Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha Garam Rakyat di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan
Date
2022Author
Aswar, Aswar
Burhanuddin, Burhanuddin
Suprehatin, Suprehatin
Metadata
Show full item recordAbstract
Garam merupakan salah satu komoditas strategis sebagai bahan pangan manusia dan bahan baku kegiatan industri secara berkelanjutan. Kabupaten Jeneponto merupakan kabupaten dengan produksi garam terbesar di Pulau Sulawesi. Total pangsa produksi garam rakyat di Sulawesi Selatan terhadap produksi garam nasional yakni 5,35 persen dengan jumlah produksi garam tersebar dari empat kabupaten seperti Kabupaten Pangkep, Takalar dan Kepulauan Selayar. Hal ini menjadi peluang dalam pengembangan usaha garam rakyat melalui pengembangan perilaku kewirausahaan garam. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik petambak garam dan menganalisis pengaruh karakteristik individu dan lingkungan usaha terhadap perilaku kewirausahaan, serta pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap kinerja usaha garam rakyat di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Pemilihan sampel menggunakan multistage area sampling dimana dari 11 kecamatan di Kabupaten Jeneponto dipilih empat kecamatan yang memproduksi garam. Selanjutnya pemilihan responden dari masing-masing kecamatan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik snowball sampling. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 responden petambak yang mengusahakan garamusaha garam rakyat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan software computer Microsoft Excel dan Partial Least Square (PLS-SEM). Proses penelitian dilakukan dengan melakukan perancangan model pengukuran (Outer model) dan perancangan model struktural (Inner model). Sejanjutnya, konversi diagram jalur ke sistem persamaan dan mengestimasi weight, koefisien jalur, dan loading serta mengevaluasi goodness of fit dan melakukan pengujian hipotesis (resampling bootstraping). Hasil penelitian menunjukkan bahwa petambak garam di Kabupaten Jeneponto memiliki karakteristik wirausaha yang dilihat dari pengalaman dan motivasi dalam berusaha. Perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja usaha tambak garam. Selain itu, karateristik individu juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan, namun lingkungan usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan usaha tambak garam di Kabupaten Jeneponto. Hal ini berarti setiap peningkatan perilaku kewirausahaan akan dapat meningkatkan kinerja usaha tambak garam di Kabupaten Jeneponto. Perilaku kewirausahaan yang dibentuk dari karekteristik individu diidentifikasi bahwa indikator yang perlu diperhatikan dalam pengembangan karakteristik wirausaha adalah pendidikan. Pentingnya pendidikan untuk menstimulus jalannya kegiatan usaha menjadi lebih baik. Selain itu, kepemilikan lahan pada umumnya dikuasai oleh sekelompok orang-orang tertentu yang menjadi penguasa lahan dan mengontrol jalannya usaha petambak sehingga terjadi ketimpangan dalam proses usaha yang dijalankan dan menghambat petambak membangun perilaku kewirausahaanya. Selain itu, diperlukan perhatian dari semua stakeholder terkait dengan sistem usaha terutama menyangkut tentang keleluasaan berinovasi maupun kepastian harga dari pemilik lahan terhadap petambak sebelum diberikan kepada pengepul. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa penyuluhan dan pelatihan masih belum maksimal dengan intesitas waktu penyuluhan sangat minim dilakukan dan tidak tepat sasaran. Sehingga diperlukan peningkatan penyuluhan dan pelatihan yang lebih efektif dengan memperhatikan pemerataan terhadap petambak yang membutuhkan peningkatan kemampuan serta tepat sasaran. Kondisi pasar juga tidak kalah penting sabagai aktivitas pasca panen usaha garam rakyat ini. Pemerintah sebaiknya melakukan peninjauan terhadap harga yang diperoleh petambak dalam rangka meningkatkan nilai tukar petambak sehingga memperolah harga yang sesuai. Salt (sodium chloride) is one of the strategic commodities as a component of human sustenance and raw material for sustainable industrial activities. On Sulawesi Island, the biggest salt production is in Jeneponto. South Sulawesi produces 5.35 percent of the country's salt, which is allocated throughout four districts, including Pangkep, Takalar, and Selayar Islands. That is an opportunity for individuals to grow the salt company by empowering salt-enterprise conduct. This study aims to identify the characteristics of salt farmers in Jeneponto Regency, South Sulawesi. And to examine the impact of individual traits and the business environment on entrepreneurial behavior and the influence of entrepreneurial behavior on the performance of people's salt businesses. This study applied quantitative research. The sample selection used multistage area sampling, with four salt-producing sub-districts chosen from 11 sub-districts in Jeneponto. Furthermore, a non-probability sampling method with a snowball sampling technique was utilized to select respondents from each sub-district. A total of 120 respondents from salt farmers who develop people's salt businesses were employed in this study. Data analysis in this study used computer software such as Microsoft Excel and Partial Least Square (PLS-SEM). The research process was carried out by designing a measurement model (outer model) and a structural model (inner model). Subsequently, the path diagram was converted to a system of equations. and estimated the weight, path coefficient, and loading, as well as evaluated the goodness of fit and perform hypothesis testing (resampling bootstrapping). The results reveal that salt producers in Jeneponto have entrepreneurial characteristics, as evidenced by their business experience and motivation. The production of the salt pond business is influenced by entrepreneurial behavior in a positive and significant way. Individual traits have a significant and large impact on entrepreneurial activity, while the business climate has little effect on salt pond firms in Jeneponto. Accordingly, this suggests that any rise in entrepreneurial behavior in Jeneponto will be able to increase the production of the salt pond business. Entrepreneurial behavior is shaped by individual characteristics. Education is a crucial component to consider when attempting to construct entrepreneurial traits. Education is principal for improving the direction of business activities. Furthermore, land ownership is frequently dominated by a small group of individuals who become landowners and control the farmer's business. It affects an imbalance in the business process and discourages farmers from developing entrepreneurial behavior. Consequently, all stakeholders within the commerce system must prioritize autonomy and innovation. Besides, estimate certainty price conveyance to collectors, from landowners to ranchers. This condition indicates that coaching and training are not optimal. Including, the intensity of the expansion time is not exceptionally negligible and off-target. Hence, it is critical to enhance the extension and establish a credible plan by paying attention to equity among ranchers who need capacity building and on target. Market condition is vital as a post-harvest action for this smallholder salt business. The government should survey agriculturists' costs to increase their trade rate and obtain a suitable price.
Collections
- MT - Economic and Management [2970]