Estimasi Tingkat Keasaman Air Hujan berdasarkan Konsentrasi CO2, SO2, dan NO2 Wilayah Rural dan Sub-Urban (Studi Kasus: Bogor)
Date
2022Author
Lero, Maria Venita Dominica
Hidayat, Rahmat
Turyanti, Ana
Metadata
Show full item recordAbstract
Hujan asam merupakan salah satu fenomena yang menunjukkan dampak pencemaran udara terhadap lingkungan. Tingkat keasaman air hujan dapat diketahui melalui pengukuran pH air hujan. Namun, observasi dan ketersediaan data tingkat keasaman air hujan masih sangat terbatas. Salah satu metode untuk mengetahui tingkat keasaman air hujan melalui pendugaan berdasarkan konsentrasi polutan. Penelitian ini bertujuan mengestimasi tingkat keasaman air hujan berdasarkan konsentrasi polutan CO2, SO2, dan NO2 di wilayah sub-urban dan rural. Titik sub-urban dalam penelitian ini adalah Baranangsiang, Kota Bogor, dan titik rural adalah Cibeureum, Puncak-Bogor. Metode yang digunakan adalah pendekatan hukum kimia Henry terkait kelarutan gas dalam air. Asumsi dalam penelitian ini bahwa CO2, SO2, dan NO2 diduga berpengaruh pada konsentrasi ion hidrogen (H+). Hasil penelitian menunjukkan wilayah sub-urban memiliki potensi tingkat keasaman air hujan yang lebih tinggi, yaitu berkisar dari 4 – 5, dibandingkan dengan wilayah rural, berkisar dari 4,5 – 5,5. Titik rural dan sub-urban menghasilkan nilai estimasi di bawah pH normal air hujan menunjukkan keduanya berpotensi untuk terjadi hujan asam, tetapi dengan tingkat keasaman yang berbeda. Perbandingan hasil estimasi dan data observasi tingkat keasaman air hujan di titik rural menunjukkan kesesuaian yang cukup baik dengan koefisien korelasi sebesar 0,49. Perbedaan hasil estimasi dan observasi pada periode Juni – September disebabkan kandungan kation yang dapat menetralkan air hujan, seperti Ca2+ dan NH4+. Perbedaan hasil estimasi dan observasi pada periode Februari – Mei disebabkan pengenceran akibat tingginya curah hujan. Acid rain is a phenomenon that shows the impact of air pollution on the environment. The acidity of rainwater can be determined by measuring the pH of rainwater. However, observation and availability of rainwater acidity data is still rare. One method to determine the acidity of rainwater is through estimation based on pollutant concentrations. This study aims to estimate the acidity of rainwater based on concentrations of CO2, SO2, and NO2 in sub-urban and rural areas. The sub-urban point in this study is Baranangsiang, Bogor City, and the rural point is Cibeureum, Puncak-Bogor. The method used is Henry's chemical law approach related to the solubility of gases in water. The assumption in this study is that CO2, SO2, and NO2 are thought to influence the concentration of hydrogen ions (H+). The results showed that sub-urban areas have a higher potential for acidity of rainwater, ranging from 4 to 5, compared to rural areas, ranging from 4.5 to 5.5. Rural and sub-urban points produce estimated values below the normal pH of rainwater indicating both have the potential for acid rain to occur, but with different acidity levels. Comparison of the estimation results and observation data on the acidity of rainwater at rural points shows a good match with a correlation coefficient of 0.49. The difference in the estimation and observation results in the June – September period is due to the content of cations that can neutralize rainwater, such as Ca2+ and NH4+. The difference in estimation and observation results in the February – May period is due to dilution due to high rainfall.