Pengelolaan Tebu (Saccharum officinarum L.) di PG Kebun Tebu Mas, Lamongan dengan Aspek Khusus Produktivitas Tiap Kategori Tanaman
Abstract
Gula merupakan salah satu komoditas terpenting nomor dua setelah beras
yang kebutuhannya masih sangat tinggi di industri maupun rumah tangga.
Pengelolaan tebu dilakukan untuk meningkatkan hasil produktivitas di tiap
kategori tanaman. Tebu yang dikepras secara berulang dapat menyebabkan
turunnya produktivitas. Tujuan magang adalah untuk membandingkan
produktivitas tebu setiap kategori tanaman tahun giling 2021 dengan produktivitas
tebu setiap kategori tanaman tahun giling 2020. Kegiatan magang dilaksanakan
pada 25 Januari hingga 12 Mei 2021 di PG Kebun Tebu Mas, Lamongan, Jawa
Timur. Hasil pengamatan menunjukan produktivitas tanaman tebu pada varietas
Cening dan Bululawang menunjukan peningkatan produktivitas pada tahun giling
2021, kecuali varietas Cening ratoon cane (RC) atau tanaman keprasan (RC) III
yang mengalami penurunan produktivitas. Produktivitas tertinggi pada varietas
Cening terdapat pada kategori tanaman RC II, sedangkan pada varietas
Bululawang pada kategori tanaman plant cane (PC) atau tanaman pertama.
Analisis usaha tani menunjukan kategori tanaman RC pada kedua varietas
memiliki keuntungan lebih tinggi daripada kategori tanaman PC. Sugar is one of the most important commodities after rice whose need is still
very high in industry and households. Sugarcane management is carried out to
increase productivity in each plant category. Sugarcane that is ratooned repeatedly
can cause a decrease in productivity. The purpose of this internship is to compare
the productivity of each plant category in the 2021 milled year with sugarcane
productivity in each category for the 2020 milled year. The internship was held
from January 25th until May 12th,
2021 at Kebun Tebu Mas’ Sugarcane,
Lamongan, East Java. The results showed that the productivity of sugarcane in the
Cening and Bululawang varieties showed an increase in productivity in the 2021
milling year, except for the variety of Cening’s RC III, which experienced a
decrease in productivity. The highest productivity in the Cening was in the ratoon
cane (RC) II plant category, while in the Bululawang was in the first plant or
plant cane (PC) category. Farming analysis showed that the RC plant categories
in both varieties had the highest profit compared to the PC plant category.