Proses Adopsi Inovasi Budidaya Cengkeh di Kabupaten Halmahera Timur
Abstract
Komoditi cengkeh (Syzygium aromaticum L.) merupakan salah satu
komoditi perkebunan yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian
Indonesia. Kepulauan Maluku telah dikenal sebagai penghasil cengkeh sejak
ratusan tahun silam karena cengkeh merupakan tanaman endemik Maluku Utara.
Namun, produktivitas cengkeh di Maluku Utara masih lebih rendah dibandingkan
dengan potensi genetiknya dan rata – rata nasional. Inovasi budidaya cengkeh
berupa aplikasi ZPT Paclobutrazol dan pemupukan NPK telah diperkenalkan
pertama kalinya di Kabupaten Halmahera Timur pada tahun 2019 untuk
mendukung Kabupaten Halmahera Timur sebagai kawasan cengkeh nasional.
Inovasi ini memiliki keunggulan dapat meningkatkan produksi bunga cengkeh dan
menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman. Inovasi baru untuk dapat diadopsi
oleh petani harus melewati beberapa tahapan yang memerlukan waktu yang
berbeda-beda untuk setiap orang dan dalam proses tersebut terdapat banyak faktor
yang memengaruhinya. Menurut Rogers (2003) proses adopsi inovasi terjadi
melalui lima tahapan yaitu pengetahuan dipengaruhi oleh karakteristik petani,
persuasi dipengaruhi oleh persepsi petani terhadap karakeristik inovasi, keputusan,
implementasi, dan konfirmasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis
tingkat pengetahuan dan persepsi petani terhadap inovasi budidaya cengkeh di
Kabupaten Halmahera Timur; (2) menganalisis proses adopsi inovasi budidaya
cengkeh di Kabupaten Halmahera Timur serta faktor-faktor yang memengaruhi
proses adopsinya; dan (3) merumuskan strategi penyuluhan yang efektif untuk
meningkatkan proses adopsi inovasi budidaya cengkeh.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Halmahera Timur tepatnya di Desa
Telaga Jaya Kecamatan Wasile Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara
purposive dengan pertimbangan merupakan lokasi tempat inovasi diperkenalkan.
Penelitian ini didisain dengan menggunakan metode survei. Data primer
dikumpulkan mulai Mei 2021 sampaiJuli 2021. Responden penelitian adalah petani
cengkeh di Desa Telaga Jaya. Seluruh petani cengkeh merupakan responden
penelitian (140 petani). Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan
kuesioner terstruktur, wawancara mendalam dan observasi lapangan. Data
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi dengan bantuan
aplikasi SPSS.
Proses adopsi inovasi budidaya cengkeh yang terjadi di Kabupaten
Halmahera Timur hanya melalui empat tahapan yaitu tahap pengetahuan, tahap
persuasi, tahap keputusan, dan tahap implementasi. Petani yang berada pada tahap
pengetahuan sebanyak 140 orang. Pengetahuan petani terhadap inovasi budidaya
cengkeh berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa petani sudah tau
tentang keberadaan inovasi budi daya cengkeh. Faktor karakteristik individu yang
memengaruhi tahap pengetahuan petani secara nyata yaitu kekosmopolitan, luas
lahan, dan tingkat pendapatan. Petani yang berada pada tahap persuasi sebanyak
117 orang. Persuasi petani terhadap inovasi dihubungkan dengan persepsi petani
terhadap inovasi berdasarkan karakteristik inovasi (keuntungan relatif, kesesuaian,
tingkat kerumitan, kemudahan diuji coba, dan kemudahan diamati). Berdasarkan
hasil penelitian dilapangan, persepsi petani berada pada kategori sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa inovasi ini dinilai positif oleh petani. Faktor-faktor yang
memengaruhi persepsi petani secara nyata berdasarkan karakteristik inovasi yang
dimilikinya yaitu kesesuaian, tingkat kerumitan, dan kemudahan diuji coba.
Petani yang berada pada tahap keputusan sebanyak 99 orang, artinya petani
ini menyatakan menerima inovasi tetapi belum sampai kepada tahap menerapkan
inovasi. Keputusan petani dalam menerima adopsi inovasi dipengaruhi oleh faktor
lingkungan berupa ketersediaan informasi. Hal ini menunjukkan dengan informasi
yang tersedia dan mudah didapatkan akan membantu petani dalam mempercepat
pengambilan keputusan. Dari sebanyak 99 orang petani yang memutuskan
menerima inovasi, hanya sebanyak 7 orang (7,07 persen atau 5 persen dari seluruh
responden awal) telah menerapkan inovasi budidaya cengkeh yang memutuskan
untuk mengimplementasikan inovasi. Hal ini menunjukkan baru sebagian kecil
petani yang membuktikan apakah inovasi ini sesuai dengan dirinya dan
lingkungannya. Hanya petani yang benar-benar kuat pemahamannya yang akan
sampai pada tahap implementasi dan yakin untuk tetap mengadopsi. Petani cengkeh
yang sampai pada tahap ini merupakan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang
ada di Desa Telaga JayaTahap implementasi dipengaruhi oleh faktor dukungan
penyuluhan.
Strategi penyuluhan percepatan proses adopsi inovasi budidaya cengkeh
dilakukan sesuai model logik yang terdiri dari input, process, output dan outcomes.
Input dalam strategi ini terdiri atas petani cengkeh yang mengenal inovasi budidaya
cengkeh dengan kekosmopolitan dan tingkat pendapatan; karakteristik inovasi yang
memiliki kesesuaian, kerumitan dan kemudahan diuji cobakan; dukungan
lingkungan berupa ketersediaan informasi; dukungan penyuluhan berupa
kesesuaian materi penyuluhan pertanian, metode penyuluhan yang sesuai
kebutuhan, intensitas penyuluhan dan kemampuan penyuluhan yang baik, serta
pelatihan kepada penyuluh. Process yang dilakukan adalah menyelenggarakan
penyuluhan yang efektif melalui peningkatan pengetahuan petani dengan metode
penyuluhan yang partisipatif. Petani dapat mencoba inovasi dan berdiskusi
langsung dengan penyuluh dan petani lain pada kegiatan sekolah lapang, melalui
kegiatan demplot memungkinkan petani untuk melihat dan mempraktekkannya
langsung (learning by doing), melakukan kunjungan baik perseorangan maupun
kelompok. Intensitas penyuluhan dapat ditingkatkan dengan mendatangkan
narasumber dari luar seperti Dinas Pertanian, BPTP dan BPP maupun pihak lain
untuk pengembangan cengkeh. Kemampuan penyuluh perlu ditingkatkan melalui
pendidikan formal dan non formal sehingga dapat menunjang dalam membantu
penyelesaian masalah petani di lapangan. Output yang dicapai adalah
meningkatkan pengetahuan petani, meningkatkan persepsi petani terhadap inovasi,
serta meningkatkan proses adopsi inovasi sehingga tercapai outcomes berupa
peningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani
Collections
- MT - Human Ecology [2236]