Analisis Determinan Industrialisasi di Negara-Negara Berkembang: Tinjauan untuk Indonesia
Abstract
Pada kurun waktu 2009 negara-negara berkembang dapat melewati resesi global dengan relatif baik. Akan tetapi dampak dari resesi global bervariasi pada perekonomian negara-negara berkembang dengan fundamental yang lebih kuat sebelum krisis, seperti `cadangan devisa yang besar, posisi fiskal yang sehat, dan inflasi yang rendah serta mengalami perlambatan pertumbuhan yang lebih ringan, hal ini dikarenakan kapasitas akses ke jaringan lembaga keuangan dan bisa mempertahankan stimulus fiskal. Pertumbuhan ekonomi kelompok negara berkembang menurun dibanding periode tahun-tahun sebelumnya, indikasi perlambatan terkait dengan permasalahan struktural industrialisasi di negara-negara tersebut. Hal ini tentu akan menjadi masalah bagi pencapaian kesejahteraan masyarakat. Struktur perekonomian yang masih berbasis komoditas serta manufaktur dan jasa berteknologi rendah akan menyulitkan negara berkembang untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, Untuk itu, setiap negara berkembang harus mendorong industrialisasi agar pertumbuhannya lebih tinggi baik dalam jangka pendek dan panjang.
Berdasarkan teori maupun temuan empiris penelitian terdahulu dinyatakan bahwa industrialisasi memiliki kapasitas yang meyakinkan untuk mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang melalui jalur industrialisasi, menganalisis determinan industrialisasi negara-negara berkembang dalam jangka pendek dan panjang. Penelitian menggunakan metode panel dinamis pendekatan System Generalized Method of Moment (Sys GMM), menggunakan data silang (cross section) dengan data runtut waktu (times series) 70 negara berkembang pada periode 2009-2019 menggunakan sembilan variabel, yaitu nilai tambah sektor manufaktur (industrialisasi) tahun ke-t, nilai tambah sektor manufaktur (industrialisasi) periode sebelumnya, investasi fisik, PDB per kapita, kredit domestik, sektor mineral, stabilitas politik, nilai tukar nominal efektif dan teknologi.
Hasil analisis mengindikasikan bahwa terdapat pertumbuhan ekonomi yang signifikan melalui jalur industrialisasi yang terjadi di 70 negara-negara berkembang termasuk Indonesia pada kurun waktu 2009-2019 ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi data panel sebesar 0,797 persen, variabel investasi fisik dengan nilai regresi 0,012 persen,dalam jangka panjang 1,559 persen, variabel perdagangan signifikan positif sebesar 0,016 persen dalam jangka panjang sebesar 0,795 persen, begitu juga variabel politik dan stabilitas mmepunyai positif sebesar 0,165 persen ,dalam jangka panjang sebesar 0,817 persen cateris paribus. Sedangkan untuk variabel kucuran kredit terhadap swasta, kebijakan nilai tukar dan tata kelola industri ekstaktif (mineral bahan alam) untuk kurun waktu yang diteliti. During 2009 developing countries managed to get through the global recession relatively well. However, the impact of the global recession varied on the economies of developing countries with stronger fundamentals before the crisis, such as `large foreign exchange reserves, a healthy fiscal position, and low inflation as well as experiencing a milder growth slowdown, this is due to access capacity. to the network of financial institutions and can sustain fiscal stimulus. The economic growth of the developing countries group declined compared to the previous year, an indication of a slowdown related to the structural problems of industrialization in these countries. This will certainly be a problem for the achievement of community welfare. The economic structure that is still based on commodities and low-tech manufacturing and services will make it difficult for developing countries to achieve higher growth rates. For this reason, every developing country must encourage industrialization so that growth is higher in both the short and long term.
Based on the theory and empirical findings of previous research, it is stated that industrialization has a convincing capacity to influence the level of economic growth of developing countries. The purpose of this study is to analyze the economic growth of developing countries through industrialization, to analyze the determinants of industrialization of developing countries in the short and long term. The study uses a dynamic panel method with the System Generalized Method of Moment (Sys GMM) approach, using cross-sectional data with time series for 70 developing countries in the 2009-2019 period using nine variables, namely the added value of the manufacturing sector (industrialization) year -t, the value added of the manufacturing sector (industrialization) in the previous period, physical investment, GDP per capita, domestic credit, mineral sector, political stability, nominal effective exchange rate and technology.
The results of the analysis indicate that there is significant economic growth through the industrialization route that occurred in 70 developing countries including Indonesia in the 2009-2019 period as evidenced by the panel data regression coefficient value of 0.797 percent, the physical investment variable with a regression value of 0.012 percent, in in the long term it is 1.559 percent, the trade variable is significantly positive by 0.016 percent in the long term by 0.795 percent, as well as the political and stability variables have a positive value of 0.165 percent, in the long term it is 0.817 percent cateris paribus. As for the variables of credit disbursement to the private sector, exchange rate policy and extractive industry governance (minerals) for the period under study.
Collections
- MT - Economic and Management [2971]