Perkembangan Fisik Wilayah dan Keberlanjutan Pembangunan Berbasis Wilayah Pengembangan di Provinsi Jawa Barat
Date
2022-02-04Author
Firmansyah, Dedy
Pravitasari, Andrea Emma
Rustiadi, Ernan
Metadata
Show full item recordAbstract
DEDY FIRMANSYAH. Perkembangan Fisik Wilayah dan Keberlanjutan
Pembangunan Berbasis Wilayah Pengembangan di Provinsi Jawa Barat. Dibimbing
oleh ANDREA EMMA PRAVITASARI dan ERNAN RUSTIADI.
Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia
dan menempati urutan kedua sebagai provinsi dengan kepadatan penduduk paling
tinggi setelah DKI Jakarta. Tingginya jumlah penduduk memengaruhi perubahan
luasan tutupan lahan serta aktivitas ekonomi yang berdampak pada tingkat
perkembangan wilayah. Keberhasilan kinerja pembangunan diukur dari
keberlanjutan pembangunan pada dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan.
Penelitian dilakukan dengan basis Wilayah Pengembangan (WP) yaitu WP
Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan
Pangandaran, WP Sukabumi dan sekitarnya serta WP Kawasan Khusus (KK)
Cekungan Bandung.
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi jenis tutupan lahan dan
perubahan tutupan lahan tiap WP di Provinsi Jawa Barat; (2) mengidentifikasi
tingkat perkembangan wilayah tiap WP di Provinsi Jawa Barat; (3) menganalisis
indeks dan status keberlanjutan pembangunan wilayah tiap WP di Provinsi Jawa
Barat. Identifikasi jenis dan perubahan tutupan lahan di WP Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2011, 2015 dan 2019 dianalisis dengan software ArcGIS 10.7.1.
Identifikasi tingkat perkembangan wilayah dilakukan dengan metode skalogram
menggunakan data Potensi Desa (PODES) 2018. Indeks dan status keberlanjutan
pembangunan dinyatakan berdasarkan pendekatan rapfish (Rapid Assessment
Techniques for Fisheries) dengan menerapkan metode Multi Dimentional Scale
(MDS).
WP Provinsi Jawa Barat memiliki 17 jenis tutupan lahan yang dikelompokkan
menjadi 6 jenis tutupan lahan. Tutupan lahan yang mendominasi di keenam WP
pada tahun 2011-2019 adalah lahan pertanian dan sawah. Terdapat 16 kombinasi
perubahan tutupan lahan dari lahan alami/bervegetasi menjadi lahan terbangun di
WP Jawa Barat yang kemudian dikelompokkan menjadi 5 kombinasi perubahan
tutupan lahan. Perubahan tutupan lahan terbesar di WP Jawa Barat tahun 2011-2019
didominasi oleh tutupan lahan sawah menjadi lahan terbangun dan lahan pertanian
menjadi lahan terbangun. Hasil analisis skalogram menunjukkan nilai rataan IPW
tertinggi adalah WP Bodebekpunjur yaitu sebesar 69,51. WP dengan nilai rataan
IPW terendah adalah WP Priangan Timur dan Pangandaran yaitu sebesar 35,95.
Berdasarkan hasil analisis MDS Rapfish, seluruh WP Jawa Barat berstatus kurang
berkelanjutan untuk dimensi lingkungan dan cukup berkelanjutan untuk dimensi
sosial. Pada dimensi ekonomi, hanya WP Bodebekpunjur yang berstatus cukup
berkelanjutan sedangkan WP lainnya berstatus kurang berkelanjutan.
Kata kunci: Multidimensional Scalling (MDS), Rapfish, skalogram, status
keberlanjutan DEDY FIRMANSYAH. Regional Physical Development and Sustainability
of Regional-Based Development in West Java Province. Supervised by ANDREA
EMMA PRAVITASARI and ERNAN RUSTIADI.
West Java is the province with the largest population in Indonesia and ranks
second as the province with the highest population density after DKI Jakarta. The
high population affects changes in land cover area and economic activities that have
an impact on the level of regional development. The success of development
performance is measured by the sustainability of development in economic, social,
and environmental dimensions. The research was conducted on the basis of the
Development Area (WP), namely WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP
Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, WP Sukabumi dan
sekitarnya and WP Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung.
The objectives of this study were (1) to identify the type of land cover and
land cover change of each WP in West Java Province; (2) to identify the level of
regional development of each WP in West Java Province; (3) to analyze the index
and status of regional development sustainability of each WP in West Java Province.
Identification of land cover types and changes in WP of West Java Province in 2011,
2015 and 2019 were analyzed using ArcGIS 10.7.1 software. The identification of
the level of regional development is carried out using the scalogram method using
village potential data (PODES) 2018. The index and status of development
sustainability are stated based on the Rapfish approach (Rapid Assessment
Techniques for Fisheries) by applying the Multi-Dimensional Scale (MDS) method.
WP West Java Province has 17 types of landcover which reclassify into 6
landcover types. The dominant land cover in WP in 2011-2019 is agricultural land
and rice fields. There are 16 combinations of land cover changes from
natural/vegetated land to built-up land in the West Java WP which will then become
5 combinations of land cover changes. The biggest land cover change in the West
Java WP in 2011-2019 was dominated by the cover of paddy fields into built-up
land and built-up land. The results of the scalogram analysis showed that the highest
average IPW value was WP Bodebekpunjur, which was 69.51. The WP with the
lowest average IPW value is the WP Priangan Timur and Pangandaran, which are
35.95. Based on the results of the MDS Rapfish analysis, all West Java WPs have
the status of being less sustainable for the environmental dimension and quite
sustainable for the social dimension. In the economic dimension, only WP
Bodebekpunjur has a moderately sustainable status while other WPs have less
sustainable status.
Keywords: Multidimensional Scaling (MDS), Rapfish, scalogram, sustainability
status