Respon Mamalia Besar Terhadap Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Date
2022-07-14Author
Aji, Bakhtiar Santri
Dikari, Mirza Kusrini
Rahman, Dede Aulia
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia adalah negara yang kaya dengan berbagai macam sumber enerji
terbarukan salah satunya adalah tenaga panas bumi. Secara umum, sebagian besar
kegiatan panas bumi berada di kawasan hutan dengan tutupan ekosistem yang
masih alami. Kegiatan ini akan memberikan pengaruh seluruh komponen ekosistem,
salah satunya komponen satwaliar atau fauna darat. Mamalia besar merupakan
taksa fauna darat yang dapat digunakan sebagai indikator karena kebutuhan ruang
yang lebih besar. Kamera perangkap merupakan peralatan survey non-invasif yang
bermanfaat untuk mendokumentasikan segala fenomena dengan menggunakan
sensor, termasuk keberadaan kelompok fauna.
Secara umum, fauna memberikan respon terhadap gangguan anthropogenik
diantaranya dengan menghindar, mendekat atau beradaptasi. Parameter perubahan
probabilitas okupansi dan deteksi digunakan sebagai parameter perubahan respon
mamalia besar. Data merupakan hasil studi dan monitoring pada tahap eksplorasi
dan kontruksi kegiatan PLTP SE Rantau Dedap. Data kamera perangkap diolah
dengan menggunakan “camera sweet” dan peluang okupansi-deteksi menggunakan
Perangkat Lunak R dengan package unmarked. Perhitungan probabilitas
menggunakan jarak habitat tepi (Kawasan PLTP) dan gangguan cahaya sebagai
kegiatan anthropogenik serta faktor ketinggian lokasi.
Hasil analisa data kamera perangkap menunjukkan tahap konstruksi
mengdokumentasikan kekayaan mamalia besar lebih tinggi dibandingkan tahap
eksplorasi masing-masing 13 spesies dan 8 spesies. Tujuh spesies mamalia
diantaranya tercatat pada kedua tahap. Dampak kegiatan pada tahap eksplorasi dan
konstruksi cenderung sama, dampak perubahan habitat hutan menjadi area kegiatan
PLTP menjadi dampak utama yaitu 52,2 ha pada tahap eksplorasi dan 59,5 ha pada
tahap konstruksi. Setidaknya ada 3 respon okupansi dan deteksi mamalia besar
terhadap kegiatan PLTP pada tahap eksplorasi dan konstruksi berdasarkan kamera
perangkap yaitu (1) penurunan probabilitas deteksi namun nilai okupansi
meningkat diantaranya Beruang (Helarctos malayanus) dan Tapir (Tapirus indicus)
(2) Peluang probabilitas deteksi menurun, nilai okupansi cenderung tidak berubah
diantaranya Ajag (Cuon alpinus) (3) Okupansi dan probabilitas deteksi tidak
berubah secara signifikan diantaranya Babi Batang Sumatra (Arctonyx hoevenii)
dan Kijang Muncak (Muntiacus muntjak).