Faktor-Faktor Ketercapaian Praktik Pemberian Makan pada Anak Baduta di Perdesaan, Perkotaan, dan Indonesia
Date
2022-08Author
Putra, Muh. Guntur Sunarjono
Dewi, Mira
Kustiyah, Lilik
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masalah gizi yang masih berada di atas target dan memiliki keterkaitan terhadap praktik pemberian makan anak yang tidak memadai baik dari kuantitas maupun kualitas makanan. Hal ini dapat tercermin pada beberapa indikator yaitu pengenalan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), keragaman pangan minimal atau Minimum Dietary Diversity (MDD), frekuensi makan minimal atau Minimum Meal Frequency (MMF), frekuensi minimal pemberian susu pada anak yang tidak diberi ASI atau Minimum Milk Feeding Frequency for non-breastfed children (MMFF), diet minimal yang dapat diterima atau Minimum Acceptable Diet (MAD) dan konsumsi pangan kaya zat besi dan/atau fortifikasi zat besi. Kandungan energi dan zat gizi pada ASI saat anak usia 6 bulan mengalami penurunan dalam pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi sehingga anak perlu diberikan MP-ASI untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Selain itu, dispraritas pembangunan di perdesaan dan perkotaan masih terjadi yang memiliki pengaruh terhadap durasi lama pendidikan, pengetahuan masyarakat, tingkat kesejahteraan, dan ketahanan pangan wilayah. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketercapaian praktik pemberian makan pada anak baduta di perdesaan, perkotaan, dan Indonesia.
Penelitian cross sectional ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 di 33 hingga 34 provinsi di Indonesia. Pengolahan dan analisis data dilakukan pada bulan November 2021 hingga Januari 2022. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah anak yang berusia 6-23 bulan, berdomisili di pedesaan dan perkotaan, serta memiliki kelengkapan data yang diteliti. Adapun kriteria eksklusi adalah anak yang berusia kurang dari 6 bulan dan lebih dari 23 bulan, tidak memiliki kelengkapan data yang diteliti, dan praktik pemberian makan anak yang tidak rasional. Jumlah subjek pada penelitian adalah sebesar 4.783 orang, dengan subjek di perdesaan sebesar 2.393 orang dan perkotaan sebesar 2.390 orang. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji deskriptif, uji bivariat seperti uji beda (Mann-Whitney test) dan uji hubungan (Chi-square test dan Spearman test), serta uji multivariat (uji regresi logistik berganda).
Sebaran subjek berada di perdesaan maupun perkotaan dengan sebagian besar masih berada dalam kondisi kemiskinan yang ditandai dengan indeks kekayaan tergolong sangat miskin dan miskin cukup tinggi, ibu rumah tangga, tingkat pendidikan orang tua tergolong pendidikan menengah, paparan media sudah tergolong baik, berada pada wilayah geografis Jawa, Bali, dan Sumatra, serta hampir semua anak baduta memiliki ayah yang bekerja. Sebagian besar anak berusia 12-17 bulan, urutan kelahiran kedua hingga keempat, berjenis kelamin laki-laki, dan anak masih diberi ASI.
Prevalensi praktik pemberian makan pada anak baduta yang sesuai rekomendasi di perkotaan tergolong lebih tinggi seperti pengenalan MP-ASI sebesar 81,5%, MDD sebesar 60,6%, MMF sebesar 83,9%, MMFF sebesar 86,9%, MAD sebesar 52,8%, dan konsumsi pangan kaya zat besi dan/atau pangan yang difortifikasi zat besi sebesar 75,8% dibandingkan anak yang berada di perdesaan. Namun, secara umum prevalensi praktik pemberian makan pada anak baduta di Indonesia yang sesuai rekomendasi masih perlu untuk ditingkatkan yang tercermin pada indikator praktik pemberian makan pada anak seperti pengenalan MP-ASI sebesar 79,8%, MDD sebesar 53,9%, MMF sebesar 79,2%, MMFF sebesar 77,9%, MAD sebesar 45,3%, dan konsumsi pangan kaya zat besi dan/atau pangan yang difortifikasi zat besi sebesar 70,6%.
Hasil analisis multivariat terkait faktor-faktor ketidaktercapaian pengenalan MP-ASI di perdesaan (OR=5,694; OR=8,945) dan perkotaan (OR=11,700; OR=15,750) adalah usia anak sedangkan faktor-faktor ketidaktercapaian pengenalan MP-ASI di Indonesia adalah status bekerja pada ibu (OR=1,666) dan usia anak (OR=7,570; OR=11,258). Faktor-faktor ketidaktercapaian MDD di perdesaan adalah urutan kelahiran (OR=1,217; OR=1,683). Namun, secara umum faktor-faktor ketidaktercapaian MDD di Indonesia adalah wilayah geografis (OR=1,283; OR=1,240) dan urutan kelahiran (OR=1,562).
Ketidaktercapaian MMF di perdesaan dipengaruhi oleh faktor usia anak (OR=1,326), sedangkan di perkotaan dipengaruhi oleh faktor status menyusui (OR=2,190). Namun, faktor-faktor ketidaktercapaian MMF di Indonesia adalah urutan kelahiran (OR= 1,332) dan status menyusui (OR=1,444). Selain itu, faktor-faktor ketidaktercapaian MMFF di perdesaan adalah usia anak (OR=2,454; OR= 4,548) dan urutan kelahiran (OR=2,584; OR= 2,071), sedangkan di perkotaan adalah urutan kelahiran (OR=1,456). Namun, secara umum faktor-faktor ketidaktercapaian MMFF di Indonesia adalah usia anak (OR=2,539) dan urutan kelahiran (OR=2,303; OR=1,896).
Faktor wilayah geografis (OR=1,415) dan usia anak (OR=1,337; OR=1,629) di perdesaan memiliki pengaruh terhadap ketidaktercapaian MAD, sedangkan Ketidaktercapaian MAD pada anak baduta di perkotaan dipengaruhi oleh faktor urutan kelahiran (OR=1,667). Namun, secara umum faktor-faktor ketidak-tercapaian MAD di Indonesia adalah wilayah geografis (OR=1,395) dan urutan kelahiran (OR=1,173; OR=1,613). Selain itu, faktor-faktor ketidaktercapaian terhadap konsumsi pangan kaya akan zat besi dan/atau pangan yang difortifikasi zat besi di perdesaan (OR=1,398), perkotaan (OR=1,358), dan Indonesia (OR=1,361) adalah status menyusui.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia maupun instansi terkait penting untuk lebih memperhatikan faktor sosial demografi dan ekonomi rumah tangga serta faktor anak yang memengaruhi praktik pemberian makan anak yang tercermin dalam pengembangan program sehingga diharapkan dapat meningkatkan praktik pemberian makan anak yang sesuai rekomendasi. Selain itu, disarankan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktik pemberian makan pada anak secara kualitatif serta penilaian konsumsi pangan anak secara kuantitatif.
Collections
- MT - Human Ecology [2247]