Respon 20 Genotipe Cabai Rawit (Capsicum annuum dan Capsicum frutescens) terhadap Intensitas Cahaya Rendah
Date
2022-03Author
Siahaan, Gretty Febriola
Chozin, Muhamad Achmad
Syukur, Muhamad
Ritonga, Arya Widura
Metadata
Show full item recordAbstract
Penurunan produksi cabai disebabkan karena penurunan pada luas panen. Penurunan luas panen berdampak pada produktivitas cabai, sehingga peningkatan produksi dapat dicapai melalui perluasan areal lahan. Pemanfaatan lahan di bawah tegakan pohon, agroforestri maupun sistem tumpang sari merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi melalui perluasan areal lahan. Kondisi tersebut
terdapat kendala yaitu rendahnya cahaya matahari yang dapat diterima tanaman. Varietas unggul cabai rawit toleran terhadap cahaya rendah sampai saat ini belum banyak dilaporkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi produksi genotipe tanaman cabai rawit pada berbagai tingkat naungan, menganalisis karakteristik secara morfologi, fisiologi dan kualitas dan memperoleh informasi
pengelompokan toleransi genotipe cabai rawit pada kondisi intensitas cahaya rendah. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2020 sampai April 2021 di Kebun Percobaan Cikabayan, IPB, Dramaga, Bogor. Penelitian disusun secara faktorial dalam Rancangan kelompok Lengkap Teracak dengan 3 ulangan. Faktor yang diuji yaitu taraf naungan dan genotipe cabai rawit. Faktor naungan terdiri atas 4 taraf
yaitu naungan 0%, 25%, 50% dan 75%. Faktor genotipe cabai rawit terdiri atas 20 genotipe yaitu terbagi atas 2 spesies yaitu C. annuum dan C. frutescens. Hasil percobaan menunjukkan genotipe yang berasal dari C. frutescens lebih toleran terhadap naungan daripada genotipe C. annuum pada pemberian naungan 50%. Genotipe C. frutescens tetap menghasilkan produksi buah cabai rawit tinggi sampaitingkat naungan 50% sedangkan C. annuum hanya sampai pada tingkat naungan 25%. Pemberian naungan 75% menurunkan produksi pada semua kelompok genotipe, sementara naungan 50% menghasilkan keragaman antar genotipe yang lebih tinggi yaitu sebesar 30%. Berdasarkan produksi relatif pada naungan 50%,
dari 20 genotipe yang diuji, dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu, 1 kelompok genotipe peka (F9.321290-252-10-8-3(1)-B); 5 genotipe moderat (F10.145291-115-8-1-1-1-4k; F10.145174-9-7-1-5-3-1-2-5; Genie; Pelita; Lentera), 5 kelompok genotipe toleran (F10.160291-3-12-5-51-1-1-2-2-1; Harita; F8.285290-50-8-1-1-4-8; Cakra putih; Pulaipila putih dan 9 genotipe senang
naungan (F10.145291-10-7-1-1-1-2-3-6; F8.145291-14-9-3-12-1; Bara;
F9.285290-6-10-1-1-1-1B; F8.285290-290-2-1-2-1; F8.285290-290-9-1-4-2-1; F8.285290-123-6-15-4-1-1; F7.321290-5-2-2-1-4B; Bonita. Genotipe toleran dan senang naungan menghasilkan produksi buah per tanaman yang tinggi pada kondisi naungan 50% dipengaruhi oleh (a) faktor morfologi seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun, (b) faktor fisiologi seperti klorofil a, b, total klorofil dan rasio
a/b, dan ketebalan daun (c) faktor komponen hasil seperti jumlah buah yang dihasilkan per tanaman sehingga berpengaruh pada meningkatnya total bobot buah per tanaman. Tingginya produksi pada genotipe cabai toleran dan senang naungan dipengaruhi oleh peningkatan jumlah buah per tanaman sebesar 18%.
Collections
- MT - Agriculture [3772]