Dampak Pola Tanam Berbasis Tanaman Pangan terhadap Pendapatan Usahatani pada Sentra Produksi Pangan di Kabupaten Jember
Abstract
Kabupaten Jember merupakan sentra produksi pangan Provinsi Jawa Timur. Distribusi pendapatan daerah Kabupaten Jember menunjukkan tanaman pangan sebagai ujung tombak petani. Padi, jagung, dan kedelai merupakan tiga komoditas pangan utama1dilihat dari luas lahan dan produksi. Kemiskinan masih menjadi persoalan yang dihadapi sektor pertanian dilihat dari tingginya angka kemiskinan di perdesaan. Pengaturan pola tanam berbasis tanaman pangan dalam setahun merupakan strategi yang dilakukan petani sebagai upaya meningkatkan pendapatan. Penelitian ini bertujuan a) mengkaji keragaan usahatani antar pola tanam pada daerah sentra pangan di Kabupaten Jember; b) menganalisis struktur biaya dan pendapatan antar pola tanam pada daerah sentra produksi pangan di Kabupaten Jember; c) menganalisis tingkat efisiensi antar pola tanam pada daerah sentra produksi pangan di Kabupaten Jember.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Ledokombo dan Bangsalsari yang ditentukan secara purposif dengan sampel sebanyak 110 responden yang tersebar pada ketiga pola tanam a) padi-padi-padi; b) padi-padi-jagung; dan c) padi-padi-kedelai. Tujuan pertama, keragaan usahatani antar pola tanam akan dianalis menggunakan deskriptif kuantitatif. Tujuan kedua mengenai struktur biaya dan pendapatan antar pola tanam dianalisis dengan menggunakan konsep biaya dan pendapatan kemudian dilakukan uji beda anova. Tujuan ketiga, mengenai efisiensi pendapatan antar pola tanam akan dihitung menggunakan konsep rasio R/C, selanjutnya dilakukan uji beda anova untuk menguji beda efisiensi usahatani antar pola tanam secara statistik.
Perhitungan struktur biaya usahatani pada ketiga pola tanam menggunakan analisis biaya tunai dan non tunai dengan memerhatikan komponen sewa lahan, irigasi, pajak, benih, pupuk, obat-obatan, mekanisasi pertanian, tenaga kerja baik luar keluarga maupun dalam keluarga, dan penyusutan alat pertanian. Hasil penelitian menunjukkan pola tanam berbasis tanaman pangan memberikan konsekuensi terhadap struktur biaya usahatani. Jika dilihat pangsa biaya khususnya pada sewa lahan, mekanisasi pertanian dan benih cukup berbeda antara pola tanam satu dan lainnya. Perbedaan biaya sewa lahan muncul dikarenakan perbedaan sebaran status kepemilikan lahan dan lokasi lahan antar pola tanam. Pola tanam padi-padi-kedelai memiliki biaya sewa lahan tertinggi dibandingkan kedua pola tanam lainnya. Hal ini dikarenakan lokasi lahan yang relatif strategis, misalnya dekat dengan jalan dan saluran irigasi.
Biaya mekanisasi pertanian pada pola tanam padi-padi-padi (12,49%) menonjol dibandingkan dengan pola tanam padi-padi-jagung (7,78%) dan padi-padi-kedelai (6,23%). Hal ini dikarenakan budidaya padi mulai dari pengolahan lahan hingga panen relatif lebih banyak melibatkan alsintan seperti traktor, Transplanter, dan Combine Harvest. Pola yang berbeda ditunjukkan pada penggunaan benih, dimana pangsa biaya komponen benih tertinggi ditempati oleh pola tanam padi-padi-jagung (5,69%), kemudian disusul padi-padi-kedelai (3,27%) dan padi-padi-padi (2,29%). Harga benih jagung relatif lebih tinggi dari pada harga benih padi dan kedelai. Hasil analisis menunjukkan tenaga kerja merupakan dua komponen yang memiliki pangsa biaya tertinggi pada ketiga pola tanam dengan nilai Rp. 17.491.667 (39,40%) untuk pola1tanam1padi-padi-padi, Rp. 17.175.659 (37,74%) untuk pola tanam padi-padi-jagung, dan Rp 17.839.102 (37,67%) untuk pola tanam padi-padi-kedelai. Sebaliknya, komponen dengan kontribusi biaya terendah pada ketiga pola tanam adalah penyusutan alat-alat pertanian, dengan nilai rata-rata di bawah 1%.
Hasil analisis menunjukkan untuk melaksanakan kegiatan usahatani dengan pola tanam padi-padi-kedelai membutuhkan biaya tertinggi (Rp. 47.358.544/ha) dibandingkan dengan kedua pola tanam lainnya, sebaliknya penerapan pola tanam padi-padi-padi membutuhkan biaya terendah (Rp. 44.393.595/ha). Hal ini menunjukkan dari segi biaya, pola tanam padi-padi-padi paling ekonomis untuk dilakukan dibandingkan pola tanam lainnya. Hasil analisis pendapatan atas biaya tunai dan biaya total menunjukkan bahwa pola tanam padi-padi-padi (Rp. 18.184.756/hektar) dan padi-padi-jagung (Rp. 18.103.654/ha) adalah kombinasi pola tanam tanaman pangan yang lebih menguntungkan secara finansial. Sementara itu, pola tanam padi-padi-kedelai memiliki tingkat pendapatan terendah pada lokasi penelitian dengan nilai Rp. 8.230.677/ha. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat perbedaan pendapatan yang siginikan antara ketiga pola tanam di Kabupaten Jember. Perbedaan pendapatan antar pola tanam bersumber dari perbedaan struktur biaya, produksi, dan harga yang diterima petani pada tiga kali musim tanam dalam setahun antar pola tanam. Efisiensi pada pola tanam padi-padi-padi (1,410) dan padi-padi-jagung (1,398) adalah yang lebih tinggi, sedangkan pola tanam padi-padi-kedelai memiliki nilai efisiensi terendah (1,174). Hasil analisis juga menunjukkan efisiensi usahatani antar ketiga pola tanam berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tanam padi-padi-padi dan padi-padi-jagung memiliki nilai pendapatan dan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan padi-padi kedelai. Penelitian mengenai pendapatan berbagai pola tanam yang dilakukan pada daerah produsen padi di Provinsi Jawa Timur; Jawa Tengah; dan Jawa Barat juga menunjukkan hasil yang sama dimana pola padi-padi-padi merupakan pola tanam yang memiliki tingkat pendapatan tertinggi dibandingkan dengan pola tanam lainnya. Maka dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani tanaman pangan melalui pengaturan pola tanam setahun khususnya di Kabupaten Jember, pola tanam tanaman pangan yang direkomendasikan adalah padi-padi-padi dan padi-padi-jagung dilihat dari hasil analisis biaya, dan pendapatan. Hal ini sejalan dengan dengan penjabaran visi dan misi pembangunan pertanian di Kabupaten Jember periode 2016-2020, dimana memiliki tujuan untuk a) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, dan b) meningkatkan ketersediaan untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]