Keragaman Genetik Populasi M2 Cabai (Capsicum annuum L.) Berdasarkan Karakter Morfologi dan Penanda Molekuler
Date
2022-01-07Author
Nugroho, Kristianto
Trikoesoemaningtyas
Syukur, Muhamad
Lestari, Puji
Metadata
Show full item recordAbstract
Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi.
Sebagai salah satu komoditas pertanian yang dikonsumsi segar, kualitas buah
menjadi salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
mengonsumsi buah cabai. Upaya perbaikan karakter produksi dan ukuran buah cabai
varietas Lingga dapat dilakukan melalui teknik induksi mutasi melalui pemanfaatan
iradiasi sinar gamma. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu:
(1) Analisis keragaman genetik populasi M2 cabai hasil iradisasi varietas Lingga
berdasarkan karakter morfologi, (2) Analisis keragaman genetik sepuluh genotipe
mutan terpilih yang menunjukkan perubahan pada ukuran buah menggunakan
penanda mikrosatelit, dan (3) Analisis variasi nukleotida pada enam genotipe mutan
yang menunjukkan perubahan ukuran buah menggunakan primer spesifik gen terkait
karakter ukuran buah. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sejak Agustus 2020
hingga April 2021 bertempat di Rumah Kaca, Kebun Percobaan, dan Laboratorium
Biologi Molekuler BB Biogen, Cimanggu, Bogor.
Pada kegiatan analisis keragaman genetik berdasarkan karakter morfologi,
sebanyak 350 genotipe mutan generasi M2 beserta varietas Lingga dievaluasi
karakter morfologinya. Pengamatan dilakukan terhadap 16 karakter kualitatif cabai
yang terdiri atas tipe pertumbuhan tanaman, warna batang, bentuk batang, warna
daun, bentuk daun, posisi bunga, warna mahkota bunga, warna anther, warna
filamen, warna buah muda, warna buah masak, bentuk buah, permukaan kulit buah,
bentuk pangkal buah, bentuk ujung buah, dan penampang melintang buah.
Sementara itu pengamatan terhadap karakter kuantitatif cabai meliputi 13 karakter
antara lain tinggi tanaman (cm), panjang batang (cm), diameter batang (mm), lebar
tajuk (cm), panjang daun (cm), lebar daun (cm), umur berbunga (HST), umur panen
(HST), panjang buah (cm), diameter buah (mm), tebal kulit buah (mm), bobot per
buah (g), dan bobot total buah per tanaman (g). Pengamatan dilakukan berdasarkan
panduan deskripsi dari International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI).
Hasil analisis menunjukkan iradiasi sinar gamma pada dosis 450 Gy mampu
meningkatkan keragaman genetik pada dua karakter kuantitatif yaitu umur panen
dan lebar tajuk pada populasi M2 cabai yang digunakan pada penelitian ini. Karakter
panjang buah, diameter buah, bobot per buah, panjang daun, lebar daun, dan lebar
tajuk pada populasi M2 menunjukkan nilai heritabilitas arti luas yang tinggi.
Analisis sidik lintas menunjukkan terdapat dua karakter yang memiliki pengaruh
langsung yang besar terhadap peningkatan hasil yaitu lebar tajuk dan diameter
batang. Analisis komponen utama menunjukkan terdapat dua komponen utama yang
berpengaruh terhadap 78,54% dari keragaman yang ada. Analisis klastergram
menunjukkan pengelompokkan genotipe mutan dan karakter kuantitatif pada dua
klaster utama. Adanya intensitas warna yang bervariasi pada klastergram
menunjukkan terdapatnya keragaman di antara genotipe mutan yang dianalisis.
Analisis molekuler dilakukan terhadap sepuluh genotipe mutan yang
menunjukkan perubahan ukuran buah yaitu genotipe L9, L11, L111, L87, L106, L111, L269, L275, L298, L312, dan L352 menggunakan 27 penanda mikrosatelit
yang berasal dari beberapa referensi. Analisis molekuler menggunakan penanda
mikrosatelit menunjukkan adanya pemisahan antara varietas Lingga dan genotipe
mutan menjadi dua klaster pada koefisien kemiripan genetik 0,57. Dari kesepuluh
genotipe mutan yang dianalisis, terdapat tiga genotipe dengan kemiripan genetik
terendah dengan Lingga yaitu genotipe L275, L312, dan L352 dan satu genotipe
mutan dengan kemiripan genetik paling tinggi dengan Lingga yaitu L106. Analisis
polimorfisme marka menunjukkan bahwa sebanyak enam penanda mikrosatelit yang
digunakan pada penelitian ini yaitu CAN130829, CAMS390, GPMS29, CAMS134,
CAMS362, CAMS839, EPMS441, dan HPMS2-21 memiliki tingkat informativitas
tinggi (PIC >0,7) yang dapat digunakan untuk menganalisis keragaman genetik
genotipe mutan cabai lain ke depannya maupun sebagai alat bantu seleksi pada
generasi selanjutnya.
Analisis molekuler lanjutan menggunakan primer spesifik gen terkait ukuran
buah dilakukan terhadap enam genotipe mutan yaitu genotipe L9, L111, L269,
L275, L298, dan L352. Sebanyak lima pasang primer spesifik gen yang didesain di
daerah ekson pada sekuen gen Big Brother, Ovate, dan KLUH/CYP78A5 digunakan
untuk mengamplifikasi DNA keenam genotipe mutan tersebut. Hasil sekuensing
Sanger menunjukkan sebanyak 41 perubahan basa berhasil diidentifikasi pada
sekuen genotipe mutan pada penelitian ini, yang meliputi 22 perubahan basa bersifat
insersi dan delesi (InDel) serta 19 lainnya berupa SNP. Sebanyak 15 SNP dari total
19 SNP yang diidentifikasi berupa transversi (perubahan basa purin ke pirimidin
atau sebaliknya) dan sisanya berupa transisi (perubahan basa purin ke purin atau
pirimidin ke pirimidin). Sementara itu, sebanyak 17 SNP bersifat non sinonimus
yang menyebabkan terjadinya perubahan asam amino sedangkan dua SNP lainnya
bersifat sinonimus yang tidak menyebabkan perubahan asam amino. Analisis
asosiasi antara SNP yang diidentifikasi dengan karakter panjang dan diameter buah
menunjukkan asosiasi yang bersifat tidak signifikan dan membuat SNP yang
diidentifikasi pada penelitian ini tidak dapat digunakan untuk mendesain marka
molekuler fungsional. Analisis filogenetik berdasarkan alel SNP yang diidentifikasi
menunjukkan pengelompokkan genotipe mutan cabai dalam dua klaster utama,
dengan pemisahan genotipe L269 pada klaster yang berbeda dari vaerietas Lingga.
Kata kunci: induksi mutasi, keragaman genetik, mikrosatelit, morfologi, SNP
Collections
- MT - Agriculture [3781]