Analisis Keberlanjutan Pendanaan Badan Layanan Umum Terhadap Pendapatan Petani Kopi di Desa Cinanggela Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Untuk meningkatkan produktivitas kopi, diperlukan upaya pemeliharaan, seperti perawatan, pembersihan lahan, pemupukan, dan penyepingan. Semua langkah tersebut memerlukan biaya yang cukup besar. Untuk itu, petani kopi Desa Cinanggela membutuhkan pinjaman dana agar produktivitas dan pendapatannya meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembiayaan yang diberikan oleh BLU kepada petani kopi di Desa Cinanggela. Pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder. Kemudian, telaah dilakukan menggunakan program Microsoft Office Excel dan Metode Multi Dimensional Scaling melalui perangkat lunak Rapid Appraisal for Fisheries (Rapfish). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan, yakni pendapatan petani meningkat menjadi Rp 1.175.660 per ha per tahun dengan hasil produksi sebesar 1.081 kg/ha/tahun. Artinya, pemeliharaan pohon kopi di Desa Cinanggela termasuk pada usaha tani yang menguntungkan dengan R/C ratio 1,37. Sementara itu, hasil analisis keberlanjutan pada dimensi ekonomi menunjukkan status cukup keberlanjutan dengan indeks 56,71. Dimensi ekologi menunjukkan status kurang berkelanjutan dengan nilai 49,93. Dimensi sosial menunjukkan status keberlanjutan terendah, yaitu 44,09 dengan nilai atribut penjualan kopi (2,4), partisipasi masyarakat (3,2), dan frekuensi konflik antarpetani (2,6). Rendahnya nilai pada beberapa atribut inilah yang perlu dijadikan masukan kepada Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) sebagai penerus pembiayaan yang sebelumnya
dilakukan oleh BLU. Coffee is one of the most important commodities traded widely in the world. To increase coffee productivity, maintenance efforts are needed such as maintenance, land clearing, fertilization, and cultivation. All of these steps require a large amount of money. For this reason, Chinese coffee farmers need loan funds to increase their productivity and income. This study aims to determine the results of the financing provided by BLU to coffee farmers in Cinanggela Village. Data collection includes primary and secondary data. Then, the study was carried out using the Microsoft Office Excel program and the Multi-Dimensional Scaling Method through the Rapid Appraisal for Fisheries (Rapfish) software. The results obtained indicate that there is a significant increase in the income of farmers, increased by Rp1.175.660 per ha per year with a production yield of 1.081 kg per ha per year. This means that the
maintenance of coffee trees in Cinanggela Village is included in profitable farming with an R/C ratio of 2.94. Meanwhile, the results of the sustainability analysis on the economic dimension show sufficient sustainability status with an index of 56.71. The ecological dimension shows a less sustainable status with a value of 49.93. And the social dimension shows the lowest sustainability status, namely 44.09 with the attribute value of coffee sales (2.4), community participation (3.2), and the frequency of conflicts between farmers (2.6). The low values of some of these attributes need to be used as inputs to the Environmental Fund Management Agency (BPDLH) as the successor to the financing previously carried out by BLU.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]