Mutasi Akut dan Kronik Menggunakan Etil Metan Sulfonat (EMS) pada Jengger Ayam (Celosia cristata L.) untuk Meningkatkan Keragaman Morfologi dan Kandungan Polifenol
Date
2022Author
Yudha, Yoshua Shandy
Aisyah, Syarifah Iis
Nurcholis, Waras
Sukma, Dewi
Metadata
Show full item recordAbstract
Celosia cristata L. merupakan tanaman hias yang memiliki nilai keunikan dan daya tarik yang terutama terletak pada bentuk bunga yang menyerupai jengger ayam. Disamping itu, khasiat obat tanaman ini berasal dari bermacam kandungan kimia yang terkandung di dalam tanaman ini, sehingga tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut baik sebagai tanaman hias, dan juga sebagai tanaman obat. Ukuran bunga yang kecil menjadi kendala untuk dilakukan persilangan dalam upaya untuk meningkatkan keragaman genetik C. cristata, sehingga teknik induksi mutasi digunakan untuk meningkatkan keragaman morfologi dan kandungan polifenol C. cristata secara khusus menggunakan mutagen kimia yaitu Etil Metan Sulfonat (EMS). Dalam penelitian ini, aplikasi mutagen dilakukan dengan dua metode yaitu secara akut dan kronik. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keragaman morfologi dan biokimia C. cristata, sehingga diperoleh tanaman baru dengan keunikan morfologi yang baru dan kandungan polifenol yang lebih tinggi.
Percobaan pertama yaitu penentuan nilai lethal concentration 50 (LC50) dan sensitivitas jaringan tanaman. Hasil percobaan pertama menunjukkah bahwa nilai LC50 C. cristata adalah 2.78% dan dibandingkan dengan nilai LC50 pada tanaman- tanaman lain, maka C. cristata memiliki sensitivitas jaringan yang rendah terhadap pemberian EMS. Percobaan kedua yaitu aplikasi EMS dengan metode mutasi akut, dan percobaan ketiga adalah aplikasi EMS dengan metode mutasi kronik. Hasil dari percobaan kedua dan ketiga menunjukkan bahwa induksi mutasi dengan cara perlakuan EMS dengan metode akut dan kronik dapat meningkatkan keragaman morfologi meliputi karakter kuantitatif (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga, panjang bunga, dan lebar bunga), dan karakter-karakter kualitatif yang ditandai dengan perubahan bentuk dan warna batang, daun, dan bunga. Selain meningkatkan keragaman morfologi, peningkatan keragaman kandungan polifenol juga terjadi akibat perlakuan EMS, hal ini terbukti berdasarkan hasil analisis total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan menggunakan dua metode yaitu 1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), dan Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP).
Terdapat 7 mutan potensial pada generasi M2 dengan karakter morfologi yang baru serta kandungan polifenol yang lebih tinggi dibandingkan tanaman wild- type diantaranya: C2-20-2.0%-1, C2-20-2.0%-5, C2-10-0.8%-9, C2-28-0.6%-2,
C2-17-1.0%-29, C2-25-0.7%-7, dan C2-1-0.7%-1. Mutan-mutan tersebut perlu diuji stabilitasnya pada generasi selanjutnya.
Collections
- MT - Agriculture [3772]