Penilaian Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) Pada Restoran Bakmi Japos Bogor
Abstract
Restoran Bakmi Japos Bogor merupakan salah satu restoran modern yang menyediakan berbagai jenis menu khas Indonesia, khususnya mie ayam dan pangsit, yang berlokasi di jalan Otto Iskandardinata No.80, Bogor. Restoran ini memiliki visi untuk membangun diri menjadi restoran waralaba lokal terbaik dan mapan, unggul dan peka terhadap keinginan konsumen serta penciptaan lapangan pekerjaan khususnya di wilayah Bogor. Untuk mendukung visi tersebut, Bakmi Japos menyusun beberapa misi anatara lain : meningkatkan mutu dan pelayanan, mengoreksi diri dan mendengarkan keluhan pelanggan serta menciptakan iklim kerja yang professional. Banyaknya usaha sejenis di sekitar lokasi ini dapat menjadi pesaing untuk mencapai misi mereka. Restoran Bakmi Japos Bogor mengalami masalah dalam beberapa bulan ini dengan menurunnya jumlah pengunjung yang kemingkinan disebabkan oleh menjamurnya jumlah restoran waralaba dengan produk sejenis yang ada di sekitar restoran. Besarnya pengunjung restoran dapat diindikasikan melalui data frekuensi kunjungan konsumen Bakmi Japos Bogor pada kurun waktu setahun terakhir yaitu antara bulan Mei 2008 hingga April 2009. Oleh karena itu, perlu dibangun strategi pemasaran yang disesuaikan dengan situasi persaingan usaha yang terus berubah dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi penilaian konsumen terhadap kinerja dan kepentingan bauran pemasaran pada Restoran Bakmi Japos Bogor, (2) Menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap Restoran Bakmi Japos Bogor. Penelitian ini dilakukan sejak bulan November 2008 – Juni 2009. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode accidental sampling. Pada penelitian ini, sampel yang diambil ialah sebanyak 30 responden. Adapun alat analisis yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif serta analisis tingkat kepentingan dan kinerja (importance performance analysis). Konsumen Restoran Bakmi Japos Bogor sebagian besar (47.67 persen) berusia 15-25 tahun dimana 66.67 persennya berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak 60 persen responden berstatus belum menikah dimana sebagian besar (36.67 persen) merupakan lulusan sarjana yang rata-rata bekerja sebagai pegawai swasta (40 persen). Penerimaan atau uang saku rata-rata per bulan sejumlah besar responden (40 persen) termasuk cukup besar dengan jumlah antara Rp 2.500.001 sampai dengan Rp 5.000.000. Pengeluaran rata-rata konsumen per bulannya untuk makanan lebih besar dari Rp 400.000 (73.33 persen), dan sebagian besar konsumen (46.67 persen) mengeluarkan uang per bulannya kurang dari Rp 50.000 untuk mengkonsumsi makanan di Restoran Bakmi Japos Bogor. Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan konsumen dan kinerja maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel citarasa makanan dan minuman, harga, potongan harga, aksesibilitas lokasi, kelengkapan sarana dan prasarana, personal selling dari staf atau pramusaji, pengetahuan pramusaji tentang produk, kecepatan penyajian produk serta kemudahan transaksi ternyata merupakan variabel-variabel yang masuk dalam kuadran I. konsumen menilai bahwa variabel-variabel ini sangat penting tetapi tingkat kepuasannya masih rendah. Variabel menu yang bervariasi, kenyamanan dan kebersihan tempat, penampilan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, respon terhadap keluhan konsumen serta layout dan dekorasi ruangan ternyata merupakan variabelvariabel yang masuk dalam kuadran II. Konsumen menilai bahwa variabel-variabel ini penting dan memang pada kenyataannya Restoran Bakmi Japos Bogor juga telah melakukan berbagai hal yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Variabel media iklan yang digunakan merupakan variabel-variabel yang masuk dalam kuadran III. Konsumen menilai bahwa variabel-variabel ini kurang penting dan memang pada kenyataan kinerjanya pun biasa-biasa saja. Variable porsi dan display ternyata merupakan variabel-variabel yang masuk dalam kuadran IV. Konsumen menilai bahwa variabel sudah memaksimalkan kinerjanya. Maka dapat dikatakan bahwa variabelvariabel dalam kuadran IV. Konsumen menilai bahwa variabel-variabel ini kurang penting meskipun pihak manajemen Restoran Bakmi Japos Bogor sudah memaksimalkan kinerjanya. Maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel dalam kuadran ini sifatnya berlebihan untuk dijalankan oleh pihak manajemen. Loyalitas konsumen terhadap Restoran Bakmi Japos Bogor salah satunya dapat dilihat dari sebagian besar konsumen yang menyatakan akan pindah ke restoran lain yang lebih murah (33.33 persen) atau mungkin mengurangi frekuensi pembelian selanjutnya (33.33 persen) apabila harga rata-rata menu naik sebesar 10 persen. Sebanyak 50 persen konsumen berkunjung sebanyak satu kali perbulan ke Restoran Bakmi Japos Bogor. Sebanyak 70 persen konsumen menyatakan bahwa mereka merekomendasikan restoran kepada orang lain. Selain itu terlihat bahwa sebanyak 73.33 persen responden ternyata memilih untuk tetap memesan makanan/minuman lain meskipun produk utama yang mereka cari tidak tersedia. Fakta lain yang terlihat ialah sebagian besar konsumen (50 persen) memilih pindah ke restoran lain jika ada tawaran produk sejenis dari restoran lain dengan harga yang lebih murah. Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat dan kriteria loyalitas konsumen, diketahui bahwa sebanyak 14 responden (46.67 persen) termasuk ke dalam criteria clients yaitu responden yang melakukan pembelian secara rutin dan teratur. Strategi produk yang tepat untuk dikembangkan pada Restoran Bakmi Japos Bogor terkait bauran produk yaitu dari sisi citarasa makanan dan minuman yang harus dipastikan senantiasa konsisten. Strategi harga yang dinilai efektif adalah mempertahankan harga jual produk agar tetap stabil. Strategi tempat yang dapat dikembangkan pada variabel ini adalah dengan memaksimalkan peran tugas parker. Pihak manajemen Restoran Bakmi Japos Bogor juga dapat melakukan inovasi dalam system home delivery yang selama ini telah dilaksanakan. Strategi promosi yang dinilai tepat ialah dengan memaksimalkan penyebaran brosur ataupun leaflet melalui home delivery karena memang pihak manajemen sepertinya menghindari pengeluaran biaya yang besar untuk strategi ini. Strategi orang dapat dilakukan dengan mengadakan training serta peningkatan kedisiplinan. Strategi proses yang tepat untuk dikembangkan ialah dengan memaksimalkan peran seluruh karyawan dari semua lini. Strategi bukti fisik dapat dilakukan dengan pemeliharaan secara berkala terhadap berbagai fasilitas yang dimiliki agar senantiasa layak untuk digunakan oleh konsumen.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]