Interaksi Tata Kelola Pemerintahan dan Investasi Pertanian
Date
2022-07-22Author
Gobel, Muhammad Rizq
Rifin, Amzul
Novianti, Tanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Menyediakan fundamen jangka panjang sektor pertanian untuk peningkatan produktivitas secara terus menerus dan stabil, membutuhkan peningkatan dukungan investasi pada sektor pertanian. Meningkatkan produktivitas pertanian di negara berkembang, dilakukan upaya dalam perbaikan teknologi dan ketersediaan input. Upaya tersebut lebih fokus pada penyediaan produk nyata, seperti modal fisik dan teknologi pertanian modern untuk modernisasi (fokus sebagian besar program bantuan internasional), peralatan irigasi, dan pupuk kimia. Namun para peneliti menyadari bahwa pencapaian yang nyata sulit dicapai kecuali jika didukung oleh tata kelola yang baik. Peran pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjaga tata kelola pemerintahan yang baik sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan interaksi tata kelola pemerintahan dan investasi pertanian di Asia Tenggara, mengukur tingkat alokasi investasi pertanian di Asia Tenggara-9 dan menganalisis pengaruh tata kelola pemerintahan terhadap investasi pertanian di Asia Tenggara-9. Mengukur tingkat investasi pertanian dengan menggunakan analisis rasio investasi pertanian (AIR). Menggunakan data dari AIR sebagai investasi pertanian, kemudian dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui dampak tata kelola menggunakan analisis regresi data panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari Asia Tenggara-9 selama 18 tahun periode 2002 hingga 2019. Hasil penelitian ini adalah secara keseluruhan tingkat alokasi dana investasi pertanian masih rendah yaitu dibawah 16 persen pada tahun 2019 dari total pendapatan sektor pertanian. Selanjutnya, sebesar 99,8% nilai investasi pertanian dapat dijelaskan oleh gross domestic product (GDP), political stability and absence of violence/terrorism (PSVT), voice and accountability (VA), corruption perception index (CPI), investment freedom (IF) dan agricultural land (AL) sedangkan sisanya sebesar 0,15% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. Bukti lain ditemukan bahwa dampak positif tertinggi terhadap investasi pertanian adalah indeks persepsi korupsi (CPI). Selain itu, terdapat fakta bahwa situasi politik (PSVT) yang stabil di Asia Tenggara-9 memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap investasi pertanian. Providing the long-term foundation of the agricultural sector for continuous and stable productivity improvement, requires increased investment support in the agricultural sector. Increasing agricultural productivity in developing countries, efforts are made to improve technology and availability of inputs. These efforts focus more on providing tangible products, such as physical capital and modern agricultural technology for modernization (the focus of most international aid programs), irrigation equipment, and chemical fertilizers. However, researchers recognize that real achievement is difficult to achieve unless it is supported by good governance. The role of the government in creating a conducive environment for maintaining good governance is very much needed. This study aims to describe the interaction of governance and agricultural investment in Southeast Asia, measure the level of allocation of agricultural investment in Southeast Asia-9 and analyze the effect of governance on agricultural investment in Southeast Asia-9. Measuring the level of agricultural investment by using agricultural investment ratio analysis (AIR). Using data from AIR as an agricultural investment, further analysis was carried out to determine the impact of governance using panel data regression analysis. The data used in this study is data from Southeast Asia-9 for 18 years from 2002 to 2019. The results of this study are that the overall level of allocation of agricultural investment funds is still low, which is below 16 percent in 2019 of total agricultural sector income. Furthermore, 99.8% of the value of agricultural investment can be explained by gross domestic product (GDP), political stability and absence of violence/terrorism (PSVT), voice and accountability (VA), corruption perception index (CPI), investment freedom (IF). ) and agricultural land (AL) while the remaining 0.15% is explained by other variables not included in this research model. Other evidence found that the highest positive impact on agricultural investment is the corruption perception index (CPI). In addition, there is a fact that the stable political situation (PSVT) in Southeast Asia-9 has a significant negative influence on agricultural investment.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]