Kegiatan Usaha Perikanan Cumi Selama Pandemi Covid-19 di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta
Abstract
Cumi-cumi merupakan komoditas tangkapan yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dan dapat ditemukan di berbagai perairan Indonesia. Bouke ami merupakan
armada yang mendaratkan cumi-cumi sebagai hasil tangkapan utama. Penurunan
produksi ikan selama pandemi diduga akibat adanya pembatasan aktivitas
distribusi dan pemasaran ekspor komoditas perikanan dan berimbas terhadap
penurunan harga ikan hasil tangkapan secara umum. Penelitian ini bertujuan
menganalisis produktivitas armada bouke ami selama pandemi, mengidentifikasi
tren harga komoditas cumi-cumi dan pendapatan armada bouke ami, dan
merumuskan strategi usaha perikanan bouke ami selama era pandemi. Penelitian
ini menggunakan metode survei dengan penggunaan data primer dan data
sekunder. Rata-rata produksi terendah selama pandemi adalah 4.496 kg pada
bulan April dan tertinggi 6.618 kg pada bulan November. Sebelum pandemi, ratarata produksi terendah adalah 2.419 kg pada bulan November dan tertinggi 8.311
kg pada bulan September. Harga rata-rata cumi terendah sebelum pandemi adalah
Rp65.000,00 dan tertinggi Rp78.409,00 sedangkan selama pandemi adalah
Rp65.333,00 dan tertinggi Rp77.500,00. Pendapatan armada bouke ami tahun
2019 sebesar 719,7 juta rupiah dengan keuntungan 277 juta rupiah sementara
tahun 2020 sebesar satu miliar rupiah dengan keuntungan 396,6 juta rupiah.
Strategi yang diperlukan untuk meningkatkan usaha perikanan cumi adalah
optimalisasi penangkapan, pengaturan dan efisiensi waktu operasi penangkapan
serta perluasan jangkauan pasar. Squid is a catch commodity with high economic value and can be found in
various Indonesian waters. Bouke ami is a fleet that lands squid as the main catch.
The decline in fish production during the pandemic is suspected to be due to
restrictions on distribution and marketing activities for exports of fishery
commodities. It impacts the decline in the price of caught fish in general. This
study aims to analyze the productivity of the bouke ami fleet during the pandemic,
identify trends in squid commodity prices and bouke ami fleet revenues, and
formulate a bouke ami fishery business strategy during the pandemic era. This
study used a survey method with the use of primary data and secondary data.
Rata-rata produksi terendah selama pandemi adalah 4.496 kg pada bulan April
dan tertinggi 6.618 kg pada bulan November. Before the pandemic, the lowest
average production was 2,419 kg in November, and the highest was 8,311 kg in
September. The lowest average price of squid before the pandemic was IDR
65,000.00, and the highest was IDR 78,409.00, while during the pandemic, it was
IDR 65,333.00, and the highest was IDR 77,500.00. The revenue of the bouke
ami fleet in 2019 was 719.7 million rupiahs with a profit of 277 million rupiahs,
while in 2020, it was one billion rupiahs with a profit of 396.6 million rupiahs.
The strategies needed to improve the squid fisheries business are optimizing
fishing, regulating fishing operations' regulation and efficiency, and expanding
market reach.