KEMANTAPAN AGREGAT TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA
Date
2022-04Author
Siregar, Mariana Sella
Hidayat, Yayat
Baskoro, Dwi Puro Tejo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kemantapan agregat tanah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
dalam bidang perkebunan dan pertanian. Penentuan kemantapan agregat ditentukan
menggunakan agregat berukuran ≤7,9 mm dengan pengayakan kering dan basah
serta ditulis sebagai Indeks stabilitas agregat. Kemantapan agregat dipengaruhi oleh
ukuran agregat sehingga pengukuran dengan ukuran agregat yang berbeda
menghasilkan nilai Indeks Kemantapan berbeda. Penelitian bertujuan untuk
mengidentifikasi kemantapan agregat pada berbagai penggunaan lahan sekitar
kampus IPB Dramaga menggunakan pengayakan kering dan basah dengan dua
metode ukuran ayakan yaitu agregat berukuran ≤7,9 mm dan agregat berukuran
≤2,8 mm serta menentapkan faktor konversi perhitungan kemantapan agregat dari
kedua metode. Kebun Konservasi dan Kebun kelapa Sawit Gawangan Mati
memiliki nilai Indeks stabilitas agregat yang paling tinggi sedangkan Kebun Karet
dan Kebun Kelapa Sawit Gawangan Hidup memiliki Indeks Stabilitas paling
rendah. Kemantapan agregat kedalaman 0-20 lebih tinggi dibanding 20-40.
Kemantapan agregat berkaitan dengan bahan organik, bobot isi dan tekstur tanah.
Indeks stabilitas agregat hasil ayakan agregat ≤2,8 mm jauh lebih tinggi dibanding
ayakan agregat berukuran ≤7,9 mm, sehingga perlu dilakukan konversi dari kedua
metode. Faktor konversi kedua metode menghasilkan persamaan ISA≤7,9 mm
=0,17 ISA≤2,8 mm+2,62 dengan nilai R²=0,91 dan R=0,95. Validasi pada data
penelitian sebelumnya menunjukkan nilai R mendekati 1 atau faktor konversi layak
digunakan.