Persepsi Masyarakat Lokal Atas Kemacetan pada Jalan Alternatif di Desa Gadog Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
Abstract
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui persepsi masyarakat lokal atas kemacetan pada jalur alternatifedi Desa Gadog Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2021 sampai bulan November 2021. Pengambilan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup (close ended) dengan menerapkan pola One Score One Indicator Skoring System dengan rentang penilaian adalah 1-7. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel responden adalah 300 orang yang merupakan warga sekitar jalan wisata Gadog. Analisis data dilakukan dengan motode deskriptif kuantatif. Untuk mengetahui hubungan antara aspek dampak negatif dan positif dilakukan uji korelitas dengan aplikasi SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif kemacetan di jalur wisata yang sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar (skor dampak > 3,5) adalah : 1) kesulitan mobilitas keluar rumah, 2) lingkungan menjadi kotor, 3) adanya polusi udara dan 4) adanya polusi suara/kebisingan. Aktivitas yang bersifat interaksi sosial seperti silaturahmi nampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh adanya fenomena kemacetan jalur wisata. Semua aspek dampak positif memiliki skor yang tinggi (Skor > 4) kecuali pada aspek “kemacetan sebagai hiburan bagi masyarakat”. Sebagain besar variabel dampak negatif dan positif memiliki nilai koefisien korelasi yang positif atau memiliki hubungan yang searah. Aspek dampak negatif yang memiliki hubungan keterbalikan adalah pada aspek “enggan keluar rumah karena macet”. Sedangkan aspek dampak positif yang memiliki hubungan keterbalikan adalah pada aspek “hiburan tersendiri bagi masyarakat” dan aspek “meningkatkan kreativitas masyarakat”. Skor persepsi pola kerapatan satu arah dan dua arah yang tertinggi adalah pada pola kerapatan 3, sedangkan skor terendah terdapat pada pola kerapatan 7. Pola kerapatan 3 dapat dikatakan pola yang optimum dalam penggunaan badan jalan. Adapun pola kerapan 7 merupakan pola kerapatan yang sudah melewati batas kapasitas penggunaan badan jalan dan selanjutnya muncul fenomena kemacetan. Secara umum masyarakat sekitar jalan wisata Desa Gadog tidak menyukai kondisi jalan yang terlalu rapat (pola 5 sd pola 7). Beberapa usulan prioritas untuk mengatasi kemacetan jalan wisata di Desa Gadog diantaranya adalah : 1) menambah rambu lalu lintas, 2) pola pengaturan ganjil – genap kendaraan, 3) pelebaran jalan dan 4) penataan fasilitas umum di kanan kiri jalan. Kata kunci: persepsi, jalan wisata, daya dukung sosial