Manajemen Usaha Perikanan Tangkap Gillnet Skala Kecil di Kota Palembang
Abstract
Secara umum, produksi perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan
berfluktuasi setiap tahunnya, namun untuk Kota Palembang produksinya
cenderung mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut
diduga usaha nelayan di Kota Palembang dalam kondisi merugi, yang akhirnya
akan berdampak pada tingkat kesejahteraan nelayannya. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan karakteristik usaha perikanan gillnet skala kecil di Kota
Palembang, menganalisis finansial usaha perikanan gillnet skala kecil di Kota
Palembang, dan merumuskan strategi manajemen usaha perikanan gillnet skala
kecil di Kota Palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif, analisis
finansial, dan analisis SWOT. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ukuran
armada kapal gillnet di Kota Palembang cukup beragam, yakni 16 GT, 17 GT, 18
GT, 20 GT, 25 GT, 27 GT, 28 GT dan 29 GT. Sistem bagi hasil yang diterapkan
nelayan gillnet Kota Palembang yaitu 50 : 50, untuk pemilik menerima 50%
sedangkan untuk nakhoda dan ABK menerima 50%. Usaha penangkapan ikan
menggunakan gillnet di Kota Palembang ternyata masih mendapatkan keuntungan
sebesar Rp 1.325.000.000 per tahun dengan R/C rasio sebesar 2,59, sehingga
dapat dinyatakan layak usaha. Strategi diperlukan untuk mengembangkan
perikanan gillnet yang berkelanjutan di masa mendatang diantaranya adalah
efisiensi armada perikanan gillnet, memperluas jangkauan daerah penangkapan
ikan, menyediakan sumber permodalan atau akses perbankan, dan peningkatan
fasilitas tempat pendaratan. In general, fisheries production in South Sumatra Province fluctuates every
year, but in Palembang City, production tends to decrease in recent years. It is
suspected that the fishing business in Palembang City is in a state of loss, which
will ultimately impact the welfare of the fisher. The purpose of this study was to
describe the characteristics of small-scale gillnet fisheries in Palembang City,
analyze the financials of small-scale gillnet fisheries in Palembang City, and
formulate a management strategy for small-scale gillnet fisheries in Palembang
City. The method used in this research is a survey method using a descriptive
analysis approach, financial analysis, and SWOT analysis. The results show that
the size of the gillnet fleet in Palembang City is quite diverse, namely 16 GT, 17
GT, 18 GT, 20 GT, 25 GT, 27 GT, 28 GT and 29 GT. The profit-sharing system
applied by gillnet fisher in Palembang City is 50: 50, for owners to receive 50%
while for skippers and crew members receive 50%. The fishing business using
gillnets in the city of Palembang is still getting a profit of Rp. 1,325,000,000 per
year with an R/C ratio of 2.59, so the business is feasible. Then, several strategies
are needed to develop sustainable gillnet fisheries in the future, including gillnet
fisheries’ efficiency, expanding fishing ground, providing sources of capital or
banking access, and improving landing site facilities.