Dampak Perkebunan Sawit terhadap Komunitas Mamalia dan Herpetofauna di PT Rambang Agro Jaya, Sumatera Selatan
Date
2022-06-22Author
Al Faritsi, Muhammad Farid
Santosa, Yanto
Rahman, Dede Aulia
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkebunan kelapa sawit yang semakin bertambah luas di Indonesia dianggap
berdampak negatif terhadap lingkungan. Salah satunya karena beberapa penelitian
menganggap perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab deforestasi dan
menurunnya kualitas habitat serta memengaruhi keanekaragaman jenis hayati.
Perubahan tutupan lahan menjadi perkebunan kelapa sawit diduga menyebabkan
kehilangan jenis dan perolehan jenis satwaliar. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi dampak perkebunan kelapa sawit terhadap keanekaragaman jenis
mamalia dan herpetofauna, menduga besaran kehilangan dan perolehan jenis
mamalia dan herpetofauna, dan memetakan serta menduga adanya kohabitasi serta
tumpang tindih relung antara komunitas mamalia dan herpetofauna di perkebunan
kelapa sawit.
Pengambilan data dilakukan di kebun sawit PT Rambang Agro Jaya (RAJ),
Sumatera Selatan. Data mamalia diambil dengan pengamatan secara langsung
menggunakan metode strip transect serta pengamatan tidak langsung. Data
herpetofauna diambil menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Data
dianalisis dengan menggunakan analisis jumlah jenis, indeks keanekaragaman jenis
Shannon-Wiener, indeks kemerataan jenis, dan indeks kekayaan jenis. Pendugaan
kehilangan dan perolehan jenis mamalia dan herpetofauna dianalisis dengan indeks
kesamaan komunitas dan menghitung persentase antara jumlah jenis yang hilang
atau diperoleh dengan total jumlah jenis di lokasi semak belukar. Kohabitasi antara
mamalia dan herpetofauna dalam penelitian ini dianalisis dengan analisis model
Maximum Entropy (MaxEnt) dan persentase tumpang tindih relung yang diukur
dengan indeks Morisita.
Berdasarkan hasil penelitian ini, perubahan tutupan lahan dari semak belukar
menjadi perkebunan kelapa sawit tidak meningkatkan dan menurunkan jumlah jenis
mamalia, meningkatkan indeks kekayaan jenis mamalia (+0,14), dan menurunkan
indeks keanekaragaman jenis serta indeks kemerataan jenis mamalia sebesar
masing-masing (-0,54) dan (-0,49). Sementara itu pada komunitas herpetofauna
menyebabkan peningkatan jumlah jenis (+1 jenis), indeks keanekaragaman jenis
(+0,73), indeks kekayaan jenis (+0,52), dan indeks kemerataan jenis (+0,34). Indeks
kesamaan komunitas mamalia adalah 56% dan herpetofauna sebesar 57%.
Pendugaan kehilangan dan perolehan jenis mamalia dari semak belukar menjadi
perkebunan kelapa sawit adalah sama sebesar 67%. Sementara itu komunitas
herpetofauna memiliki persentase kehilangan sebesar 83% dan perolehan jenis
sebesar 100%. Analisis MaxEnt menunjukkan variabel lingkungan yang memiliki
persen kontribusi dan kepentingan permutasi tertinggi untuk kedua komunitas
adalah tutupan lahan. Penelitian ini menunjukkan adanya kohabitasi di kebun sawit
PT RAJ. Persentase tumpang tindih relung tertinggi adalah antara Callosciurus
notatus dan Enhydris enhydris sebesar 100%.
Collections
- MT - Forestry [1417]