Analisis Pengelolaan Food Waste Rumah Tangga di Kampung Kebon Kopi, Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor.
Abstract
Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (2021) menyatakan bahwa komposisi sampah yang mendominasi di Indonesia adalah sampah sisa makanan sebesar 40,6%. Kampung Kebon Kopi RW 10, Desa Cibanteng merupakan kawasan pemukiman yang memiliki permasalahan sampah antara lain masyarakatnya masih membuang sampah dalam kondisi tercampur antara sampah organik dan anorganik, tidak memiliki Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sementara (TPS) yang layak, sehingga sampah rumah tangga yang dihasilkan dibuang ke lahan kosong serta masih banyak masyarakat Kampung Kebon Kopi yang membuang sampahnya ke sungai. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi timbulan dan nilai kehilangan food waste, mengkaji faktor pendorong dan penghambat masyarakat dalam menghasilkan food waste, dan menganalisis alternatif kebijakan pengelolaan food waste rumah tangga yang dapat dilakukan di Kampung Kebon Kopi RW 10. Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode SNI 19-3964-1994 dan Purposive Sampling. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan harga bahan mentah dan bahan matang, analisis deskriptif, dan Multi Criteria Decision Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan food waste rumah tangga di Kampung Kebon Kopi RW 10 terhitung sebesar 319.631,18 kg/tahun, dengan komposisi timbulan food waste terbesar ialah nasi. Faktor pendorong masyarakat dalam menghasilkan food waste paling banyak yaitu faktor sosial dan budaya, sedangkan faktor penghambat terbanyak yaitu faktor agama. Alternatif pengelolaan food waste yang diminati berdasarkan preferensi masyarakat ialah pembuatan pupuk kompos sederhana menggunakan larutan gula dan EM4. Selain itu, berdasarkan analisis MCDA, dapat direkomendasikan alternatif terbaik untuk pengelolaan food waste di Kampung Kebon Kopi ialah menggunakan Maggot BSF (Black Soldier Fly). Kata kunci: konsumsi, nilai kehilangan, pemborosan sumberdaya, timbulan sampah. States that the composition of waste that dominates in Indonesia is food waste at 40,6%. The Kebon Kopi RW 10, Cibanteng Village is a residential area that has waste problems such as the community still disposes of garbage in a mixed condition between organic and inorganic waste, and does not have a proper Temporary Waste Disposal Site (TPS), so that household waste is generated thrown into vacant land, and there are still many people in Kebon Kopi Village who throw their garbage into the river. This research aims to estimate the generation and value of food waste loss, examine the factors that encourage and inhibit society in producing food waste, and analyze alternative household food waste management that can be carried out in Kampung Kebon Kopi RW 10. The sampling method of this study used the SNI 19-3964-1994 method and Purposive Sampling. The data analysis method used in this research is the approach to the price of raw materials and cooked materials, descriptive analysis, and Multi Criteria Decision Analysis. The results showed that household food waste generation in Kampung Kebon Kopi RW 10 was 319,631.18 kg/year, with rice is largest composition of food waste generation. The driving factor for the community in producing the most food waste is social and cultural factors, while the most inhibiting factor is the religious factor. Alternative food waste management that can be desired based on community preferences is the manufacture of simple compost using a solution of sugar and EM4. In addition, based on MCDA analysis, it can be recommended that the best alternative for food waste management in Kampung Kebon Kopi is to use Maggot BSF (Black Soldier Fly). Keywords: consumption, loss value, waste of resources, waste generation