Sifat Tekuk Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolaceae) dengan Variasi Jumlah Kolom Bambu
Date
2022Author
Septiyani, Dina Nur
Nugroho, Naresworo
Bahtiar, Effendi Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Bambu merupakan salah satu material konstruksi yang tersebar melimpah di daerah tropis. Bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea) memiliki buluh berwarna kehitaman dan telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk geometri, sifat fisis, dan kapasitas tekan bambu, selanjutnya menganalisis pengaruh jumlah komponen penyusun multikolom bambu terhadap kapasitas tekan kolom. Contoh uji buluh bambu dipotong dengan ukuran 1 meter, 2 meter, dan 3 meter masing-masing ukuran berjumlah 30 sampel. Sampel diikat menggunakan tali ijuk berjarak 40 cm antar ikatan dengan variasi 2, 3, dan 4 komponen kolom bambu. Pengikatan kolom bambu menggunakan simpul pangkal. Pengujian tekuk menggunakan Universal Testing Machine (UTM) SATEC-Baldwin kapasitas 30 ton dan alat mesin uji tekuk kolom bambu ukuran penuh kapasitas 100 ton. Berdasarkan uji ancova jumlah komponen bambu dan kapasitas tekan dugaan berpengaruh nyata terhadap kapasitas tekan bambu. Semakin banyak jumlah komponen bambu yang menyusun sebuah kolom, kapasitas tekan kolom tersebut juga semakin besar. Sedangkan ukuran bambu secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap kapasitas tekan bambu karena berautokorelasi dengan kapasitas tekan dugaan. Kapasitas tekan dugaan merupakan jumlah kapasitas tekan setiap batang bambu yang menyusun sebuah kolom. Pada contoh uji dengan panjang 1 m dan 2 m nilai kapasitas tekan kolom yang tersusun oleh beberapa batang bambu lebih rendah dibandingkan nilai estimasinya. Nilai estimasi kapasitas kolom menahan tekuk merupakan jumlah nilai kapasitas tekan setiap batang bambu penyusunnya yang telah direduksi dengan faktor tekuk. Pada penelitian ini diameter bambu hitam cukup besar, sehingga pada contoh uji 1 m dan 2 m peristiwa tekuk tidak terjadi. Kolom berukuran 1 m dan 2 m tidak termasuk kolom langsing tetapi masih berada dalam wilayah kolom berukuran sedang, sehingga jumlah komponen penyusun kolom tidak meningkatkan nilai faktor reduksi tekuk secara signifikan. Contoh uji 3 meter sudah mengalami tekuk akibat beban tekan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai kapasitas tekan dugaan (Fcr estimate) yang lebih rendah daripada nilai empirisnya (Fcr empiris). Bamboo is a construction material that abundancely spread in tropical regions. Hitam bamboos (Gigantochloa atroviolacea) have black-colored culm and they have been cultivated in Indonesia. The purpose of this study is to describe the shape of the geometry, the physical properties, and the compressive capacity of bamboo, then to analyze the effect on the number constituent components bamboo multicolumn to the compressive capacity of columns. Bamboo culm specimens were cut to the size of 1 m, 2 m, and 3 m length. The number of specimens of each length are 30, thus the total specimens are 90. The bamboo culms are tied using rope fibers at 40 cm interval to build a multicolumn. Each multiculm are made from 2, 3, or 4 pieces of bamboo culms. The clove hitch methods are applied to tie the components to become a multiculms. Compression test are conducted to 1 m and 2 m specimens using a Universal Testing Machine (UTM) SATEC-Baldwin 30 tons capacity, while the 3 m specimens are tested using UTM 100 tons capacity. Based on the ancova test, the number of bamboo components and the estimated compressive capacity significantly affect the empiric compressive capacity of bamboo multicolumn. Increasing the number of components that compose a multicolumn produces greater compressive capacity. The dimension (length, diameter, and thickness) of the bamboo does not statistically affect the compressive capacity because dimension has autocorrelation with the estimated compressive capacity. The estimated compressive capacity is the sum of the compressive capacities of each bamboo culms that composes a column. The compressive capacity value of 1 m and 2 m length columns are lower than the estimated value. The estimated buckling capacity of column is the compressive strength that has been reduced by its buckling factor. In this study, the diameter of the hitam bamboo is big enough, so that 1 m and 2 m length specimens does not buckle because theya are still in medium length column. The number of medium length multicolumn’s components does not significantly increase the buckling reduction factor. The 3 m length specimens buckle due to compressive loads which is justified by the estimated compressive capacity (Fcr estimate) is lower than the empirical value (Fcr empirical).
Collections
- UT - Forestry Products [2391]