Pemurnian Ekstrak Stevia Menggunakan Bentonit Teraktivasi Asam
Date
2022Author
Saraswati, Ayu Rahayu
Noor, Erliza
Sunarti, Titi Candra
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemenuhan kebutuhan kalori masyarakat Indonesia termasuk diantaranya adalah dengan gula. Produksi gula terbesar di Indonesia berasal dari tanaman tebu dengan komposisi glukosa, fruktosa dan sukrosa yang meningkatkan kadar gula darah. Konsumsi berlebihan gula tebu sebagai pemanis meningkatkan prevalensi penderita diabetes di Indonesia. Oleh sebab itu, dilakukan pengembangan pemanis non-nutritif seperti sakarin, aspartame, asesulfam K dan steviosida. Potensi dari steviosida cukup tinggi karena berasal dari bahan alami, tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah, 0 kalori dan tidak menimbulkan kanker pada konsumsi jangka panjang.
Ekstrak stevia memiliki glikosida steviol yang berpengaruh terhadap rasa manis pada ekstrak yaitu steviosida, steviol, steviolbiosida, rebaudiosida A, rebaudiosida B, rebaudiosida C, rebaudiosida D dan duklosida A. Steviosida menjadi senyawa yang terdapat dalam jumlah paling banyak pada ekstrak sehingga sering dijadikan standar kemanisan dari ekstrak stevia. Namun, senyawa tannin dan alkaloid lain dalam ekstrak stevia menimbulkan rasa pahit sehingga harus dihilangkan sebelum dapat dikonsumsi.
Metode pemurnian dengan cara adsorpsi terbukti efektif digunakan untuk ekstrak stevia. Adsorben dari bentonit Na dan Ca yang banyak terdapat di Indonesia dapat digunakan sebagai pada proses pemurnian, namun memiliki selektivitas yang rendah dan dapat menurunkan konsentrasi steviosida pada ekstrak. Aktivasi dengan asam dan suhu tinggi diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi namun juga memiliki selektivitas yang baik untuk mempertahankan konsentrasi steviosida. Selanjutnya perlu ditentukan kondisi adsorpsi yang terbaik untuk mendapatkan konsentrasi steviosida yang maksimum dan kandungan tanin yang minimum.
Menggunakan rancangan percobaan central composite design yang dioptimasi dengan metode respon permukaan, aktivasi bentonit Na menggunakan 0,17 N H2SO4 dan suhu 358oC meningkatkan 27,440% kapasitas adsorpsi maksimum terhadap biru metilena. Sementara penggunaan 0.17 N H2SO4¬ dan suhu 481oC meningkatkan kapasitas adsorpsi bentonit Ca sebesar 26,238%. Difraktogram hasil XRD menunjukkan kenaikan basal spacing dan komposisi kristal yang sama sebelum dan setelah proses aktivasi. Selain itu dapat dilihat pula lebih runcingnya difraksi yang menandakan kristal bentonit yang lebih bersih sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam proses adsorpsi.
Bentonit teraktivasi digunakan untuk adsorpsi ekstrak stevia dengan metode batch pada suhu 50oC dengan volume kerja 100ml. Penentuan kondisi adsorpsi terbaik didasarkan pada penurunan steviosida yang rendah serta kehilangan tannin yang tinggi. Menggunakan rancangan percobaan yang sama dihasilkan penggunaan Na bentonit 5,460 g dan waktu kontak adsorpsi 11,957 menit menurunkan 51,96% steviosida dan menghilangkan tanin 94,31% dari ekstrak. Sedangkan 4,847 g Ca bentonit selama 10 menit menurunkan 19,31% steviosida dan kehilangan 92,29% tannin.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]