Sintesis Hidrogel Berbasis Selulosa dari Limbah Padat Industri Agar sebagai Scaffold Imobilisasi Enzim

Abstract

Hidrogel berbasis polisakarida terbuat dari selulosa yang tersebar merata dalam matriks alginat melalui proses ikatan silang. Limbah padat pengolahan agar memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Sintesis hidrogel dengan penambahan selulosa limbah agar sebagai scaffold untuk imobilisasi enzim belum pernah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan selulosa dengan ukuran berbeda dari limbah padat pengolahan agar, mengkarakterisasi hidrogel berbasis selulosa dengan ukuran berbeda, dan menentukan pelepasan enzim yang keluar dari hidrogel berbasis selulosa. Tahapan penelitian meliputi persiapan sampel, hidrolisis selulosa, dan sintesis hidrogel dengan variasi makroselulosa (0,5%, b/v) serta mikroselulosa (0,24, 0,48, dan 0,96%, (b/v)). Kadar selulosa diperoleh sebanyak 16,46% dengan satu ukuran makromolekul 10-200 µm sedangkan setelah dihidrolisis menjadi mikroselulosa dengan diameter serat sebesar 597,23 nm. Hidrogel alginat-selulosa menghasilkan rasio swelling dan fraksi gel terbaik sebesar 91,67 ± 11,8% dan 96,57 ± 0,05%. Perlakuan tersebut menghasilkan efektivitas pelepasan enzim terendah pada waktu ke-1 jam sebesar 11,80% dan mencapai puncak sebesar 97,12% pada waktu ke-24 jam. Selulosa dari limbah padat industri pengolahan agar dapat memperbaiki karakteristik hidrogel alginat. Hidrogel alginat-selulosa dapat digunakan sistem pengontrol enzim yang dapat diaplikasikan pada bidang pengolahan makanan dan bioproses.

Polysaccharide-based hydrogel is made of cellulose dispersed in an alginate matrix through a cross-linking process. Solid waste of the agar industry has a fairly high cellulose content. The synthesis of hydrogel with the addition of waste cellulose agar as a scaffold for enzyme immobilization has never been done. The aim of the research was to obtain cellulose of different sizes from solid waste from agar processing, characterize cellulose-based hydrogel of different sizes, and to control the released enzyme from the hydrogel. The research includes sample preparation, cellulose hydrolysis, and hydrogel synthesis with addition of macro-cellulose (0.5%, w/v) and micro-cellulose (0.24, 0.48, 0.96% (w/v)). The cellulose content was obtained as much as 16.46% with a macromolecule size of 10-200 µm while after hydrolysis it became microcellulose with a fiber diameter of 597.23 nm. The alginate-cellulose hydrogel produced the best absorption and gel fraction of 91.67 ± 11.8% and 96.57 ± 0.05%, respectively. This treatment resulted in the lowest enzyme release effectiveness at 11.80% and reached a peak of 97.12% at 24 hours. Cellulose from the solid waste of the agar processing industry can improve the characteristics of the alginate. The alginate-cellulose hydrogel can be used as an enzyme control system that can be applied to food processing and bioprocessing.