Kerentanan Nelayan Jaring Ciker di Jetis Kabupaten Cilacap
Abstract
Jaring ciker adalah alat tangkap sejenis gillnet yang dioperasikan di dasar
perairan. Jaring ini banyak digunakan oleh nelayan skala kecil di Jetis Kabupaten
Cilacap. Nelayan skala kecil umumnya rentan terhadap berbagai perubahan
ekonomi, sosial, dan lingkungan yang akan mempengaruhi keberlanjutan mata
pencaharian. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perikanan jaring ciker,
mengidentifikasi dan menghitung faktor-faktor kerentanan yang mempengaruhi
kerentanan dan tingkat resiliensi perikanan jaring ciker, serta memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan resiliensi perikanan jaring ciker. Penelitian ini
menggunakan metode survey secara accidental sampling kepada 100 nelayan
jaring ciker. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner
FLIRES check yang dianalisis menggunakan analisis leverage dan analisis
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan melakukan penangkapan
harian menggunakan kapal 3 GT dengan mesh size jaring antara 1,9-2 inchi.
Kerentanan nelayan jaring ciker dipengaruhi oleh enam aspek meliputi aspek alam,
sumberdaya manusia, fisik, keuangan, sosial, dan kelembagaan. Nelayan berada
pada status yang rentan dengan nilai rata-rata pemilik kapal 2,36 dan ABK 2,25.
Pemilik kapal paling rentan pada aspek kelembagaan sehingga program
penyuluhan dan pemberian bantuan teknologi penangkapan bisa membantu
pemilik kapal memaksimalkan hasil tangkapan. ABK paling rentan pada aspek
fisik sehingga program penyediaan kredit sarana penangkapan dan pelatihan
pengolahan ikan disertai modal usaha bisa membantu ABK lebih mandiri. Bottom gillnet is a gillnet-type fishing gear that is operated at bottom of
water. This net is widely used by small-scale fishermen in Jetis Cilacap Regency.
Small-scale fishermen are generally vulnerable to various economic, social, and
environmental changes that will affect the sustainability of their livelihoods. The
purposes are to describe bottom gillnet fishery, identify and calculate factors that
influence vulnerability and resilience level bottom gillnet fishery, and provide
recommendations to improve resilience of bottom gillnet fishery. This study uses
survey method by accidental sampling to 100 bottom gillnet fishermen. Collecting
data through interviews using FLIRES check questionnaire which was analyzed
using leverage and descriptive analysis. Results showed that fishermen do daily
fishing using 3 GT vessels with mesh size 1,9-2 inches. Vulnerability bottom
gillnet fishermen are influenced by six aspects including aspects of nature, human
resources, physical, financial, social, and institutional. Fishermen are in
vulnerable status on an average value of 2,36 owners and 2,25 crews. Owners are
most vulnerable to institutional aspect, so extension and provision fishing
technology can help owners maximize catch. Crews are most vulnerable to
physical aspect, so providing credit fishing facilities and fish processing training
accompanied by business capital can help crews more independent.