Pekerja Bike to work di DKI Jakarta: Manfaat Finansial dan Ekonomi
Abstract
Aktivitas pembakaran bahan bakar fosil pada sektor transportasi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbanyak kedua di Indonesia. Masyarakat mulai menyadari pentingnya melakukan aksi mitigasi bencana iklim, salah satunya melalui active transportation (berjalan kaki, bersepeda, dan skuter listrik) yang berpotensi menjadi solusi untuk mengurangi emisi GRK di sektor transportasi. Sejak 2019, bersepeda mulai banyak ditemui di DKI Jakarta, terutama pada kalangan pekerja atau biasa disebut ‘bike to work’. Dukungan fasilitas bersepeda dari instansi pemerintah dan swasta menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris dari manfaat mitigasi iklim di sektor transportasi melalui bike to work. Secara khusus penelitian ini mengidentifikasi karakteristik pekerja bike to work’, motif utama mereka, dan mengestimasi manfaat finansial dan ekonominya. Metode penelitian meliputianalisis deskriptif, regresi logistik multinomial, analisis perubahan biaya perjalanan, dan metode clean development mechanism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja bike to work didominasi pemuda kalangan menengah ke atas dan berkeluarga dengan tipe full bike to work, berjarak tempuh lebih dari 25 km dan waktu tempuh kurang dari satu jam. Bike to work menghemat biaya perjalanan hingga Rp 43 miliar/ tahun dan mereduksi emisi CO2 hingga 2099 tCO2e/tahun atau senilai Rp 62,97 juta/tahun.