Pengaruh Komunikasi Siswa SMK dengan Orang tua, Guru, dan Teman Sebaya terhadap Kematangan Kariernya di Kabupaten Tangerang
Abstract
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah jenjang menengah yang bertujuan mengembangkan kemampuan siswa agar siap dan diterima di dunia kerja. Realita yang terjadi angka pengangguran lulusan SMK masih mengalami peningkatan, misalnya di tahun 2019 sebesar 10,30% dan naik menjadi 13,50% di tahun 2020 (BPS 2022). Hal ini menandakan ketidaksiapan lulusan SMK dalam menghadapi persaingan. Ketidaksiapan ini dapat terlihat dari kebingungan dan ketakutan siswa menentukan pilihan karier dan angka kematangan karier yang rendah. Orang tua, guru, dan teman sebaya termasuk faktor eksternal yang memengaruhi kesiapan dan kematangan ini. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif didukung data kualitatif. Kuesioner dibagikan kepada 84 siswa SMK kelas XII di SMKN 3 Kabupaten Tangerang, SMKN 9 Kabupaten Tangerang, SMK PGRI 1 Balaraja, dan SMK Bani Usman Manunggal. Data terbagi menjadi data kematangan karier dan komunikasi. Data kematangan karier dianalisis secara deskriptif menggunakan SPSS versi 21.0, sedangkan data komunikasi dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan Smart PLS 3.0.
Hasil menunjukkan bahwa (1) kematangan karier siswa SMK mayoritas berada pada kategori sedang sebesar 59,52%, 29,79% kategori rendah dan 10,71% kategori tinggi. Artinya siswa sudah mempunyai kecukupan minimal dalam beradaptasi menghadapi keputusan setelah lulus. Tampak dari dimensi concern dan consultation, tapi belum memiliki kesiapan dalam dimensi confidence dan curiosity yang kategorinya masih sangat rendah; (2) komunikasi siswa dengan teman sebaya memperoleh nilai rata-rata indeks tertinggi dibandingkan orang tua dan guru, dari semua dimensi, yaitu keterbukaan, empati, sikap positif, dukungan dan kesetaraan. Mayoritas siswa juga lebih banyak memilih guru non BK (Bimbingan Konseling) sebagai tempat cerita dibandingkan dengan guru BK, alasannya siswa merasa lebih dekat, nyaman dan tidak takut; (3) komunikasi siswa dengan guru ini berpengaruh signifikan terhadap kematangan kariernya sehingga kegiatan bimbingan dan layanan konseling karier menjadi hal penting untuk dilakukan di sekolah, karena komunikasi siswa dengan orang tua dan teman sebaya justru tidak berpengaruh signifikan terhadap kematangan kariernya. Vocational High School is a secondary school that aims to develop students' abilities to be ready and accepted in the world of work. The reality is that the unemployment rate for vocational school graduates is still increasing, for example in 2019 it was 10.30% and increased to 13.50% in 2020 (BPS 2022). This indicates the unpreparedness of SMK graduates in facing competition. This unpreparedness can be seen from the confusion and fear of students making career choices and low career maturity rates. Parents, teachers, and peers include external factors that influence this readiness and maturity. The research was conducted with a quantitative approach supported by qualitative data. Questionnaires were distributed to 84 students of class XII SMK at SMKN 3 Tangerang Regency, SMKN 9 Tangerang Regency, SMK PGRI 1 Balaraja, and SMK Bani Usman Manunggal. The data is divided into career maturity and communication data. Career maturity data were analyzed descriptively using SPSS version 21.0, while communication data were analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with Smart PLS 3.0.
The results show that (1) the majority of vocational students' career maturity are in the medium category by 59.52%, 29.79% in the low category and 10.71% in the high category. This means that students already have a minimum adequacy in adapting to decisions after graduation. It can be seen from the dimensions of concern and consultation, but does not yet have readiness in the dimensions of confidence and curiosity whose categories are still very low; (2) students' communication with peers obtained the highest average index score compared to parents and teachers, from all dimensions, namely openness, empathy, positive attitude, support and equality. The majority of students also prefer non-guidance and counseling teachers (Guidance Counseling) as a place for stories compared to BK teachers, the reason is that students feel closer, comfortable and not afraid; (3) communication between students and teachers has a significant effect on career maturity so that guidance and career counseling services are important things to do in schools, because student communication with parents and peers does not have a significant effect on career maturity.
Collections
- MT - Human Ecology [2190]