Estimasi Timbulan Sisa Makanan Serta Kerugian Produsen Akibat Food Waste (Studi Kasus: Rumah Makan di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor)
Abstract
Besarnya angka sampah organik khususnya limbah makanan telah menjadi isu serius secara global. Pada periode tahun 2017-2018, komposisi sampah terbesar di Indonesia didominasi oleh sampah makanan yang mencapai 39% (SIPSN 2018). Timbulan sisa makanan pada rumah makan merupakan indikasi dari sistem produksi makanan yang tidak berkelanjutan serta berujung pada masalah inefesiensi dan pemborosan sumberdaya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengestimasi nilai timbulan serta nilai kehilangan akibat sisa makanan; (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi timbulan sisa makanan pada produsen; dan (3) menganalisis strategi yang efektif dalam mengurangi sisa makanan oleh di rumah makan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada bulan November 2019 hingga Maret 2020 dengan sampel sebanyak 13 rumah makan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif yang mengacu pada pedoman SNI 19-3964-1994, analisis linear berganda, dan Technique for Order Preference By Similarity to the Ideal Solution (TOPSIS). Hasil penelitian menunjukan bahwa timbulan sisa makanan yang berasal dari produsen di rumah makan di Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor adalah sebesar 1,59 kg/RM/hari atau setara dengan 582,9 kg/RM/tahun. Sisa makanan ini berupa sisa makanan yang bersifat avoidable food waste sebesar 63% dan unavoidable food waste sebesar 37%.
Nilai kehilangan akibat sisa makanan yang dihasilkan oleh produsen di Kecamatan Bogor Barat dihitung menggunakan dua metode, yaitu berdasarkan harga mentah bahan makanan sebesar Rp 124.024.994/tahun dan berdasarkan harga akhir produk makanan sebesar Rp 191.033.672/tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerugian rumah makan akibat sisa makanan adalah harga sayuran, harga ayam, harga ikan, harga daging, jumlah pengunjung, serta ada atau tidaknya teknologi pendingin. Adapun strategi prioritas untuk meminimalisir sisa makanan oleh produsen terdiri dari upaya pencegahan, upaya pemulihan dan terakhir adalah upaya daur ulang, dengan rincian strategi: (1) mendonasikan sisa makanan kepada orang yang membutuhkan; (2) membuat perencanaan takaran makanan dan perencanaan dalam membeli bahan baku; (3) manajemen inventaris dan update teknologi yang sesuai; (4) memanfaatkan sisa makanan sebagai pakan ternak; (5) melakukan pengemasan yang baik dan pemberian label; (6) mengolah sisa makanan menjadi kompos dan biogas; (7) melakukan pengolahan kembali dan penambahan nilai akhir produk.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]