Analisis Dampak Program Relokasi terhadap Masyarakat Sempadan Sungai Ciliwung di Jakarta Timur (Studi Kasus : Kelurahan Kampung Melayu)
Abstract
Program relokasi permukiman Kelurahan Kampung Melayu dilaksanakan pada
tahun 2015, dibawah pimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Relokasi
permukiman ini dilakukan untuk mendukung program normalisasi Sungai Ciliwung
sebagai upaya penanggulangan banjir. Sebagian masyarakat Kampung Melayu,
tepatnya pada kawasan permukiman Kampung Pulo dipindahkan ke Rumah Susun
Sewa (Rusunawa) Jatinegara Barat. Berbeda dari beberapa kasus relokasi, letak
rusunawa sebagai permukiman pengganti berada dalam wilayah yang sama dengan
lokasi permukiman sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis persepsi masyarakat yang direlokasi dan masyarakat sekitar DAS
Ciliwung yang tidak direlokasi mengenai dampak program relokasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa program relokasi berpengaruh signifikan (p<0.005)
pada aspek sosial serta indikator pola membuang sampah, kualitas air, dan
kemudahan mendapatkan penghasilan tambahan bagi masyarakat yang direlokasi.
Sedangkan bagi masyarakat yang tidak dipindahkan, program relokasi berpengaruh
pada indikator pola membuang sampah dan rasa aman. Perbedaan kesejahteraan
masyarakat pra dan pasca relokasi dihitung berdasarkan hasil skoring indikator
kesejahteraan dan divalidasi dengan uji tanda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat penurunan bobot kesejahteraan sebesar 0,39 bagi masyarakat terdampak
langsung dan kenaikan bobot kesejahteraan 0,11 bagi masyarakat sekitar. Hasil
penelitian dapat menjadi evaluasi untuk kelanjutan program relokasi pada wilayah
permukiman yang belum dinormalisasi di Kampung Melayu.