Model Perencanaan Penggunaan Lahan Sawah Berbasis Skenario Perubahan Iklim di Kabupaten Sukabumi
Date
2021Author
Siska, Widia
Widiatmaka
Setiawan, Yudi
Adi, Setyono Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi padi yang menyumbang 5% dari total produksi padi di Provinsi Jawa Barat. Luas lahan sawah di Kabupaten Sukabumi menyusut sebesar 8.206 ha dari 63.986 ha pada tahun 2014, menjadi 55.780 ha di tahun 2018. Penyusutan lahan sawah berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan pangan. Jumlah penduduk di Kabupaten Sukabumi meningkat sejumlah 0,19 juta jiwa dari 2,27 juta jiwa pada tahun 2008, meningkat menjadi 2,46 juta jiwa di tahun 2018. Ketimpangan antara laju alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lahan non-pertanian dan petumbuhan penduduk akan meningkatkan resiko kerawanan pangan Kabupaten Sukabumi di masa depan. Selain alih fungsi lahan, perubahan iklim juga beresiko menurunkan kedaulatan pangan Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2019, seluas 7.500 ha lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi mengalami kekeringan, diantaranya 3.260 hektar tanaman padi mengalami puso atau gagal panen. Oleh sebab itu perlu dilakukan perencanaan penggunaan lahan dan penataan ruang yang seimbang berdasarkan model prediksi penggunaan lahan dan prediksi iklim di masa mendatang sebagai upaya penyusunan strategi mitigasi kerawanan pangan di Kabupaten Sukabumi.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah merumuskan arahan dan strategi kebijakan ketersediaan pangan beras Kabupaten Sukabumi sampai tahun 2032. Untuk mencapai tujuan utama tersebut, penelitian penelitian ini memiliki tujuan antara yaitu: (1) Mendelineasi perubahan penggunaan/tutupan lahan tahun 2010, 2015 dan 2020; (2) Membangun model prediksi penggunaan/tutupan lahan tahun 2032 dengan pendekatan Cellular Automata-Markov; (3) Menganalisis perubahan kesesuaian lahan tanaman padi berdasarkan data proyeksi iklim; (4) Menganalisis neraca beras Kabupaten Sukabumi; dan (5) Menyusun arahan dan strategi penjagaan kecukupan pangan beras di Kabupaten Sukabumi.
Penelitian dilakukan pada bulan September 2020-Maret 2021 di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Identifikasi penggunaan/tutupan lahan menggunakan citra Landsat 5 tahun 2010, dan citra Landsat 8 untuk tahun 2015 dan tahun 2020. Interpretasi citra dilakukan berdasarkan pada pengenalan ciri objek secara spasial. Klasifikasi penggunaan lahan dibedakan menjadi 6 kelas yaitu sawah, badan air, pemukiman, bervegetasi, hutan dan tanah terbuka (berdasarkan SNI 7645-2014). Analisis faktor pendorong perubahan penggunaan/tutupan lahan menggunakan regresi logistic biner. Variable faktor-faktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak ke jalan, jarak ke sungai, jarak ke pusat kecamatan, jarak ke pemukiman, elevasi, curah hujan dan lereng. Prediksi perubahan penggunaan/tutupan lahan tahun 2032 dianalisis menggunakan peta penggunaan/tutupan lahan tahun 2010, 2015 dan tahun 2020. Model ini dijalankan dengan perangkat lunak Terrset dengan modul Cellular Automata Markov (CA Markov) yang merupakan kombinasi dari modul Markov Chain dan Multi-Objective Land Allocation (MOLA). Filter yang digunakan adalah filter berukuran 5×5 yang merupakan filter default pada software Terrset 18.31. Curah hujan dan suhu merupakan parameter yang dianalisis dalam kesesuaian lahan tanaman padi. Kesesuaian dilakukan dengan cara membandingkan (matching) kriteria kesesuaian dengan dengan persyaratan tumbuh tanaman padi. Data iklim global MIROC5 di lakukan koreksi faktor bias. Neraca beras Kabupaten Sukabumi di analisis secara statistical. Strategi swasembada beras dapat dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman, dan pemanfaatan lahan kering dengan mempertimbangkan ketersediaan air. Identifikasi lahan potensial pertanaman padi di Kabupaten Sukabumi, baik lahan sawah maupun lahan kering dilakukan melalui tumpang tindih peta penggunaan lahan tahun 2020, peta sungai, peta lahan kering, data/peta indeks pertanaman di Kabupaten Sukabumi dan teknologi pengelolaan air pertanian.
Hasil analisis penggunaan/tutupan lahan menunjukkan selama kurun waktu 10 tahun (2010-2020), sawah di Kabupaten Sukabumi mengalami penurunan seluas 8.756,10 ha. Hasil pemodelan prediksi tutupan lahan untuk tahun 2032 menggunakan metode CA-Markov menunjukkan bahwa lahan sawah Kabupaten Sukabumi tahun 2032 di proyeksikan menyusut menjadi 51.965,77 ha, dari 58.811,35 ha di tahun 2020. Secara linear terjadi penyusutan kurang lebih 570 ha per tahun yang terkonversi menjadi non sawah. Hasil klasifikasi skenario iklim RCP4.5 untuk Kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa kesesuaian iklim tanaman padi tahun 2032 untuk parameter curah hujan tahunan masih tergolong sangan sesuai (S1), namun jika dilihat dari besarannya, curah hujan tahunan tahun 2032 jauh menurun dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini mengindikasikan meningkatnya resiko kekeringan pertanaman padi pada tahun 2032. Hasil analisis proyeksi neraca beras berdasarkan hasil pemodelan proyeksi penggunaan/tutupan lahan menunjukkan surplus produksi pangan Kabupaten Sukabumi menurun sebesar 11,46%, dari 57,48% pada tahun 2021 menjadi 46,02 % pada tahun 2032. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arah strategi penjagaan swasembada beras adalah optimalisasi lahan sawah tadah hujan melalui pembangunan infrastruktur bangunan air. Insfrastruktur bangunan air yang disarankan yaitu long storage, Embung dan Sumur dalam. Selain itu, dukungan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah menjadi hal yang sangat penting, kebijakan dapat berupa regulasi/legislasi atau peraturan perundang-undangan maupun program dan kebijakan dalam kaitannya dengan tata kelola pengembagaan dan peruntukan lahan serta pengembangan infrastruktur.