Analisis dayasaing dan strategi pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia
Abstract
Gandum merupakan komoditi strategis yang dapat menjadi bahan pangan alternatif bagi beras. Gandum memiliki kandungan karbohidrat yang tidak jauh berbeda jika dibanding dengan komoditas serealia lain seperti sorgum, jagung dan beras sedangkan kandungan proteinnya lebih tinggi dari sorgum, jagung dan beras. Bahan pangan dari gandum yang dikenal dengan tepung terigu sudah menjadi sumber bahan pangan alternatif yang merata bagi penduduk Indonesia dari kota sampai ke pelosok desa. Konsumsi gandum di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola makan masyarakat yang telah bergeser ke makanan yang berbasis tepung terigu seperti mi instan dan roti. Meskipun gandum dapat menjadi bahan pangan alternatif namun ketersediaannya yang tidak mencukupi justru malah menjadi permasalahan. Hingga saat ini, untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri Indonesia mengimpor gandum dari negara lain. Indonesia merupakan negara pengimpor gandum terbesar ke empat di dunia dengan volume impor mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2008. Kondisi tersebut merupakan permasalahan bagi agribisnis gandum di Indonesia, karena konsumsi gandum dalam negeri terus meningkat sementara itu Indonesia sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan gandum domestik. Jika volume impor gandum terus meningkat maka hal ini akan dapat semakin mengurangi devisa negara. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia tidak memiliki tanaman gandum meskipun produk olahan gandum sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Saat ini Industri pengolahan gandum di Indonesia telah berkembang. Sementara itu gandum yang diolah merupakan gandum impor. Sejak tahun 2001 pemerintah mulai mengembangan agribisnis gandum lokal dan banyak penelitian telah membuktikan bahwa tanaman gandum dapat dikembangkan di Indonesia. Gandum yang dihasilkan oleh Indonesia dikenal dengan gandum lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi sistem agribisnis gandum di Indonesia saat ini serta dayasaing agribisnis gandum lokal di Indonesia yang saat ini baru dikembangkan. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia dalam rangka pencapaian sasaran yaitu membentuk desa industri. Lingkup penelitian ini adalah pengolahan data gandum secara nasional. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan primer. Metode analisis data yang digunakan antara lain: analisis sistem agribisnis gandum di Indonesia, analisis Berlian Porter, analisis SWOT, dan arsitektur strategik. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem agribisnis gandum di Indonesia masing-masing subsistem agribisnisnya belum terbentuk seluruhnya dan belum saling mendukung dan terkait satu sama lain. Hasil analisis dayasaing menggunakan pendekatan Teori Berlian Porter menunjukkan keterkaitan antar komponen yang saling mendukung dan tidak saling mendukung dalam tiap komponen dayasaing agribisnis gandum lokal. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa keterkaitan antar komponen yang tidak saling mendukung lebih dominan dibandingkan keterkaitan antar komponen yang saling mendukung. Hal ini menunjukkan bahwa dayasaing agribisnis gandum lokal di Indonesia masih lemah. Berdasarkan hasil analisis SWOT, rumusan strategi untuk mengembangkan dan meningkatkan dayasaing agribisnis gandum lokal antara lain strategi S-O, S-T, W-O, dan W-T. Strategi S-O antara lain, optimalisasi lahan gandum lokal, membangun industri berbasis gandum lokal di pedesaan, penguatan kelembagaan, melakukan bimbingan, pembinaan, dan pendampingan bagi petani. Startegi S-T antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gandum lokal, pembatasan volume impor. Strategi W-O antara lain, melakukan kerjasama dengan industri makanan, membentuk kerjasama dengan lembaga permodalan serta memberdayakan kelompok tani untuk melayani kegiatan simpan pinjam, mengatur ketersediaan benih, menciptakan varietas gandum baru untuk dataran rendah dan medium, melakukan sosialisasi dan promosi tentang agribisnis gandum kepada petani. Sedangkan strategi W-T yang dirumuskan adalah menciptakan produk olahan gandum berkualitas untuk segmentasi pasar tertentu. Bentuk nyata dari strategi yang telah dirumuskan dari hasil analisis SWOT adalah program-program yang disusun untuk meningkatkan dayasaing agribisnis gandum lokal di Indonesia. Program yang disusun tersebut terdiri dari kegiatan yang dilakukan secara rutin dan kegiatan yang dilakukan secara bertahap yang dibagi kedalam lima tahap. Dari sasaran, tantangan, dan program yang telah dirumuskan, hasilnya dipetakan ke dalam gambar yang disebut Arsitektur Strategik Agribisnis Gandum Lokal. Rancangan arsitektur strategik Agribisnis Gandum Lokal merupakan rekomendasi yang penulis berikan sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi agribisnis gandum lokal. Rancangan tersebut merupakan peta strategi (blue print strategy) untuk mencapai sasaran terbentuknya desa industri, mewujudkan diversifikasi pangan, dan mensubstitusi sebagian permintaan domestik dengan gandum lokal.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]