Aspek Teknis Dan Kelayakan Ekonomis Pemanfaatan Kayu Sebagai Bahan Bakar Substitusi Di Pabrik Semen : Studi Kasus di PT. Holcim Narogong
Abstract
Batu bara selama ini masih merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar industri di Indonesia. Indonesia termasuk negara dengan sumber tambang batu bara terbesar di dunia. Cadangannya diperkirakan 36,3 milyar ton. Dari total sumber daya tersebut, hanya 7,6 milyar ton yang dapat dikatakan sebagai cadangan pasti (reserve). Sekitar 58,5% dari cadangan batu bara tersebut tergolong batubara muda (lignite), sisanya tergolong pada sub-bituminous (26,6%), bituminous (14 %) dan antrasit (0,1%). Penyebaran terbesar berada di Kalimantan Timur (50,1 %), Kalimantan Selatan (23,5 %) dan Sumatra Selatan ( 23,2 ). Kendala yang dihadapi dalam pemakaian batu bara muda ini adalah nilai kalor yang rendah, sedangkan kadar sulfur dan air tinggi. Kendala lain yang dihadapi produsen dan pengguna batu bara adalah masalah harga yang fluktuatif namun cenderung naik, baik harga batu bara internasional maupun harga batu bara domestik. PT Holcim Indonesia (dulunya PT Semen Cibinong), telah berdiri dan aktif melakukan kegiatan pertambangan sejak tahun 1971 di Bogor. PT. Holcim Indonesia memiliki dua pabrik semen yang beroperasi di Narogong dan Cilacap serta tambang agregat terbesar di pulau Jawa dengan kapasitas produksi sebesar 7,9 juta ton semen. Holcim Indonesia adalah produsen terkemuka yang menghasilkan semen, beton jadi dan agregat, secara terintegrasi di pasar. Pabrik Narogong terletak di Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor menempati areal seluas 13.337,81 Ha. Sampai bulan Desember 2006, luas quari batu gamping yang telah terbuka adalah 214,69 Ha, tanah liat 47,8 Ha dengan elevasi terendah 84 m dpl. Luas area yang sudah ditambang sampai elevasi terendah mencapai 78,9 Ha. Area dengan elevasi terendah tersebut telah dimanfaatkan antara lain untuk penghijauan 15,43 Ha, settling pond 8,19 Ha, reklamasi 8 Ha, area topsoil 0,65 Ha dan tapak pabrik/bangunan 46,63 Ha. PT. Holcim juga telah mempunyai rencana reklamasi serta rencana revegetasi untuk jangka waktu 20 tahun (2002 – 2022).
Collections
- MT - Forestry [1373]