Kajian Dampak Pemanasan Global dan Analisis Energi melalui Metode Life Cycle Assessment (LCA) di Industri Semen PT. SBI Pabrik Cilacap
Date
2022-07Author
Achmad, Imron Sahali
Purwanto, Mohamad Yanuar Jarwadi
Siregar, Kiman
Metadata
Show full item recordAbstract
Beton (concrete) adalah salah satu bahan buatan manusia yang banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan karena ketahanannya, ketersediaannya dan
tidak memerlukan perawatan dalam penggunaannya. Bahan baku utama dalam
pembuatan beton adalah semen, yang hingga saat ini belum ada penggantinya.
Namun demikian, proses produksi semen memerlukan energi yang besar dan
diketahui sebagai salah satu penyebab potensi dampak pemanasan global (Global
Warming Potential/GWP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
inventori, potensi dampak pemanasan global, dan energi yang dibutuhkan
sepanjang sistem produk semen, sehingga dapat ditemukan hotspot dalam sistem
produk semen.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2021 dengan menggunakan
metode Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave.
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah dari data laporan produksi
perusahaan dalam satu tahun. Data lain diperoleh dari literatur ilmiah, pustaka,
laporan dan database.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi dampak pemanasan global dalam
sistem produk semen untuk setiap 1 m3
beton sebesar 348 kg CO2e dengan
kontribusi terbesar pada unit proses kiln (45,5%), kemudian unit proses grinding
(31,9%) serta di unit proses batching plant sebesar (18,5%). Ada dua aspek dalam
produksi semen sebagai bahan utama beton yang menghasilkan emisi gas rumah
kaca (CO2), pertama adalah reaksi kimia dalam proses kalsinasi bahan baku semen
manjadi clinker dan yang kedua adalah emisi hasil pembakaran bahan bakar fosil
untuk menghasilkan energi panas. Reaksi kalsinasi dalam semen tidak stabil,
sehingga gas CO2 di udara dapat bereaksi dengan semen terhidrasi dalam beton
yang disebut karbonasi. Reaksi ini terjadi selama masa pakai produk beton dan saat
beton yang dihancurkan (demolish) ditimbun. Sehingga total emisi CO2eq yang
dihasilkan saat proses pembuatan beton akan dikurangi emisi CO2eq yang diserap
selama bangunan digunakan dan material pembongkaran bangunan yang ditimbun.
Konsumsi energi sepanjang sistem produk semen untuk setiap 1 m3
beton sebesar
2.535 MJ, dengan kontribusi terbesar adalah pada unit proses kiln sebesar (83%),
unit proses grinding sebesar (4,8%) dan unit demolition sebesar (3,8%). Dari hasil
yang diperoleh tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa hotspot sistem
produk semen di sepanjang daur hidupnya adalah pada unit proses kiln.