Infeksi Cacing Jantung Pada Anjing Di Beberapa Wilayah Pulau Jawa Dan Bali : Faktor Risiko Terkait Dengan Manajemen Kesehatan Anjing
Abstract
Penelitian ini bertujuan mempelajari keterkaitan antara faktor-faktor risiko terkait manajemen kesehatan hewan kecacingan terhadap kejadian infeksi cacing jantung Dirofilaria immitis pada anjing yang terdapat di beberapa lokasi di Pulau Jawa dan Bali. Sampel darah diambil dari 235 ekor anjing yang ada di klinik dokter hewan, rumah sakit hewan, di daerah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali dari bulan Juli sampai dengan bulan November 2007. Sampel darah tersebut kemudian diperiksa dengan menggunakan uji ELISA deteksi antigen. Informasi mengenai manajemen kesehatan hewan terhadap kecacingan diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada pemilik anjing. Anjing yang positif sebanyak 18 ekor (7,7) dari 235 sampel yang diperiksa. Prevalensi tertinggi terdapat di wilayah Jawa Barat (4,2%) dan terendah di wilayah Jawa Tengah (0,42 %). Berdasarkan analisis Chi-square frekuensi kunjungan ke dokter hewan dan pemberian obat cacing mempengaruhi kejadian dirofilariasis, sedangkan frekuensi pemberian obat cacing tidak mempengaruhi kejadian dirofilariasis. Anjing yang tidak pernah diperiksa ke dokter hewan memiliki risiko terinfeksi D. Immitis 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anjing yang rutin diperiksa ke dokter hewan. Anjing yang tidak pernah diberikan obat cacing memiliki risiko terinfeksi D. Immitis 0,3 kali lebih rendah dibandingkan dengan anjing yang pernah diberikan obat cacing. Kata kunci : Manajemen kesehatan anjing, Dirofilaria immitis