Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Pemilihan Pola Kemitraan Peternak Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Sukabumi
Date
2022Author
Iskandar, Muhammad Taufan
Sehabudin, Ujang
Amanda, Dea
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah penghasil ayam ras pedaging terbesar di Jawa Barat. Dalam menjalankan usaha ternak ayam ras pedaging, peternak dihadapkan dengan risiko harga dan risiko produksi.
Terdapat dua pola kemitraan yang berkembang di Kabupaten Sukabumi yaitu pola perusahaan inti rakyat (PIR) dan pola makloon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme kemitraan peternak ayam ras pedaging pola PIR dan makloon di Kabupaten Sukabumi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pemilihan pola kemitraan peternak ayam ras pedaging di Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis regresi logistik biner. Pada kemitraan pola PIR petermak mendapat pasokan sarana produksi ternak dengan harga yang disepakati secara kredit dari perusahaan. Sedangkan pada pola makloon peternak mendapat pasokan sarana produksi yang ditanggung perusahaan. Peternak makloon mendapatkan bantuan biaya operasional dan insentif dengan syarat peternak wajib kualitas produksi dari perusahaan. Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap pemilihan pola kemitraan PIR adalah populasi ternak dan pendapatan usahaternak. Sukabumi Regency is one of the largest broiler producing areas in West Java. In running a broiler business, farmers are faced with price risks and production risks. To minimize risk, farmers run their livestock businesses by establishing partnerships. There are two partnership patterns that have developed in Sukabumi Regency, namely the core-plasma partnership (CPP) pattern and the makloon pattern. This study aims to analyze the mechanism of partnership between broiler breeders with CPP and makloon patterns in Sukabumi Regency and analyzing the factors that influence the decision to partner with broiler breeders in Sukabumi Regency by using descriptive analysis methods and binary logistic regression analysis. In the CPP partnership, the breeder gets a supply of livestock production facilities at an agreed price on credit from the company. Meanwhile, in the makloon pattern, the farmers receive the supply of production facilities which are borne by the company. Makloon breeders get operational cost assistance and incentives on condition that the breeders are required to produce quality production from the company. The results show that the factors that have a significant effect on the selection of the CPP partnership pattern are population and income.