrient-rich water as biofiltration. Comet goldfish (Carassius auratus
auratus) is an ornamental fish that has a maintenance system problem due to disease
threats in the culture environment caused by viruses, fungi, and Argulus parasite.
Therefore, comet disease-infected goldfish maintained along with aquatic plants
results in a fully-healed fish from the disease, which appoints the aquatic plant
positive roles for fish life.
This study method used a completely randomized design with eleven
treatments and three replications. As a treatment, fish were maintained in a
controlled aquascape system with different aquatic plant species (P0), namely P1
(Altenanthera bettzickiana), P2 (Alternanthera reineckii), P3 (Cryptocoryne
cordata), P4 (Cabomba furcata), P5 (Echinodorus amazon), P6 (Ludwigia sp.), P7
(Mayaca fluviatilis), P8 (Pogostemon stellatus), P9 (Rotala indica), and P10
(Sagitaria subulata).
Comet goldfish with a total length of 6.5 ± 0.073 cm and a weight of 9.1 ±
0.1 g, were maintained at a density of one fish per 1.5 L water in aquascape system.
The aquascape system was constructed from a 50x20x40 cm aquarium filled with
lava rocks at 7.5 cm thickness on the base as a planting medium for aquatic plants
and 15 L water equipped with an aeration. Maintenance was performed for 45 days,
along with the feeding using a floating pellet PF800 commercial feed. Fish were
fed three times a day until apparent satiation. During maintenance period,
syphonization was performed by taking the dirt away from the aquarium base and
10% water exchange every day.
Parameters observed included growth performance (survival rate, feed intake,
and specific growth rate), total chromatophore cells, blood chemistry (blood
glucose, hemoglobin concentration, hematocrit concentration, total erythrocytes,
and total leucocytes), liver histological condition, and water quality.
Based on the survival rate parameter, fish maintained with aquatic plants
could sustain high survival rate level. There were seven aquatic plant types
supported the highest survival rate at 100%. The specific growth rate was also
higher in the maintenance treatment with aquatic plants, mainly on five aquatic
plant maintenance treatments. Meanwhile, the feed intake had no different level on
all treatments. Furthermore, the highest total chromatophore cells was obtained
from fish maintained with P. stelatus aquatic plant at 765.9±49.8 cells, while the
lowest chromatophore cells was found on the P0 (control) treatment.
Fish maintained with aquatic plants obtained increased total erythrocytes,
total leucocytes, hemoglobin, and hematocrit. Compared to control, only fish
maintained with R. indica aquatic plant that obtained a significant difference on the
total erythrocytes value. Moreover, the total leucocytes also increased in fish
maintained with various aquatic plants by showing a significant difference, except
in the A. bettzickiana aquatic plant treatment, which also obtained a lower blood
glucose level than control treatment.
The existence Cabomba furcata, Rotala indica and Sagitaria subulata could
increase the SOD level in coment goldfish significantly from the control treatmeny.
However, the MDA value had a contradictory effect compared to the SOD level.
The water quality parameter in this study was remained at a temperature of
27-28 °C, a pH of 5,7-6,8, a DO of 6-7 mg/L and a TDS (total dissolved solid) of
90-220 mg/L, following the water quality standard for comet goldfish culture.
This study concludes that aquatic plants improve the fish survival rate,
specific growth rate at similar feed intake compared to without aquatic plants. Fish
response physiological, aquatic plants optimum that can be recommended are
Rotala indica and Sagitaria subulata.
Collections
- MT - Fisheries [3011]