Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial (Studi Kasus di LMDH Sasaka Patengan, KPH Bandung Selatan)
Abstract
The formation of KUPS in social forestry programs is expected to be able to
increase business capacity to farmer welfare. This study aims to analyze the
management and social forestry business development carried out by members of
LMDH Sasaka Patengan. The method used is descriptive statistical analysis with
50 LMDH members and 17 marketing agencies as respondents. The planting
pattern is done in agroforestry with a combination of eucalyptus, pine, coffee,
avocado, orange, hot chili and Dutch eggplant. The results of the research, business
management carried out includes land preparation, seed procurement, planting,
maintenance, harvesting, and marketing. In product processing, there is still
potential to develop business in commodities other than coffee, those are avocados,
oranges, hot chilies and Dutch eggplant into high-value products. The high
production potential of farming management needs to be balanced with an efficient
marketing system as a strategy in developing the business. An efficient marketing
channel to market the products is channel 2 (farmers – collectors – retailers –
consumers) with a marketing margin total and marketing costs total which is lower
as well as the value of farmer's share and a higher profit to cost ratio from channel
1 (farmers – collectors - wholesalers – retailers – consumers). Pembentukan KUPS dalam program perhutanan sosial diharap mampu
meningkatkan kapasitas usaha demi kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengelolaan dan pengembangan usaha perhutanan sosial yang
dilakukan anggota LMDH Sasaka Patengan. Metode yang digunakan yaitu analisis
statistik deskriptif dengan responden 50 anggota LMDH dan 17 lembaga pemasaran.
Pola penanaman dilakukan secara agroforestri dengan kombinasi antara kayu putih,
pinus, kopi, alpukat, jeruk, cabai gendot dan terong kori. Berdasarkan hasil
penelitian, pengelolaannya meliputi kegiatan penyiapan lahan, pengadaan bibit,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. Dalam pengelolaan masih
ada potensi mengembangkan usaha pada komoditas selain kopi, yaitu alpukat, jeruk,
cabai gendot dan terong kori menjadi produk bernilai tinggi. Potensi produksi yang
tinggi perlu diimbangi dengan sistem pemasaran yang efisien sebagai strategi
mengembangkan usaha. Saluran pemasaran yang efisien untuk memasarkan seluruh
komoditas adalah saluran pemasaran 2 (petani – pedagang pengumpul – pedagang
eceran – konsumen) dengan total marjin pemasaran dan total biaya pemasaran lebih
rendah serta nilai farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya lebih besar
dari saluran pemasaran 1 (petani – pedagang pengumpul – pedagang besar –
pedagang eceran – konsumen).
Collections
- UT - Forest Management [2811]