Strategi Penguatan Daya Saing Pariwisata Sebagai Upaya Pemulihan Ekonomi Kabupaten Kuningan Pasca Pandemi Covid-19
Abstract
Sektor pariwisata memiliki trickle-down effect ke sektor lain dan menjadi salah satu indikator guna meningkatkan pemerataan ekonomi salah satunya melalui sistem otonomi daerah. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan tahun 2011 – 2031, penataan ruang Kabupaten Kuningan bertujuan untuk mewujudkan kabupaten konservasi berbasis pertanian dan pariwisata yang berdaya saing. Sejak awal 2020 perkembangan sektor pariwisata baik dalam skala nasional maupun regional telah mengalami penurunan, hal ini diakibatkan pandemi Covid-19. Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis indeks daya saing pariwisata Kabupaten Kuningan pada tahun 2019 dan 2020, menganalisis dan membandingkan nilai ekonomi (income) pariwisata di Kabupaten Kuningan sebelum terjadi pandemi Covid-19 di tahun 2019 dan saat terjadinya pandemi Covid-19 di tahun 2020, dan mengidentifikasi strategi kebijakan pengembangan potensi ekonomi pariwisata di Kabupaten Kuningan pasca pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks daya saing pariwisata Kabupaten Kuningan kurang dari 1 dan dikategorikan rendah. Nilai manfaat ekonomi pariwisata Kabupaten Kuningan rata-rata pendapatan wisata pelaku usaha sebesar Rp3.633.370 per bulan pada tahun 2019 dan Rp 1.712.609 pada tahun 2020. Sedangkan untuk tenaga kerja wisata rata-rata pendapatan wisata sebesar Rp 1.887.246 per bulan pada tahun 2019 dan Rp 1.891.377 pada tahun 2020. Alternatif kebijakan yang dihasilkan dari analisis Promethee dalam penelitian ini adalah pengembangan pariwisata berbasis digital dan smart tourism. The tourism sector has a trickle-down effect to other sectors and is one of the indicators to increase economic equity, one of which is through the regional autonomy system. Based on the Kuningan Regency Regional Spatial Plan (RTRW) for 2011-2031, the Kuningan Regency spatial planning aims to create a competitive agriculture and tourism-based conservation district. Since the beginning of 2020, the development of the tourism sector, both on a national and regional scale, has decreased, this is due to the Covid-19 pandemic. Based on the problems above, the purpose of this study is to analyze the tourism competitiveness index of Kuningan Regency in 2019 and 2020, analyze and compare the economic value (income) of tourism in Kuningan Regency before the Covid-19 pandemic occurred in 2019 and during the Covid-19 pandemic in 2020 , and identify policy strategies for developing tourism economic potential in Kuningan Regency after the Covid-19 pandemic. The results show that the tourism competitiveness index of Kuningan Regency is less than 1 and is categorized as low. The value of the economic benefits of tourism in Kuningan Regency, the average tourism income of business actors is Rp. 3,633,370 per month in 2019 and Rp. 1,712,609 in 2020. As for the tourism workforce, the average tourism income is Rp. 1,887,246 per month in 2019 and Rp 1,891,377 in 2020. The policy alternatives resulting from Promethee's analysis in this study are the development of digital-based tourism and smart tourism.