Transmisi Harga Kakao antara Pasar Indonesia dengan Pasar Tujuan Ekspor.
Date
2022-01-25Author
Dewi, Novi Mutiara
Harianto, Harianto
Swarsinah, RR Heny Kuswanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Kakao adalah salah satu dari 10 komoditas utama ekspor Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk. Pasar utama produk kakao Indonesia sebagian besar berada pada daerah Asia. Indonesia terus berusaha untuk memperluas pasar produk kakao dengan mengikuti The Internasional Cocoa Organization (ICCO) sebagai negara eksporter sejak tahun 2012. Strategisnya komoditas kakao menjadikan permintaan akan produk tersebut semakin meningkat. Permintaan tersebut merupakan stimulus akan produksi yang melimpah. Namun, ada hal yang lebih menstimulasikan sebuah produksi, yaitu sinyal harga sebuah komoditas. Pergerakan harga komoditas kakao dunia cukup fluktuatif sehingga rentan disalahgunakan oleh importir dalam memberikan harga permintaan. Hal tersebut menyebabkan adanya disparitas harga yang akan menimbulkan ketidakpastian bagi produsen. Oleh karena itu Indonesia sebagai negara produsen perlu mengetahui bagaimana pergerakan harga yang terjadi melalui transmisi harga sehingga dapat melihat pergerakan harga dari pasar Indonesia ke pasar negara tujuan utama. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis transmisi harga produk-produk kakao antara pasar Indonesia dengan pasar tujuan ekspor. Penelitian ini menggunakan analisis Nonlinear Autoregressive Distributed Lag Model (NARDL). Data yang digunakan adalah data time series pada bulan Januari 2009-Januari 2019. Data yang digunakan sebelumnya telah melewati beberapa uji, diantara uji stasioneritas, penentuan lag optimal dan uji kointegrasi menggunakan bound test.. Penelitian ini menganalisis lima produk kakao dengan 6 digit Harmonized System (HS) Code, yaitu biji kakao, pasta kakao dengan lemak, pasta kakao tanpa lemak, kakao butter, dan kakao bubuk. Hasil analisis menunjukkan bahwa ditemukan transmisi harga asimetri pada jangka pendek pada produk pasta kakao non lemak di pasar Amerika Serikat. Pada jangka panjang transmisi harga asimetri ditemukan pada produk biji kakao antara pasar Indonesia dengan pasar Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura; produk pasta kakao dengan lemak antara pasar Indonesia dengan pasar Jerman; produk pasta kakao non lemak antara pasar Indonesia dengan pasar Amerika Serikat dan Spanyol; dan produk bubuk kakao antara pasar Indonesia dengan pasar Filipina, Cina, dan Malaysia. Disarankan bagi stakeholder terkait terutama para pemain baru dalam eksportir produk kakao untuk mengekspor produknya ke wilayah dengan transmisi harga simetri yang berarti memiliki kecenderungan pada pasar persaingan sempurna sehingga memudahkan pelaku bisnis untuk masuk ke dalam pasar. Sangat disarankan kepada pemerintah untuk dapat menekan tarif yang dibebankan untuk dapat mengekspor di wilayah Uni Eropa. Dengan hasil penelitian ini, penulis juga merekomendasikan kepada petani sebagai produsen utama dalam kegiatan ekspor untuk memperhatikan GAP (Good Agriculture Practices) agar hasil panen dapat memiliki nilai jual yang tinggi.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]