Karakteristik Fisik, Kimia, dan Aktivitas Antioksidan Kopi Liberika dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.
View/ Open
Date
2021Author
Hanifah, Dirayati
Andarwulan, Nuri
Herawati, Dian
Metadata
Show full item recordAbstract
Kopi liberika merupakan salah satu spesies kopi yang diperdagangkan di Indonesia. Salah satu daerah penghasil kopi liberika di Indonesia adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi yang tersebar di 5 Kecamatan (Betara, Bram Itam, Kuala Betara, Pengabuan, Senyerang). Informasi terkait karakteristik kopi liberika dari Jambi masih terbatas, sehingga eksplorasi terkait karakteristik fisik, kimia, hingga sifat fungsionalnya perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pola budi daya dan pengolahan pasca panen, karakterisasi morfologi daun dan buah ceri kopi, fisiko-kimia umum, senyawa volatil secara untargeted, senyawa non-volatil secara untargeted dan targeted, dan aktivitas antioksidan kopi liberika dari 5 Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, mengevaluasi pengaruh penyangraian (tingkat sedang) terhadap parameter uji, serta mengetahui korelasi senyawa non-volatil yang meliputi asam klorogenat (CQA) dan alkaloid terhadap aktivitas antioksidan pada masing-masing sampel kopi biji dan kopi sangrai.
Karakterisasi morfologi daun dan buah ceri kopi serta evaluasi pola budi daya dan pengolahan pasca panen dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara pada petani dan pengolah kopi biji di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Analisis karkteristik fisik, kimia, dan aktivitas antioksidan kopi liberika dilakukan pada sampel kopi biji dan kopi sangrai dari 5 Kecamatan meliputi analisis fisiko-kimia umum (dimensi, densitas kamba, massa biji, warna, kadar air, total padatan terlarut (TPT), pH), analisis senyawa volatil secara untargeted dengan GC-MS, analisis senyawa non-volatil secara untargeted dengan LC-MS/MS, analisis senyawa non-volatil secara targeted meliputi (CQA isomer 3, 4, 5) dan alkaloid (trigonelin, teobromin, kafein), dan analisis aktivitas antioksidan (DPPH IC50, FRAP).
Tanaman kopi liberika dari 5 Kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki karakteristik daun dan buah ceri kopi serta tahap pengolahan pasca panen yang beragam, serta pola budi daya yang mirip. Analisis senyawa volatil secara untargeted menunjukkan terdapat 84 senyawa volatil yang terdeteksi pada kopi biji, sedangkan berdasarkan analisis senyawa non-volatil secara untargeted terdapat 41 senyawa non-volatil dugaan yang teridentifikasi pada kopi biji. Senyawa volatil dominan yang terkandung pada kopi biji meliputi kelompok senyawa asam, aldehid, ester, dan alkohol, sedangkan senyawa non-volatil dominan yang terkandung pada kopi biji meliputi kelompok senyawa fenolik dan asam amino. Analisis senyawa non-volatil secara untargeted tidak dapat memetakan kopi biji dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Kopi biji dari 5 Kecamatan memiliki karakteristik fisiko-kimia umum (lebar, volume, densitas kamba, massa biji, warna, kadar air), kadar asam klorogenat (3CQA, 4CQA, 5CQA), alkaloid (trigonelin, teobromin, kafein), dan aktivitas antioksidan (FRAP, DPPH IC50) yang berbeda (p<0,05) antar Kecamatan. Analisis PCA pada paremeter fisik, kimia, dan aktivitas antioksidan dapat mengelompokkan kopi biji menjadi 4 kelompok yakni 1) kelompok kopi biji Betara dan kopi biji Pengabuan yang diasosiasikan dengan L* (kecerahan), b* (kekuningan), pH, dan kadar trigonelin, serta 2) kopi biji Bram Itam yang diasosiasikan dengan densitas kamba, 3) kopi biji Kuala Betara yang diasosiasikan dengan kafein, teobromin, asam klorogenat, dan aktivitas antioksida, dan 4) kopi biji Senyerang yang diasosiasikan dengan kadar air, massa biji, dan nilai a* (kemerahan).
Penyangraian (tingkat sedang) mampu mendeteksi 174 senyawa volatil dan 43 senyawa non-volatil dugaan pada kopi liberika dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Senyawa pirazin dan furan merupakan kelompok senyawa volatil dominan pada kopi sangrai, sedangkan alkaloid dan asam lemak merupakan kelompok senyawa non-volatil dominannya. Analisis senyawa non-volatil secara untargeted juga tidak mampu memetakan kopi sangrai dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Penyangraian (tingkat sedang) menghasilkan karakteristik warna, massa biji, tebal, kadar asam klorogenat (3CQA, 4CQA, 5CQA), dan alkaloid (teobromin, kafein) yang sama (p>0,05) antar Kecamatan. Hal ini juga ditunjukkan dengan tidak adanya pengelompokkan kopi sangrai dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat berdasarkan paremeter fisik, kimia, dan aktivitas antioksidannya dengan analisis PCA. Penyangraian (tingkat sedang) mampu meningkatkan nilai a* (kemerahan), dimensi, jumlah relatif senyawa volatil (aldehid, alkohol, benzen, pirol, piridin, furan, pirazin, keton, cyclopenten, ester, asam, terpen, tiazol, lakton, sulfur), persen area relatif senyawa non-volatil (alkaloid, asam lemak), namun menurunkan nilai L* (kecerahan), nilai b* (kekuningan), massa biji, densitas kamba, kadar air, persen area relatif senyawa non-volatil (fenolik, asam amino), dan kadar asam klorogenat (3CQA, 4CQA, 5CQA) (p<0,05) pada kopi liberika. Namun demikian, penyangraian tidak berpengaruh terhadap jumlah relatif senyawa volatil (hidrokarbon), persen area relatif senyawa non-volatil (asam organik), kadar alkaloid (trigonelin, teobromin, kafein), dan aktivitas antioksidan (DPPH IC50, FRAP) (p>0,05) dari kopi liberika.
Senyawa asam klorogenat (4CQA, 5CQ) dan alkaloid (teobromin, trigonelin, kafein) berkorelasi negatif terhadap aktivitas antioksidan (DPPH IC50), sedangkan korelasi positif diperoleh dari senyawa asam klorogenat (3CQA, 4CQA, 5CQA), alkaloid (teobromin, kafein) terhadap aktivitas antioksidan (FRAP) pada kopi biji. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa asam klorogenat dan alkaloid berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan (DPPH IC50, FRAP) dari kopi biji liberika. Namun, tidak diperoleh korelasi senyawa asam klorogenat (3CQA, 4CQA, 5CQA) dan alkaloid (trigonelin, teobromin, kafein) terhadap aktivitas antioksidan (DPPH IC50, FRAP) pada kopi sangrai.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2206]