Pengelolaan Spasial Perikanan Purse Seine dalam Penangkapan Tuna di WPPNRI 573
Abstract
Sumber daya pesisir dan laut termasuk sumber daya perikanan Tuna merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peran penting bagi industri Indonesia di bidang perikanan. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan sumber daya perikanan adalah dengan mengatur dan mengelola kegiatan penangkapan ikan, salah satunya adalah pemetaan wilayah penangkapan ikan berdasarkan tata ruang perikanan. Pendugaan daerah penangkapan ikan tuna dilakukan melalui pendekatan parameter oseanografi seperti suhu permukaan laut dan klorofil-a. Hasil tangkapan tuna sebagian besar ditangkap menggunakan alat tangkap Purse Seine. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola tangkapan, memetakan wilayah persebaran penangkapan ikan tuna dan mengetahui dinamika dan musim penangkapan ikan tuna di WPPNRI 573.
Penelitian dilakukan di WPPNRI 573 (Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia). Hasil tangkapan alat tangkap Purse Seine di WPPNRI 573 selama 5 tahun menunjukkan nilai CPUE tuna cakalang 6,77 ton/trip, tuna sirip kuning 1,32 ton/trip dan tuna mata besar 1,12 ton/trip. Daerah penangkapan ikan tuna di WPPNRI 573 lebih dominan di wilayah selatan pulau Jawa yaitu Samudera Hindia. Nilai rata-rata SPL yang diperoleh pada WPPNRI 573 adalah 29,44oC dengan rentang nilai minimum 26,76oC dan nilai maksimum 32,32oC, sedangkan untuk konsentrasi klorofil-a nilai rata-rata yang diperoleh adalah 0,19 mg/m3 dengan rentang nilai minimum 0,08 mg/m3 dan nilai maksimum 0,95 mg/m3. Model MaxEnt memprediksi area penangkapan ikan tuna yang lebih tinggi selama musim timur dibandingkan dengan musim barat. Pengelolaan selama 5 tahun batasan ikan yang dapat ditangkap untuk tuna cakalang adalah 146.782,69 ton, tuna sirip kuning 32.590,69 ton dan tuna mata besar 26.041 ton. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan untuk tuna cakalang adalah 117.426 ton, tuna sirip kuning 26.072 ton dan tuna mata besar 20.833 ton.
Collections
- MT - Fisheries [3019]