Analisis Kelayakan Finansial Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah (Studi Kasus Bank Sampah Warung Jambu Bersih Kota Bogor)
Abstract
Sampah yang sudah tidak dapat dipergunakan, kadaluwarsa, rusak, tidak memiliki nilai dan menjadi timbunan barang, masih bisa memiliki nilai ekonomis yang dapat dijual kembali dengan adanya bank sampah. Pada tahun 2021 rata-rata timbulan limbah Kota Bogor sebesar 245.9 ribu ton dan rata-rata timbulan limbah perharinya sebesar 673 ton. Pengelolaan sampah melalui bank sampah dapat memperbaiki perekonomian masyarakat, menambah lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan. Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu: (1) menganalisis kelayakan investasi mendirikan bank sampah dari aspek kriteria kelayakan investasi di Bank Sampah Warung Jambu Bersih, dan (2) menganalisis bagaimana kondisi kelayakan investasi bank sampah ketika terjadi adanya perubahan pada harga, produksi output, dan jumlah nasabah di Bank Sampah Warung Jambu Bersih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis biaya manfaat untuk menganalisis kelayakan finansial dan analisis nilai pengganti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Berdasarkan analisis kelayakan finansial dengan umur proyek selama 10 tahun, proyek pengelolaan sampah Bank Sampah Warung Jambu Bersih layak untuk dijalankan. Masing-masing nilai NPV Rp 30.362.792,97; BCR 4,17; IRR 38,4%, dan PP 3,17 Tahun. (2) Jumlah minimum agar bank sampah layak untuk dijalankan yaitu dengan produksi sampah minimum sebesar 469,8 kg/minggu, maksimum penurunan harga plastik sebesar Rp 492,5 /kg, dan minimum jumlah nasabah sebanyak 39 rumah tangga. Waste that is no longer usable, expired, damaged, has no value and becomes a pile
of goods, but still have economic value that can be resold with a waste bank. In 2021 the
average waste generation of Bogor City is 245.9 thousand tons and the average daily waste
generation is 673 tons. Waste management through waste banks can improve the
community's economy, increase job opportunities, and increase public awareness to always
protect the environment. This study aims to: (1) analyze the investment feasibility of
establishing a waste bank from the aspect of the investment feasibility criteria at the Bank
Sampah Warung Jambu Bersih, and (2) analyze the condition of the investment feasibility
of a waste bank when there are changes in prices, output production, and the number of
customers at the Bank Sampah Warung Jambu Bersih. The method used in this research is
cost benefit analysis to analyze financial feasibility and switching value analysis. The
results of this study indicate that: (1) Based on a financial feasibility analysis with a project
v
5
life of 10 years, the waste management project of the Warung Jambu Bersih Waste Bank
is feasible to run. Each NPV value is IDR 28,925,048.33; BCR 5.37; IRR 38,4%, and PP
3.17 Years. (2) The minimum amount so that the waste bank is feasible to run is with a
minimum waste production of 453.9 kg/week, a maximum reduction in plastic prices of Rp
472.5/kg, and a minimum number of customers as many as 39 households.