Rencana Pengembangan Wilayah Berbasis Komoditas Unggulan Pertanian di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat
Date
2022Author
Ramadhani, Suci
Sitorus, Santun R.P.
Pribadi, Didit Okta
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan wilayah merupakan suatu upaya dalam memacu perkembangan sosial ekonomi wilayah. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya yaitu dengan melakukan pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan potensi dan keunggulan daerah, salah satunya yaitu potensi dibidang pertanian. Kabupaten Pasaman merupakan sebuah kabupaten yang didominasi oleh wilayah pedesaan, hal ini ditandai dengan luasnya lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Di sisi lain jika dilihat dari kondisi demografinya, lebih dari setengah penduduk di Kabupaten Pasaman bekerja sebagai petani. Dari 78.257 jiwa jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas, 66,6% bekerja di bidang pertanian, hal ini menunjukkan tingginya potensi sektor pertanian jika dikelola dan dikembangkan dengan baik.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengembangan wilayah adalah faktor internal wilayah. Faktor internal wilayah terdiri dari potensi sumberdaya alam, manusia dan teknologi yang tepat dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Dilihat dari potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada di Kabupaten Pasaman, sudah seharusnya sektor pertanian menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat. Namun kontribusi sektor pertanian terhadap niai tambah pendapatan daerah terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Maka dari itu diperlukan pendekatan pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis komoditas unggulan sektor pertanian pada setiap kecamatan di Kabupaten Pasaman, 2) menganalisis lahan yang berpotensi untuk pengembangan komoditas unggulan, 3) menganalisis tingkat perkembangan wilayah kecamatan di Kabupaten Pasaman, 4) menyusun arahan rencana pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan Kabupaten Pasaman.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode LQ, SSA dan TOPSIS untuk menganalisis komoditas unggulan utama, metode tumpang susun (overlay) untuk menganalisis lahan yang berpotensi untuk pengembangan komoditas unggulan, metode skalogram untuk menggambarkan perkembangan wilayah, serta analisis AHP-TOPSIS untuk menyusun arahan rencana pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas unggulan tanaman pangan di Kabupaten Pasaman adalah padi sawah yang tersebar di 9 kecamatan, padi ladang di 1 kecamatan dan jagung di 2 kecamatan, sedangkan komoditas unggulan tanaman perkebunannya adalah karet yang tersebar di 7 kecamatan, kakao di 3 kecamatan dan kelapa sawit di 2 kecamatan. Lahan yang berpotensi untuk pengembangan komoditas unggulan padi dan jagung adalah 2582 ha dan 1615 ha, sedangkan untuk komoditas perkebunan berupa karet, kakao, dan kelapa sawit secara berturut-turut adalah 11.210 ha, 3840 ha, dan 830 ha.
Dalam menyusun rencana pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan terdapat tiga tingkat perkembangan wilayah yang digunakan. Dua kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Alahan Mati dan Lubuk Sikaping termasuk ke dalam Hirarki I, lima kecamatan, Kecamatan Tigo Nagari, Padang Gelugur, Rao Utara, Rao Selatan, dan Mapat Tunggul termasuk ke dalam Hirarki II, serta lima kecamatan, Kecamatan Bonjol, Dua Koto, Panti, Rao dan Mapat Tunggul Selatan termasuk ke dalam Hirarki III. Prioritas arahan rencana pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan di Kabupaten Pasaman diurutkan dari prioritas 1 sampai prioritas 12, secara berturut-turut skala prioritas pengembangan wilayah di Kabupaten Pasaman adalah Kecamatan Dua Koto, Kecamatan Panti, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kecamatan Bonjol, Kecamatan Tigo Nagari, Kecamatan Rao, Kecamatan Simpati, Kecamatan Rao Utara, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kecamatan Rao Selatan, Kecamatan Mapat Tunggul dan Kecamatan Padang Gelugur. Regional development is an effort to advance the social the socio-economic development of the region. managing natural resources is one of the efforts to develop the region based on the potential and advantages of the region, such as the agriculture field. Pasaman Regency is a district dominated by rural areas, this is indicated by the area of land used for agricultural activities. On the other hand, it is considered that the demographic conditions is more than half of the population in Pasaman Regency work as farmers. from 78,257 people aged 15 years and over, 66.6% work in agriculture, it indicates the great potential of the agricultural sector if it is managed and developed properly.
One of the factors that influence regional development is the region's internal factors. Regional internal factors consist of the potential of natural resources, humans and proper technology in managing the existing resources. It can be seen from the potential of natural resources and human resources in Pasaman Regency, which the agricultural sector should be the center movement of the community's economy. However, the contribution of the agricultural sector to the added value of regional income continues to decline every year. Therefore, a leading commodity-based regional development approach is needed.
This study aims: 1) analyzing the leading commodities of the agricultural sector in each sub-district in Pasaman Regency, 2) analyzing land that has the potential for development of leading commodities, 3) analyzing the level of development of the sub-district area in Pasaman Regency, 4) preparing directions for regional development plans based on leading commodities of Pasaman Regency.
The data analysis technique in this study uses LQ, SSA and TOPSIS to analyze the main commodities, the overlay method to analyze land that has the potential for commodity-based regional development, the scalogram method to describe regional developments, and AHP-TOPSIS analysis to develop regional development plans. Based on agricultural commodities. The results showed that the leading commodities of food crops in Pasaman Regency are paddy field which is spread in 9 sub-districts, rainfed paddy field in 1 sub-district and corn in 2 sub-districts, while the leading commodities of plantation crops are rubber which is spread in 7 sub-districts, cocoa in 3 sub-districts, and oil palm in 2 sub-districts. Land that has the potential for the development of leading commodities consists of S2 and S3 land classes. The area of land suitable (S3) for paddy and corn is 2.582,9 ha and 1.615,0 ha, respectively. Meanwhile, the area of land suitable for rubber (S2 and S3), cocoa (S3), oil palm (S2 and S3) are 11.210,2 ha, 3.840,0 ha, and 830,1 ha, respectively. In preparing the regional development plan based on leading commodities, there are three levels of regional development used. Two sub-districts are included in Hierarchy I (Sub-Districts Simpati and Lubuk Sikaping), five sub-districts are included in Hierarchy II (Sub-Districts Tigo Nagari, Padang Gelugur, Rao Utara, Rao Selatan, and Mapat Tunggul) and five sub-districts are classified into Hierarchy III, (Sub-Districts Bonjol, Dua Koto, Panti, Rao and Mapat Tunggul Selatan). The priority directions for the regional development plan based on leading commodities in Pasaman Regency are sorted from priority 1 to priority 12. Those are: Dua Koto, Panti, Lubuk Sikaping, Bonjol, Tigo Nagari, Rao, Simpati, Rao Utara, Mapat Tunggul Selatan, Rao Selatan, Mapat Tunggul dan Padang Gelugur Sub-Districts, respectively.
Collections
- MT - Agriculture [3781]