Sistem Integrasi Ternak Sapi Perah Friesian Holstein dengan Tanaman Ubi Kayu
Date
2022Author
Amir, Azhar
Purwanto, Bagus Priyo
Nahrowi
Atabany, Afton
Salundik
Yani, Ahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini secara umum bertujuan adalah untuk melakukan evaluasi
system integrasi ternak sapi perah Friesian Holstein (FH) dengan tanaman ubi
kayu dengan memanfaatkan hasil ikutannya. Dari tujuan umum tersebut, disusun
tujuan khusus dari penelitian yang ingin dicapai: 1) Menganalisis kualitas fisik
dan kimia produk hasil samping tanaman ubi kayu melalui teknologi pembuatan
silase, 2) Menganalisis penggunaan hasil samping ubi kayu sebagai pakan sapi
laktasi dan menghitung efesiensi biaya komponen pakan dari sistem integrasi
ini, 3) Menganalisis potensi limbah kotoran ternak dari sapi perah laktasi sebagai
sumber energi dan kesuburan tanaman, 4) Mengevaluasi sistem integrasi ternak
sapi perah dan tanaman ubi kayu berdasarkan pemanfaatan teknologi
pengolahan pakan dan pengolahan limbah.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu mengevaluasi
karakteristik sifat fisik dan sifat kimia silase daun ubi kayu (SDUK) dengan
penambahan zat aditif berbeda. Penelitian pada tahap ini menggunakan 5
perlakuan yang terdiri atas P0: SDUK tanpa penambahan zat aditif; P1: SDUK
dengan 5% molases; P2: SDUK dengan 5% tepung gaplek; P3: SDUK dengan
5% larutan hifer dan P4: SDUK dengan 5% kefir. Tahap kedua yaitu pemberian
silase daun ubi kayu dan hay ubi yang difermentasi ragi (Habira) dalam
pengaruhnya terhadap produksi dan kualitas susu sapi laktasi. Pemberian pakan
diberikan berdasarkan 3% dari bobot sapi laktasi dengan rasio 60:40 antara
hijauan dan konsentrat.Penelitian ini menggunakan dengan 5 perlakuan yang
terdiri atas T0: 60% hijauan rumput + 20% ampas tahu + 20% konsentrat; T1:
40% hijauan rumput + 20% SDUK + 20% ampas tahu+ 20% konsentrat; T2:
40% hijauan rumput + 20% SDUK + 20% ampas tahu+ 15% konsentrat + 5%
Habira; T3: 40% hijauan rumput + 20% SDUK + 20% ampas tahu + 10%
konsentrat + 10% Habira dan T4: 60% hijauan rumput + 20% ampas tahu + 10%
konsentrat + 10% Habira. Tahap ketiga yaitu analisis potensi teknologi biogas
dan pupuk organik dalam integrasi sapi perah dengan tanaman ubi kayu. Tahap
I dan II menggunakan analisis sidik ragam dan dilakukan uji lanjut bila
berpengaruh nyata. Tahap III menggunakan data sekunder dan studi literatur
yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian tahap pertama bahwa sifat fisik tidak berbeda nyata antar
perlakuan. Sifat fisik SDUK setiap perlakuan diklasifikasikan sebagai kategori
baik dari segi warna, bau, keberadaan jamur, kadar air dan nilai pH. Perlakuan
P1 dengan penambahan molases menghasilkan nilai terbaik dari segi kualitas
fisik dan kimia. Namun perlakuan P0 tanpa penambahan zat aditif tidak berbeda
nyata dengan penambahan molases terhadap BK pakan yang memiliki nilai
28,9% BK pakan. Penambahan kefir memperbaiki kecernaan bahan pakan,
produksi NH3 dan VFA pada kadar 22,8 mM dan 154,2mM. Teknologi silase
pada daun ubi kayu dapat menurunkan kadar HCN dan tanin pada nilai yang
aman untuk dikonsumsi oleh ternak 28,14 mg/kg dan 1,54%BK.
Hasil penelitian tahap kedua bahwa kombinasi pemberian SDUK dan
Habira berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, protein kasar, lemak kasar,
serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen dan total digestible nutrient. Rerata
produksi susu yang dihasilkan dari kombinasi SDUK dan Habira dengan
perlakuan T1, T2 dan T3 yaitu 13,8 kg hari-1 sedangkan perlakuan kontrol 11,8
kg hari-1. Pemberian SDUK dan Habira ini tidak mengganggu kualitas susu yang
dihasilkan oleh sapi laktasi. Pemanfaatan SDUK dan Habira ini juga menekan
komponen biaya pakan untuk menghasilkan susu sebesar Rp300-Rp600
sehingga menghasilkan efisiensi pakan, ekonomi dan income over feed cost
(IOFC) yang lebih baik.
Hasil penelitian tahap ketiga bahwa peternak sapi perah memiliki potensi
untuk mengadopsi teknologi biogas dan pupuk organik. Adopsi teknologi
berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak. Kombinasi pupuk anorganik
dengan 150 kg ha- 1 urea dan 100 kg ha- 1 SP36 dan pupuk organik 5 ton ha-1
menghasilkan produksi ubi kayu yang lebih baik. Luas lahan tanaman ubi kayu
sebesar 1 ha dapat menampung 4 ST sapi laktasi. Usaha tani dengan skala 4 ekor
ternak dapat menunjang kapasitas biodigester 4 m3 dengan potensi bioslurry
sekitar 8,7 ton tahun-1.
Kesimpulan penelitian ini yaitu sistem integrasi sapi perah laktasi dengan
tanaman ubi kayu mengoptimalkan teknologi pengolahan pakan melalui silase
daun ubi kayu dengan kualitas baik dari segi fisik dan kimiawi. Pemberian silase
daun ubi dan hay ubi yang difermentasi ragi mampu menggantikan 40% hijauan
dan 54% konsentrat tanpa mengganggu produksi dan kualitas susu. Sistem
integrasi ini meningkatkan efisiensi pakan, efisiensi ekonomi, efisiensi biaya
untuk menghasilkan susu dan meningkatkan pendapatan peternak sekitar 44,7%.
Collections
- DT - Animal Science [343]